Fate, 02.

911 57 4
                                    

Recommendations song for my readers,

— Playing now - Fate ; by ENHYPEN —

Fate memiliki arti yang berarti takdir.
Takdir tidak bisa dirubah oleh manusia, meskipun mempunyai kekuatan yang dahsyat sekalipun tak akan pernah bisa merubah takdir.

Karena takdir sudah ditakdirkan.
Takdir hanya bisa berubah oleh sang maha kuasa.

Namun jika manusia egois, dan memaksakan kehendak, takdir akan hancur. Takdir tentang dirinya akan hancur berantakan seperti piring kaca yang terjatuh lalu menjadi berkeping-keping tajam, yang bisa saja menusuk dirimu yang lalai dengan keberadaannya.

Sama seperti, Fate.

Takdir yang diberikan Tuhan, memang sudah ditetapkan sebelum dunia dibentuk.
Tidak bisa dirubah oleh siapapun, karena takdir itu Abadi dan Kekal.

Seperti hubungan sesama jenis. Mereka tidak bisa menghindar oleh takdir tuhan, karena sejatinya. Manusia lemah tak berdaya memang tak bisa melawan kekuatan sang tuhan.

Feroz berdiam diri diarea balkon mansion kamarnya. Ia tak menyangka jika dia ditakdirkan menjadi sang Omega.

Omega itu lemah, lembut, penyayang. Tapi, Feroz tidak mempunyai itu semua. Malah sebaliknya.

Mengapa takdir membuatnya seperti ini? Heol, ia menginginkan posisi dominan Alpha yang tinggi, tapi ia mendapati posisi Submissive Omega.

Posisi yang sangat ia benci, benci, benci sekali.

Feroz meluruhkan badannya untuk bersandar dibalkon, ia tak peduli oleh dirinya yang akan masuk angin. Karena hanya memakai kemeja putih tipis dengan celana pendek.

Feroz menunduukkan kepalanya, ia menahan rasa penasaran dan sedikit curiga saat ia mengingat semua perkataan  dari anggota keluarga ibunya.

flashback at mansion Feroz

"Feroz, kau mendapatkan posisi apa ponakanku sayang?." Tanya Sang bibi, notabenenya adik dari Sang Bunda.

Bunda Feroz hanya diam, sebab ia sudah mengetahui hal itu. Sang bibi masih menutut untuk sang ponakan untuk menajwabnya.

30 menit sudah berlalu, setengah jam.
Feroz memberanikan diri untuk membuka mulut dan mengucapkan sebuah paragraf untuk bibinya.

"Bibi, sebelumnya aku ingin meminta maaf jika mengecewakanmu. Posisi ku adalah Submissive Omega bibi..".

Bibi Feroz  terkejut sampai bola matanya hampir keluar dari korneanya. Lalu, bibi memaklumi hasil sang ponakannya.

Bibi tersenyum manis, sebenarnya bukan senyuman melainkan seringaian  yang menyimpan banyak rencana.

Bibi Auristela menepuk bahu Feroz, membuat Feroz terkejut lalu dengan cepat menoleh.

"Bibi tidak kecewa dengan hasilmu, Feroz. Sudah bisa ditebak hasilmu bahwa kau memang Omega, aku tak pernah menaruh harapan jika dirimu mendapati posisi Dominant Alpha."

Feroz masih berdiam diri didepan bibi, ia harus merelakan angan-angannya untuk menjadi Alpha sejati. Seharusnya jika ia mendapati posisi itu dia mendapatkan posisi menjadi pemimpin kerajaan itu.

"Lalu, bagaimana bibi bisa menebak bahwa Aku adalah Seorang Submissive Omega?"
Feroz bertanya lirih didepan wajah sang bibi.

Bibi Feroz menyeringai tipis, "Tentu saja aku tahu sayang, karena bisa dilihat wajahmu yang semakin lama semakin cantik dilihat terutama postur tubuhmu menjadi sangat ramping sekarang. Tak heran jika aku menebakmu sebagai Omega, Sayang. Satu hal lagi, dirimu memang tak pantas menjadi Dominan Alpha itu. Alasannya adalah karena itu takdir, tidak bisa dirumbak oleh siapapun, lama kelamaan kau akan tahu semua alasannya. Biarkan waktu yang memecahkan, jalankan semuanya, oke sayang?" Bibi menjawab satu pertanyaan Feroz dengan lancar, tak lupa dengan senyuman kematiannya.

Enigma : obsessionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang