00 : Prolog

15 7 1
                                    

୨⎯  Happy Reading ⎯ ୧

Memiliki orang tua yang tegas akan nilai sangatlah membuat tertekan.

Begitu lah Lanny Abhicandra, anak bungsu sekaligus anak perempuan dari keluarga Abhicandra.

Lanny ini memang sudah pintar dari sananya. Dari kecil ia suka belajar. Dari sekolah dasar nilainya selalu bagus dan selalu juara kelas.

Namun semakin bertumbuhnya Lanny ia menyadari seberapa tidak bebasnya dirinya dengan semua ini. Lanny mulai muak dengan tingkah orang tuanya yang melarangnya melakukan sesuatu selain belajar.

Ia bosan. Belajar membuatnya kehilangan orang terdekatnya. Prestasi bagus yang seharusnya menjadi kebanggaan untuknya malah membuat orang-orang terdekatnya menjauh. Membuat dirinya dipandang sebagai musuh oleh sahabat bahkan keluarganya.

Meskipun dipandang seperti itu, dirinya tetap menunjukkan ekspresi tenang dan terlihat baik-baik saja dengan itu semua.

Lanny memang pintar memainkan ekspresi wajah dan emosinya sendiri.

Sehingga semua tertipu dengan wajah ceria nya setiap hari. Tanpa tahu bahwa wajah itu sudah sangat buruk dengan mata sembab dan kantung mata hitam. Semuanya tidak tahu dibalik riasan yang gadis itu selalu pakai untuk menutupi wajah aslinya.

Bahkan sekarang. Lanny sangat terlihat kacau dengan baju basah kuyup karena hujan, air mata yang juga mengalir dengan air hujan diwajahnya.

Lanny lagi-lagi merasa lelah.

Lelah akan dunia yang ia miliki.

Muak dengan dunia yang ia tempati.

Bagi Lanny dirinya yang asli sudah lama mati. Senyum yang tulus dan bahagia sudah lama hilang saat ia mengetahui saudaranya sudah meninggalkannya sendiri didunia.

Pinondreas Abhicandra, kakak laki-laki tersayangnya meninggal karena bunuh diri karena tekanan dari kedua orang tua mereka.

Tapi ayah dan bunda nya dulu menggatakan sang kakak tercintanya itu hanya menggalami kecelakaan dan bukan lah bunuh diri. Itu semua jelas bohong.

Lanny bahkan tahu penyebab kakaknya meninggal dunia. Sangat tahu.

"Aku benci dunia!"

"Aku benci diri aku sendiri!"

Teriak Lanny dengan lantang di pinggir danau. Suaranya itu tidak seberapa dengan suara hujan yang kian deras. Bahkan langit pun merasakan kepedihan di hati seorang gadis yang terduduk dipinggir danau menangis kencang dan terus berteriak kenapa takdirnya seperti ini.

Sekali lagi Lanny melihat kearah danau yang airnya mungkin menaik karena hujan. Lanny teringat dengan sosok kakaknya yang juga meninggal disini. Dengan keadaan yang sama hujan seperti sekarang.

Sekarang otak Lanny tidak bekerja dengan waras, tubuhnya memaksanya berjalan kearah jembatan dan berdiri di atas pagar pembatas jembatan itu.

Otaknya sudah bekerja dengan gila. Menyuruh Lanny untuk lompat dan menyudahi hidupnya didunia yang menyiksa ini.

Lanny tertegun beberapa saat. Ia menghembuskan nafasnya kasar. Bersiap mempertemukan tubuhnya dengan air yang ia sendiri tidak tahu seberapa dalam.

"Kak pino tungguin adek disana"

Saat sudah benar-benar akan melompat.

Tubuhnya di tarik cepat oleh seseorang dari belakang. Menggagalkan aksi bunuh dirinya.

"LO GILA HAH??! KALAU MAU MATI TAU WAKTU DULU ITU DANAU AIRNYA LAGI NAIK KALO LO TERJUN SEKARANG GUE PASTIIN MAYAT LO GAK AKAN MUDAH DITEMUIN. MAYAT LO BAKAL KEDORONG ARUS AIR DAN GUE JUGA YAKIN ARWAH LO GABAKALAN TENANG" Omel seseorang yang sudah menyelamatkan dirinya dari ide gila otaknya.

Lanny masih shock, kesadarannya kembali. Kembali mengingat hal bodoh yang akan ia lakukan tadi.

Seorang lelaki yang dihadapannya masih saja mengomel tapi tidak dihiraukan oleh Lanny.

Air matanya masih turun. Sekarang ia merasa kepala nya nyeri dan pusing.

Sepertinya sudah lama ia berhujan-hujanan seperti ini.

"Lo denger gue gak??!" Kesal lelaki itu saat melihat Lanny hanya menangis tidak menghiraukannya.

"Woi!"

Lanny terkejut. Beralih menatap wajah seseorang yang sama basah kuyupnya dengan dirinya.

"Apa?" Lanny bersuara.

"Gue tanyain lagi, lo ngapain ngelakuin hal se nekat tadi?"

"Bukan urusan kamu, minggir" Lanny beranjak mendorong lelaki itu agar tidak menghalangi jalannya.

"Anjing, kalo ada masalah tuh selesain secara damai sama diri lo sendiri. Jangan malah buat hal nekat kayak tadi, orang disekitaran lo bakalan repot ngurusin lo" ucapan itu sukses membuat Lanny berhenti berjalan. Sangat menusuk hatinya.

Lagi pula gak akan ada yang peduli kan sama aku? Kenapa aku harus mikirin orang repot kalo aku begini. Bukannya mereka yang buat aku jadi seperti ini?

Batin Lanny menolak ucapan lelaki itu.

Lanny menoleh sejenak ke belakang menatap lelaki itu sebentar.

"Thanks"

Ucapnya lalu pergi meninggalkan seseorang yang menyelamatkannya malam ini.

˚₊· ͟͟͞͞➳❥ see u in the next chapter
                         8 june 2023 ✎

meilibrary

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 08 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

EquanimityTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang