Kekacauan di bathroom

5 0 0
                                    

Setelah lebih dari sejam lamanya para santri maupun santriwati akhirnya diperbolehkan untuk kembali ke kelasnya masing-masing.

"Jadi, gimana menurut kalian soal dua guru baru tadi?" Kinah memulai obrolan.

"Katanya guru yang cowok bakal ngajar di bagian Aliyah, ya." Ujar July Keisha Yusni, teman sebangku Kinah saat ini. Usni juga termasuk dalam bagian OSIS. Dari tahun ke tahun, ia berhasil mempertahankan rangking pertama, ya, bisa dibilang ia merupakan santri yang ambis dan aktif dalam sekolah.

"Gua cuma berharap pak Vian gak galak kayak guru sebelah."

Ya, pak Vian, atau nama lengkapnya pak Vivian Aldi, guru baru yang mengampu mata pelajaran matematika di bagian Aliyah.

"Eh! Ringannya itu mulut, siapa yang ngomong tadi?" Rahma angkat bicara.

"Tapi ga salah toh." Ujar Erika Dinda Qirana lagi.

"Stop perbacotan gak guna ini?! Thi'ah lu tau si Siti ada dimana?" Lathifah memotong obrolan.

"Oh... Bagian keamanan bilang ada satu santriwati yang terlambat datang, saya belum periksa, sih, itu Siti atau bukan, dia lagi dalam masa hukuman membersihkan kamar mandi di lantai 3."

"Nooo!! Besty-ku lagi nyikat WC sendirian! Gua harus ikut serta ngetawain dia!!" Rahma berlari keluar kelas menuju kamar mandi yang berada di antara gedung Aliyah dan Tsanawiyah.

Dua gedung itu memang tersambung dengan kamar mandi sebagai perbatasannya, karena dua gedung itu berada di sisi yang berbeda, tentunya membuat kamar mandi berada di sudut gedung tersebut.

Tanpa pikir panjang, semua penghuni kelas 12 B kecuali Muthi'ah berlari menuju kamar mandi dimana Siti di hukum, ya tepatnya kamar mandi lantai 3.

Thi'ah menghela napas lelahnya, ia memang sudah biasa menghadapi sikap random teman teman sekelasnya. Takut akan mendapat teguran dari guru, Muthi'ah mengejar semua temannya berjaga jaga agar mereka tidak menimbulkan masalah. Walaupun, toh, nama kelas mereka memang sudah dicap buruk dari awal.

Dengan segenap kekuatan ultra violet dalam jiwa Ultraman-nya, Rahma berlari dan mendobrak kencang pintu kamar mandi yang tidak tahu apa apa.

"Allahumma innii a'uudzubika minal khubutsi wal- KHABAAITS?!"

*BRAAK

"WAARGH JARI ANI BENGKOK?!"
Hal itu tentu mengejutkan Siti yang tengah menyikat lantai kamar mandi di sana. Sikat yang tadi ditangannya terhempas menuju kepala Sarah yang baru memunculkan kepalanya dari balik pintu.

*Tuk

"Opo iki?" Celetuk Sarah mendapati benda yang kini mendarat ditangannya.

"YAAKK! SIKAT WC?!!"

Sikat itu ia lempar jauh jauh hingga tak sengaja mengenai Muthi'ah yang baru saja sampai.

*Tung

Semuanya diam membeku, menatap horor Muthi'ah yang baru saja terkena lemparan sikat WC yang sudah berwarna hitam dan basah.

Muthi'ah hanya diam, ia memandang kosong semua teman sekelasnya. "...Ku beri waktu 5 menit untuk membantu Siti selesai dengan hukumannya, jika lebih dari 5 menit kalian belum masuk kelas, aku tak segan melaporkan kalian." Ucap Muthi'ah pada akhirnya. Ia berjalan menuju kursi panjang yang tak jauh dari kamar mandi, menunggu teman temannya selesai dengan urusan mereka.

Lantas semuanya bergegas masuk kamar mandi dan bantu bersih bersih.

"Yah, lihat teman seperjuangan ku ini, padahal niatku hanya ingin menertawai mu." Ujar Rahma memberikan semangat hidup pada Siti.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 05 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Santri PutriTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang