Setelah insiden tabrakan tadi pagi Dira pergi ke kelasnya dan berpisah dari April karena dia tidak tau kemana sepupunya itu pergi.
Gadis itu menatap layar ponselnya sembari tersenyum tidak jelas. Hari ini mereka tidak belajar karena masih masa pengenalan sekolah.
Saking asik dengan ponselnya Dira sampai tidak sadar kursi yang berada tepat didepannya sudah diduduki seseorang.
"Serius banget mba, liat hpnya. Sampe gue yang cakep begini di anggurin" celetuk seseorang yang berada didepannya membuat Dira terkejut.
Dira langsung mengarahkan pandangannya kearah seseorang itu. Seketika dia menatap ragu orang itu.
"Lo.... yang tadi pagi bukan?" Tanya Dira ragu.
"Loh lo kenal gue?" Tanya seseorang itu balik.
"Eh tunggu dulu, ahh lo yang bahunya gue tabrak tadi pagi ya?" Lanjut seseorang itu lagi sembari menjentikkan jarinya.
"Iya"
"Maaf ya sumpah gue gak sengaja, bener dah. Tapi bahu lo masih sakit gak? Gue rasa tadi tabrakannya lumayan kencang"
"Gak, gapapa kok. Gak sakit ini" jawab Dira canggung.
"Syukur deh tapi sekali lagi maaf ya.... nama lo siapa?"
"Oh, Anindira lo bisa panggil gue Dira" tangannya terulur kearah seseorang itu sembari tersenyum.
Seseorang itu menyambut uluran tangannya dan menjabatnya, "gue Alfareezel, cukup panggil Reezel"
Lelaki itu tersenyum balik sampai memunculkan lesung pipinya disebelah kanan.
Dira terperangah melihat senyuman lelaki itu begitu manis namun matanya menangkap sebuah benda yang bertengger manis dileher lelaki itu.
Ia langsung buru-buru melepaskan jabat tangan mereka karena merasa sudah lumayan lama mereka bersalaman, namun ia masih tetap mempertahankan senyumannya.
Hening sesaat melanda keduanya. Dira bukanlah gadis cerewet yang hiperaktif namun ia adalah gadis cerewet yang pemalu.
"Em, ngomong apa ya gue bingung hehe" ujar Reezel canggung.
Dira hanya melempar senyum canggung saja kearah lelaki itu, masalahnya ia juga tidak tau harus apa. Suasana ini terlalu awkward.
"Lo... kenapa tadi dikejar-kejar?" Tanya Dira mencoba membuka pembicaraan.
Reezel tertawa pelan mengingatnya, "Gue ngerjain kakak kelas tadi terus dia kesel eh dia malah manggil temennya mana banyak lagi, ya gue langsung kabur lah terus abis itu dikejar deh"
"Lo ada-ada aja sih"
Setelah pembicaraan itu keduanya masih asik mengobrol. Dira rasa lelaki ini cepat nyambung dengan seseorang yang baru dia temui.
Dira melirik ponselnya yang tiba-tiba menyala memunculkan sebuah notifikasi dari aplikasi What*App. Tangannya bergerak meraih benda pipih tersebut.
"Bentar dulu Zel, ada yang nge-chat" ucap Dira membuat lelaki itu berhenti bicara dan mengangguk kecil.
Dengan cepat ia membuka aplikasi itu dan membaca pesan dari April.
April🐵
|Lo dimana?
|Gue ada di kantin.Di kelas kenapa?|
|Pengen gue ajak makan, mau
gak Lo?Enggak deh Pril
gue belum begitu laper||Oh, oke
KAMU SEDANG MEMBACA
Story Of Dira
DiversosTakdir yang dituliskan Tuhan merupakan hal terbaik dalam hidup kita, walaupun terkadang yang terbaik itu belum tentu indah. ~Anindira Arshavina Maheswari~ Aku memang mencintai mu tapi aku tidak seberani itu merebut mu dari Tuhan mu...