Prolog

11 6 13
                                    

Waktu di layar handphone menunjukkan pukul 00.24 , Melvin dalam perjalanan pulang dari rumah temannya. Suasana di jalan itu memang terasa sedikit mencekam. Tidak ada cahaya selain dari lampu motor milik Melvin , dan tidak ada pula bunyi selain dari motor miliknya, kecuali

"Game anj**g! Ta*k banget! Ng*nt*d! Bikin gangguan jiwa aaaarrggh!" Teriak Melvin dengan penuh emosi.

Bagaimana tidak, ia bermain mobile legends bersama empat temanya dari sebelum isya hingga tengah malam dan tak satupun permainan yang Ia menangkan. Kesal dengan hasil yang didapat, Melvin memutuskan pulang melewati jalan yang sepi agar bisa meluapkan kemarahannya.

"Tau gini gue ga usah dateng tadi p*nt*k! Capek-capek main sendiri kurang 2 bintang lagi udah glory malah turun 13 bintang gegara mabar anj**g!" Teriak Melvin lagi.

Kata-kata kasar yang terlontar dari mulut Melvin turut menemani suara motornya memecah pagi yang sunyi. Namun tak lama setelah itu, ia berhenti karena sesuatu. "Woah b**gs*t!" Teriak Melvin kaget.

Alangkah terkejutnya Melvin melihat sosok berwarna putih berdiri di tengah jalan. Tak disangka di jalanan yang sepi ini ternyata ia tidak sendiri. Masih diakibatkan lose streak yang ia alami barusan, Melvin hanya terkejut bukan takut.

"Woi nyet minggir gak lo, mau gue tabrak lo ha?!"

Tak ada jawaban dari entitas itu.

"Ohh beneran gak mau minggir ya? Okelah kalau itu yang lo mau. Bersiaplah untuk benturan hahaha!" Ujar Melvin yang berniat untuk menabrak entitas itu dengan motornya, namun belum sempat ia menarik gas,

Crashh...

Seseorang menikamnya dari belakang. Tikaman itu tak hanya dalam, tikaman itu berhasil menembus dada Melvin. "Aughh anj**g!" Teriak Melvin terkejut bukan main. Namun ia tak bisa melakukan apa-apa. Bukan hanya di bagian dada, rasa sakit seketika muncul dari ujung rambut hingga ujung kakinya. Memang tidak masuk akal namun itulah yang ia rasakan. Seketika itu juga tubuh Melvin diseret menjauhi motornya.

"Udah ga usah dicek mati apa engga yang penting kita ambil motornya terus kabur!" Ucap salah satu pelaku.

"Ahh jadi ternyata ini salah satu motif pembegalan? Tch sialan" Ujar Melvin sambil merintih kesakitan

Melvin hanya bisa memegang erat dadanya sambil melihat motor yang belum lunas itu dibawa pergi tanpa mengucapkan salam. "Jabingan motor gue woi! Masa iya gue harus ngelunasin motor yang udah dicuri, ancrit lah mending gue mati sekalian aja disini.. eh jangan sih gue belom pernah ngerasain usluk usluk. Ahhh apasih kenapa gue mulu dari dulu" Oceh Melvin ditengah ambang kematianya.

Sejak dulu Melvin selalu tidak dapat menerima atas apa yang diberikan Tuhan dan selalu merasa bahwa Tuhan bersikap tidak adil kepada dirinya.

"Ya Tuhan mau lo apa sih ngasih gue kehidupan yang kaya gini? Udah bikin diri gue beda dari orang lain masih juga nyuruh gue nyembah lo. Sekarang pula mau bikin ending hidup gue suram banget haaarggh!" Ucap Melvin sambil menatap keatas langit.

Melvin selalu iri kepada siapapun setiap saat. Ia iri melihat orang lain memiliki gigi yang rapi dan bersih, ia iri melihat orang lain dapat melihat dengan normal, ia iri melihat orang lain memiliki tubuh yang proporsional, ia iri melihat orang lain punya bakat, ia iri melihat orang lain memiliki kisah cinta yang indah, ia iri melihat orang lain memiliki keluarga yang harmonis, ia iri melihat kesuksesan orang lain, terlalu banyak tapi masih banyak lagi.

Wushh..

Terdengar ada suara mobil yang mendekat.

"Wah ada mobil saatnya gue minta bantuan. Tolong! Tolong! Woi tolong woi! Ancrit kok malah terus aja sih" Teriak Melvin dengan suara yang kian lirih dan semakin lemas karena kehilangan banyak darah. Namun karena suara musik yang keras pengemudi mobil tak menghiraukannya.

"Ya Tuhan saya minta maaf saya salah, saya sadar saya salah. Tolong beri saya kesempatan lagi" Ucap Melvin namun kini dengan nada yang lembut.

Memang beberapa hal dalam hidup yang Melvin anggap sebagai kekurangan dan berbeda dari orang lain adalah pemberian Tuhan, namun ada juga hal yang disebabkan oleh Melvin sendiri dan baru ia sadari sekarang.

"Wah akhirnya mobilnya balik.. eh bentar kok jalannya mundur?" Tanya Melvin heran. Mobil itu bergerak menuju kearah Melvin dengan kecepatan yang tidak masuk akal untuk sebuah mobil bergerak mundur. Tak lama setelah itu juga tubuh melvin bergerak sendiri, bergerak ke arah sebaliknya.

"Hah ini ada apa sih?" Ucap Melvin dalam hati.

Melvin tak bisa lagi menggerakan tubuhnya. Janganlah untuk menggerakkan tubuh, menggerakkan lidah saja ia tidak bisa. Ia hanya bisa melihat. Pelaku pembegalan juga mendekat kearah Melvin dengan arah sebaliknya pula.

"Lah kok semuanya bergerak mundur sih? Tapi kalo dipikir-pikir gue tadi kena tusuk dan banyak darah yang keluar. Oh mungkin ini kilas balik kematian. Yah berarti udah jalannya gue bakalan mat.." Tebakan Melvin dalam hati terhenti saat ia menyadari kalau ini bukan kilas balik, tetapi waktu yang bergerak mundur.

"Oke ini beneran waktu yang bergerak mundur. Tapi kenapa? Apa alasannya?"

Waktu bergerak mundur sangat jauh, mulai dari Melvin berumur 20 tahun hingga ia berumur 8 tahun, dan Melvin Hanya bisa menyaksikan.

Ting tung ting tung

Ting tung ting tung

Ting tung ting tung

Tung ting ting tung

Bel masuk kelas berbunyi, semua murid kelas 2 bergegas menuju kelas untuk melanjutkan pelajaran. Kecuali Melvin. Sedari tadi ia tertidur dan baru saja bangun setelah mendengar bel masuk berbunyi.

"APA-APAAN"

Second Chance Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang