(4) ISTRI GILA TERTINGGI

bab 1165-1167

"Bagaimana Anda bisa menuduh saya? Aku melakukan ini untuk kebaikan mereka sendiri!" Wajah pria abadi itu dipenuhi dengan keluhan saat air mata terus berkedip di matanya yang indah.

"Jangan berpura-pura menyedihkan di depanku, kecuali jika kamu ingin mati!" Pria dingin itu berkata dengan wajah penuh jijik. Dia sangat jijik sehingga semua rambut di tubuhnya berdiri.

"Apakah kamu tidak suka bertingkah menyedihkan seperti ini? Kalau kamu bisa, kenapa aku tidak?" Pria abadi itu merasa sangat dirugikan. Hiks... Ini jelas perbedaan perlakuan! Bagaimana dia bisa memperlakukannya seperti ini!

"Kamu berani bersaing denganku?" Pria sedingin es itu menyipitkan matanya saat dia berbicara dengan cara yang tidak ramah.

"Bagaimana saya berani! Tapi kamu tidak bisa menggertakku atau aku akan memberitahumu!" Pria abadi memperingatkan tanpa malu-malu. Pria di seberangnya sangat marah sehingga dia menggertakkan giginya.

"Kau semakin berani, bahkan mengancamku." Pria dingin itu menghela nafas dan berkata tanpa daya. Namun, pria abadi tahu bahwa ini adalah tanda bahwa pria di depannya akan marah. Karena itu, dia tidak berani bermain api. Kalau tidak, dia akan menjadi orang yang bermasalah.

"Jangan membuatku takut! Saya sangat pemalu, jadi saya tidak berani mengancam Anda." Pria abadi itu berkata dengan ketakutan.

"Hmph! Aku akan mengingat ini." Pria yang tampak dingin itu menyipitkan matanya dan berkata dengan dingin. Kemudian, dia mengalihkan pandangannya kembali ke layar.

"Jelas bahwa Anda tidak bisa mengalahkan saya sekarang!" Pria abadi itu hanya bisa bergumam pada dirinya sendiri. Namun, dia tidak bisa melepaskan kekuatan penuhnya di benua surgawi, jadi sulit untuk mengatakan siapa yang akan menang antara dia dan pria di depannya. Apalagi pria ini...

"Raja roh pendendam! Kenapa ada hal seperti itu di sini?" Melihat makhluk menjijikkan yang tiba-tiba muncul di layar mata pria dingin itu menyipit dan nadanya tiba-tiba menjadi dingin. Pada saat ini, dia tidak bisa lagi mengendalikan amarah di hatinya. Dia meraih pria abadi yang dengan santai minum teh di tangannya dan menanyainya dengan sengit.

"Eh! Tenang, sudah ada satu di sini!" Pria abadi itu berkata dengan jujur. Kemudian, dia menambahkan dalam hatinya, 'ada lebih dari satu!' Namun, dia tidak berani mengatakan ini sekarang. Raja roh pendendam ingin memakannya. Jika dia benar-benar mengatakan yang sebenarnya, sulit untuk mengatakan apakah dia bisa hidup untuk melihat matahari besok! Demi hidupnya, dia sebaiknya tetap diam!

"Lalu kenapa aku tidak bertemu dengannya? Berbicara! Apakah ini perbuatanmu?" Pria itu yang memancarkan aura dingin bertanya dengan wajah gelap dan tampan.

"Aku tidak bersalah! Anda tidak mungkin berpikir bahwa saya dapat mengendalikan roh-roh pendendam itu, kan? Jika saya memiliki kemampuan itu, saya akan meninggalkan tempat ini sejak lama." Pria abadi membela dirinya dengan ekspresi sedih.

"Jangan katakan padaku bahwa kamu tidak memiliki persahabatan dengan roh-roh pendendam itu." Pria dingin itu berkata dengan tidak percaya.

"Bahkan jika kita berteman, aku tidak bisa mengendalikan mereka! Kami tetangga yang tidak mempermasalahkan urusan satu sama lain, itu saja." Pria abadi itu mengatakan yang sebenarnya. Dia telah membayar harga untuk bisa hidup damai dengan roh-roh pendendam itu.

"Apa yang kita lakukan sekarang?" Pria dingin itu bertanya dengan wajah dingin.

"Tunggu! Tunggu mereka untuk menghancurkan Raja roh pendendam." Pria abadi itu berkata.

"Apakah kamu tidak berbicara omong kosong?" Pria dingin itu berkata dengan nada yang tidak menyenangkan.

"Apakah kamu punya ide bagus?" Pria abadi mengedipkan matanya yang cerah dan bertanya dengan senyum tipis.