01.Jisung

218 20 1
                                    

Pagi ini jisung sedang memakan sarapan nya di meja makan bersama kakek dan nenek nya.

"Makan yang banyak jie." taeyong menuangkan nasi dan lauk ke piring jisung,bocah itu mengangguk dan memakan makanan nya dengan wajah gemas.

Taeyong tersenyum."kamu imut sekali,persis buna mu."jisung menghentikan kunyahan nya dan membuat raut datar.

Taeyong tersenyum lirih melihat perubahan raut wajah Cucunya itu.

_

Setelah pulang dari sekolah,jisung langsung menuju rumah sakit tempat ayahnya dirawat,ia duduk di kursi jenguk di samping ranjang yang di tempati sang ayah yang masih setia menutup matanya.

"Ayahh.. Ayo bangun.. Jisung kangen ayah.."lirih remaja itu sambil menggenggam tangan sang ayah.

Ia menatap wajah tampan sang ayah yang sedikit tirus dan rambut yang sudah sedikit memanjang.

Melihat kondisi ayahnya membuat jisung selalu menaruh kebencian pada sang ibu yang hampir membunuh ayahnya waktu itu.

Ia memang mendengar kedua orang tua nya bertengkar beberapa hari sebelum kejadian itu.

"kumohon jeno,aku tak tahan lagi.."

"Tidak jaemin,kita masih bisa bertahan, aku yakin!"

"AKU TAK BISA JENO!AKU LELAH! Aku takut.."lirihnya di akhir.

Jeno memegang pundaknya membuat jaemin mendongak menatap wajah suaminya yang tegas dan tenang.

"kita bisa,bertahan ya?"

Jaemin menggeleng kecil dan memegang kedua tangan jeno di pundaknya.

"Jeno.. Ayo bercerai."

Mereka tidak menyadari di balik pintu kamar yang sedikit terbuka itu,jisung menangis tanpa suara, ia membekap erat erat mulutnya agar tak mengeluarkan isakan lirihnya.

__

Jisung termenung memikir kan masa lalu dimana hanya ada ayah,ibu dan dirinya yang berbahagia,sekarang bahkan ia tak pernah merasakan kehangatan keluarga miliknya lagi,keluarganya hancur karena ibunya.

"Ayah..kenapa dulu tidak melepaskan dia?ayah  pasti tak akan begini,pasti kita sudah hidup bahagia walau dia tak ada."

"Ayah.. Aku benci dia,dia jahat,harusnya dia yang terbaring di sini, bukan ayah,harusnya dia mati saja."

Pemuda itu tak menyadari di depan pintu orang yang ia maksud sudah menghapus kasar air matanya dengan hati yang terasa tercabik-cabik ia pergi menjauh dari ruangan itu tanpa disadari siapapun.

Sementara jisung masih sibuk berceloteh di hadapan sang ayah yang masih menutup mata.

"Jisung,kenapa belum ganti baju?" tanya dokter yona yang selama ini menangani jeno.

"Tadi aku langsung kemari tanpa pulang kerumah." jawab jisung seadanya.

Yoona memeriksa jeno dengan tenang dengan jisung yang memandang nya meminta penjelasan.

"Kondisi ayahmu sudah stabil,harusnya ia sudah sadar sejak beberapa hari yang lalu tapi seperti nya ia belum mau membuka matanya."

Jisung menurunkan bahunya lemah,ayahnya enggan membuka matanya.

"Ayah gamau ketemu jie ya?" Gumamnya,ia kembali mengingat betapa bahagianya keluarga mereka dulu.

"Ayah maunya dibangunin buna ya?"
Lirih remaja itu miris.

"Ayah ayo bangun,jie kangen ayah."

__

Setelah dari rumah sakit tempat ayahnya dirawat, jisung beranjak pulang.

con ghét mẹ||Jisung Ft NoMinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang