Chapter 2

3 1 0
                                    

Bukannya takut sendirian,
hanya tak ingin kesepian

Happy reading 🍁🍁🍁

Bel tanda pulang sekolah sudah berbunyi sejak 15 menit yang lalu. Antusiasme murid-murid SMA Cendekiawan sangat meronta-ronta kala itu. Semua murid berbondong-bondong keluar dari pelataran sekolah. Ada yang dijemput, ada juga yang bawa kendaraan sendiri, beberapa siswa ada yang naik angkutan umum, bahkan ada yang pulang dengan berjalan kaki.

Namun beda halnya dengan Anna, dia lebih memilih berdiam sejenak di dalam kelasnya sambil menunggu sekolah lenggang. Bukannya merasa betah di sekolah, dia hanya enggan berdesak-desakan dengan teman-temannya. Dirasa sekolahnya telah lenggang Anna melangkahkan kakinya dan segera keluar dari kelasnya.

Kelas demi kelas sudah Anna lewati, dia melangkahkan kakinya sambil bersenandung kecil. Tiba-tiba netranya terfokus pada seorang anak lelaki yang sedang berjalan menuju ruang guru. Anak itu tidak memakai seragam melainkan memakai pakaian bebas, tubuhnya lumayan tinggi dengan rambut yang agak kecoklatan tapi sayangnya Anna tidak melihat wajahnya secara langsung, namun yang pasti anak itu membawa sebuah berkas yang Anna pun tidak tahu berkas apa itu.

Anna tidak terlalu menghiraukan rasa penasarannya, dia melenggang menuju parkiran untuk membawa motornya. Anna pergi sekolah memang suka mengendarai motor. Selain karena lebih hemat bensin, dengan naik motor akan mempersingkat waktu diperjalanan sehingga dia akan cepat sampai ke sekolah.

***

"Assalamualaikum, Anna pulang". Seru Anna.

"Wa'alaikumsalam oalah non sudah pulang" jawab bik Sumi a.k.a art keluarganya Anna.

"Orang rumah pada kemana bi?"tanya Anna sambil mengerutkan keningnya melihat keadaan rumah sedang sepi.

"Loh non gak tahu, bukannya nyonya ikut sama tuan ke luar kota. Kirain bibi nyonya udah ngasih tahu non, selepas non berangkat sekolah, tuan sama nyonya juga berangkat" jelas bi Sumi.

Anna yang mendengar hal tersebut hanya bisa menghela nafas panjang, bukan hal yang aneh lagi dia selalu ditinggalkan tanpa diberitahu sebelumnya. Tapi bukankah hal ini sedikit menyenangkan, akan tenang rasanya suasana rumah ketika orang tuanya pergi. Setidaknya kecaman dan makian yang dilontarkan papanya tidak akan terdengar hari ini.

"Yasudah lebih baik non mandi dulu terus makan siang ya"

"Iya bi" ucap Anna seraya melangkahkan tungkainya menaiki tangga menuju kamarnya.

Klek

Suara gagang pintu yang ditekan terdengar kala Anna memasuki kamarnya. Dia meletakkan tas sekolahnya di nakas yang sudah ia siapkan. Rasanya badan gadis itu sangat lengket dengan keringat, dia kembali menghela nafas lalu berjalan ke arah kamar mandi.

Berbicara tentang isi kamar gadis itu cukup simpel. Ranjang queen size dengan terdapat dua nakas disisi ranjang. Nakas sebelah kanan digunakan untuk menyimpan lampu tidur dan disebelah kirinya digunakan untuk menyimpan barang-barang yang sering digunakan gadis itu. Jajaran sepatu yang berbagai jenis tersusun rapi dalam rak yang terletak di dekat pintu kamar mandi.

Satu set sofa berwarna baby blue dilengkapi meja kaca yang biasanya dipakai Anna untuk bersantai, televisi serta meja panjang yang dipakai untuk menaruh televisi tersebut. Di samping sofa terdapat pintu yang menghubungkan ke balkon kamar tersebut. Tak lupa ada sebuah rak-rak yang penuh dengan buku baik itu buku pelajaran maupun bermacam-macam novel best seller yang sering Anna beli.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 30, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Nuraga untuk AnnaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang