2

12.3K 364 7
                                    

Behind my loneliness there
is a wait that I am still waiting for

•••
BACA CERITAKU SATUNYAA
JUDUL: POINT OF HAPPINESS

"Pagiiii semuaaaaaa." ucap zahra yang keluar dari kamar dan sudah siap untuk sarapan bersama. Zahra selalu gembira dengan sapaannya di pagi hari.

Fadya sudah lama duduk di kursi makan "Haduh apaan sih mba masih pagi udah kaya orang gila." ucap fadya mengomentari kakaknya.

Fadya memang anaknya pemalas dan tidak suka hal - hal yang membuat ia terasa aneh.

Zahra mengerutkan keningnya sembari memasangkan tangannya di pinggang "Dihh ga suka kmu liat mba nya seneng?!."

"Semalem abis sleepcall sama tentara ya?." fadya langsung mengalihkan pembicaraan agar zahra tak marah.

"Mana ada."

"Udah udah ributnyaa masih pagi juga." ucap bunda yang kini sedang menyiapkan sarapan.

Zahra tersenyum dan mendekati alin"Bunda, zahra bantu ya."

"Iya sayang."

Zahra dan bunda nya sangatlah dekat seperti tutup dan botol. Pantas saja zahra sangat menyayangi bunda nya karna kasih sayang alin yang tak kurang untuk zahra.

"Eem.. ayah mana bun?." tanya Zahra sembari celingukan mencari ayahnya, biasanya Bagas selalu awal di meja makan namun kini zahra tak melihat sosok ayahnya.

"Ayah kamu udah binsik tuh dilapangan sama yang lainnya."

"Tumben banget ayah pagi-pagi gini udah dilapangan."

"Ya, namanya juga TNI."

Zahra pun tersenyum dan membayangkan ia nanti menjadi istri TNI, tapi siapa TNI yang mau sama dia?.

"Ekhemm anak bunda udah senyum - senyum sendiri, lagi mikirin siapa sih." ucap bunda yg merasa kebingungan dengan putrinya yg tidak biasanya seperti ini.

"Issh apaan sih bunda."

"Makanannya udah siap belum sih?." ucap fadya yg dari tadi kesal dengan kakaknya.

"Iya tuh mba zahra gmn sih." saut reza.

"Reza ngapain nyaut?."

"Ampun mba zahraaa."

"Nih makanannya dah jadi, cepetan makan 5 menit abis." ucap zahra yang kesal karna adik-adiknya tidak sabaran.

"Gak jelas mba zahra huu." ledek reza.

"Udah cepet makan nanti telat loh." ucap bunda yang terkekeh melihat tingkah laku anak-anaknya itu.

Kini fadya dan reza sudah berangkat sekolah dan tinggal zahra yang belum. Sebelum berangkat sekolah zahra selalu membantu bundanya membereskan piring yang habis untuk makan sebelum.

"Bunda, Zahra bantuin bunda cuci piring dulu ya biar amanah sekolah zahra."

"Nanti kamu ketinggalan bis loh nak."

Aku Kamu Dan Negara [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang