Prolog

107 40 55
                                    

HAPPY READING

🧂𐐫 🎀🖇️ 。*❅

TANDAI JIKA ADA TYPO

JANGAN LUPA VOTE & KOMEN 

Seorang wanita berusia 24 tahun sedang menggoreng tahu, dia baru memulai berjualan hari ini. Setelah selesai menggoreng, beberapa menit kemudian banyak orang yang berdatangan untuk membeli tahu goreng tersebut.

Dia bernama Adriana Callia Cora yang berarti gadis cantik dan cermat, biasa dipanggil Callia.

" Ibu beli berapa? " ucap Callia.

"Saya beli semuanya nak, dan tolong bantu saya membawanya kerumah kebetulan rumah saya dekat, " ucap ibu tersebut.

"Baik bu, sebentar dulu saya akan bungkuskan tahunya, " ujar Callia .

Dan setelah tahunya dibungkus, dia bersama ibu tersebut berjalan menuju perumahan sambil membawa bungkusan plastik besar yang berisi tahu.

Saat sampai di rumah tersebut, entah kenapa perasaan Callia tidak enak setelah melihat bangunan rumah tua yang dipenuhi rumput liar. Ibu tersebut mengajak Callia masuk kedalam rumahnya.

"Duduk dulu ya nak, ibu mau ngambil pisau,'' ucap ibu tersebut

Callia yang mendengar ucapan ibu tersebut langsung  ketakutan tetapi dia mencoba tenang. Setelah melihat ibu tersebut pergi dia berlari menuju pintu untuk keluar, namun ternyata pintu tersebut terkunci.

"Mau kemana nak, sini duduk dulu," ucap ibu tersebut. 

Callia yang mendengar suara tersebut sontak menoleh dan ketakutan saat melihat ibu tersebut membawa pisau dan tangannya yang penuh darah.

"Jangan mendekat, atau aku akan teriak," ucap Callia dengan suara pelan

"Teriaklah sekencangnya, rumah ini kedap suara dan tidak akan ada orang yang menolongmu," ucap ibu tersebut dengan senyum jahat.

Ibu tersebut terus berjalan ke arah Callia dan saat mau sampai di dekat Callia, dia melemparkan pisaunya dan tepat sasaran di mata Callia.

"Akhhhh..." teriak Callia  sambil melihat ke arah bawa yang sudah banyak darah.

Setelah itu, Callia meninggal di tempat akibat perutnya juga ditusuk.

                                                          ૮₍ • ᴥ • ₎ა

"Sumo, sumo," ucap lelaki yang bernama Benicio Edgarda Felix yang sering dipanggil Nicio

"Aku bukan sumo," ucap gadis tersebut dengan nada membentak.

"Kalau bukan sumo apa? Gorila atau badak bercula?" ucap Nicio.

"Ingat, Millian gak bakal suka sama lu, harusnya lu ngaca sama diri sendiri mana mungkin seorang Millian menyukai gadis gendut seperti lu dasar gadis sampah," lanjutnya.

"Apa salahnya kak, aku cinta dia dengan tulus, aku emang gendut tapi aku juga punya cinta," teriak gadis tersebut di depan wajah Nicio.

"Aku juga gamau dilahirkan menjadi gadis gendut, hitam. Asal kakak tahu aku sakit hati atas ucapan kalian terutama kakak terhadap fisik aku," lanjutnya.

Saat mereka berdebat, segerombolan laki - laki datang menghampiri mereka.

"Wih, ada gorila nih," ujar lelaki yang memiliki hidung mancung dan bola mata yang berwarna biru laut, dia bernama Vincenzo Taz Regulus biasa dipanggil Vince.

"Modelan kek lu mana ada yang suka, gua aja gak suka apalagi Millian. Badak bercula gak mungkin akan bersanding dengan seorang pangeran," ucap lelaki blasteran Arab - Indonesia, dia bernama Paul Syncere Otway biasa dipanggil Otway.

"Stop kak, gua emang suka Maximillian tapi kalian gak berkah hina gua, mentang - mentang kalian orang kaya dan seenaknya kalian merendahkan orang yang tidak mampu," ucap gadis tersebut dengan suara tegas.

"Apa kalian akan tenang jika gua bunuh diri?" lanjutnya.

Mereka berlima diam tanpa melihat ke arah gadis tersebut, dan tanpa mereka sadari gadis tersebut sudah berada diujung rooftop.

"Lu gak usah gila jadi cewek, cepat jangan diam disana itu berbahaya," teriak Vince.

Tanpa mendengarkan teriakan mereka, gadis tersebut melompat dari rooftop dan mereka berlima syok lalu berlari kearah pembatas rooftop dan melihat kebawa. Disana tergeletak seorang gadis dengan berlumuran darah.

"Semoga aku bisa membalaskan dendamku kepada mereka," ucap gadis tersebut dengan nada lirih sebelum akhirnya menutup mata.

To Be Continued

Transmigrasi Gadis Penjual TahuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang