"Aduh aku taruh dimana sih barangnya?"
"Masa iya ilang, ga mungkin ah. Ish aku taruh mana sih?!"
Seorang wanita yang mendengar gerutu dari sang anak lantas tersenyum geli.
"Emangnya tadi kamu kemana aja? Kamu taruh kamar gak barangnya" sahutnya dari dalam.
Perlahan wanita itu mendengar suara langkah kaki mendekat di barengi dengan suara. "Enggak mah tadi aku pegang-pegang kok barangnya"
"Terus kok bisa lupa. Lagian barang apaan sih yang kamu cari?" Wanita itu menatap sang anak yang kini duduk disampingnya.
Anak perempuan itu mencebikkan bibirnya. "Kamera, itu baru banget dibeliin sama papah tapi udah aku ilangin"
"Coba kamu inget-inget tadi kemana aja selama pegang kamera"
"Ke teras, ke kamar terus... Kemana lagi ya? Ih aku lupa loh mah"
wanita itu menggelengkan kepalanya seraya berucap. "Gimana sih kamu, masih muda juga udah pelupa aja"
"Udahlah ngomong sama mamah juga gak ngebantu aku" anak perempuan itu bangkit dari duduknya dan berjalan keluar kamar.
Wanita itu menatap punggung sang anak sembari membuang nafas lelah. Kemudian ia mulai memfokuskan diri untuk mengemasi barang.
Ia memasukkan buku-buku beserta album foto, saat ia ingin memasukkan salah satu buku sesuatu terjatuh dari dalam buku tersebut. Ia terdiam sesaat tercenung menatap sebuah foto polaroid yang terlihat begitu lusuh bahkan gambarnya sudah memudar.
Buku yang berada dalam genggamannya ia taruh ke pangkuannya seraya tangannya terulur meraih foto tersebut, ia angkat foto itu sembari menatapnya dengan lamat. Sebuah foto yang didalamnya terdapat dua orang berbeda jenis kelamin, tengah berpose dengan senyum yang begitu bahagia. Wanita itu tersenyum tipis sambil mengusap foto itu tepat di bagian wajah sebelum ia meletakkannya lagi di lantai.
Tatapannya sekarang teralih menatap buku dipangkunya, ia buka buku tersebut seketika bau buku itu langsung tercium olehnya. Ia menatap kertas yang sudah terlihat berwarna kuning kecoklatan itu dengan lamat, menatap sendu setiap bait yang ia baca. Sebuah kisah yang dirinya alami semasa muda tertuang dalam buku ini.
Ia menghembuskan nafasnya yang mulai terasa berat dan sesak dan mulai menatap buku itu lagi, sudah berada lama buku ini tersimpan.
"Mamah kamera aku ketemu!" Seruan dari sang anak membuatnya panik, dengan cepat ia hapus air matanya.
"Mamah?"
"Mamah kenapa?" Tanya anak perempuan itu sembari berjalan dengan hati-hati mendekati sang ibu.
"G-gapapa cuma... Mata mamah agak perih aja" jawab wanita itu sembari tersenyum.
"Jangan bohong sama aku, ayok cerita kenapa?"
"Gapapa sayang. Lagian mamah kenapa coba? Orang gapapa kok" ucapnya mengelak.
"Bohong. Mamah bohong, cerita aja sama aku gapapa ih"
Pada akhirnya wanita itu mengalah memilih bercerita sedikit dengan sang anak.
"Emangnya isi buku itu apa sih sampe mamah sesedih itu?"
"Kamu mau tau?"
"Jelaslah, aku mau tau banget"
"Oke mamah ceritain isi buku ini apa, tapi kamu duduk yang bener dulu soalnya ceritanya panjaaaang banget"
"Oke-oke" anak perempuan itu membenarkan gaya duduknya, "nah sekarang ayok mamah cerita isi buku itu apa aku udah penasaran banget"
"Oh iya satu lagi jangan cerita-cerita sama papah ya. Janji?" Ucap wanita itu lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Story Of Dira
RastgeleTakdir yang dituliskan Tuhan merupakan hal terbaik dalam hidup kita, walaupun terkadang yang terbaik itu belum tentu indah. ~Anindira Arshavina Maheswari~ Aku memang mencintai mu tapi aku tidak seberani itu merebut mu dari Tuhan mu...