Sebuah gelombang misterius yang datang entah dari mana berhasil menyita atensi Ares Delwyn Novallion yang kala itu tengah mengobrak abrik setumpuk berkas proyek militer Pemerintah Greecia. Pasalnya di tengah kesibukan mencari benang merah kasus menc...
"Appearances can be deceiving; even the gentlest souls can have the heart of a wolf."
Sparta, 04 Februari 2216 MC.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
NAIF, bila Ares mengharapkan seseorang tetap menjadi pribadi yang baik selamanya. Namun, ia tak mungkin menghakimi seseorang sebelah mata dan berpraduga buruk tentang perubahan mereka. Tak ada yang tahu, bukan? Karena hidup memang penuh dengan perjalanan tak terduga, sesuai dengan apa yang Zio katakan beberapa hari yang lalu tepat pada pertemuan mereka di Perpustakaan Mystra.
Namun, siapa sangka? Ares kini terjebak dalam dilema. Sejak Diesfaustus mengatakan lewat panggilan telepon bahwa kini dirinya menjadi incaran dan perbincangan hangat dari seluruh anggota The Heaven. Ia tak pernah mengira bahwa sahabatnya itu akan menjadi bagian The Heaven, apalagi sampai nekat merusak pertemanannya.
Sial! Kenapa bisa aku jadi seceroboh ini? Ares membatin dengan raut wajah mengisyaratkan kekesalan. "Lalu, sekarang bagaimana? Apa kabarnya sudah sampai ke Draven Mortis?"
"Entahlah. Daripada memikirkan Tua Bangka itu, saranku sih dirimu bergegas mendapatkan kekuatanmu kembali. Lagipula sejak kapan kau peduli dengan orang lain? Tampaknya sifat alamiah Ares si Dewa Perang sudah mulai muncul, nih, hahaha!" ledek Diesfaustus disertai tawa lewat panggilan telepon itu. "Apa kau sudah merasakan perubahan itu?"
Ares terpaku sejenak. Pikirannya langsung dipenuhi kilas balik kejadian masa lampau. Mengingat kala itu, dirinya dikejar anggota The Heaven saat menerima informasi dari Diesfaustus, Ares justru mendapatkan kebahagian dengan membunuh lawannya secara membabi buta. Hingga kini, Ares sangat menikmati sesi menyulut api amarah orang lain dan membuat keributan. Rasanya semua itu sudah menjadi bukti nyata kalau memang dirinya perlahan menghidupkan sifat alamiah dewanya.
"Kau benar juga. Oke, aku terima saranmu. Sampai jumpa!"
•o0o•
Ares mulai memeriksa hasil printing foto manuskrip sejarah kuno Greecia. Ia menggarisbawahi bagian informasi krusial, sembari mulai menarik benang merah di antara satu peristiwa ke peristiwa lainnya. Entah karena memang beruntung atau tidak, Ares menemukan fakta tak terduga setelah mendapatkan rangkaian peristiwa mulai saling berkesinambungan.
Di masa Sparta kuno, ada sebuah kekuatan dahsyat yang tersegel dalam sebuah kerangka emas yang memesona. Penjagaannya dipercayakan kepada para Crypteia yang setia. Untuk membuka segelnya, diperlukan sebuah kunci yang telah disihir menjadi bentuk lain yang disebut artefak. Ketika Ares mengamati ilustrasi artefak dalam buku, ternyata bentuknya persis dengan artefak yang hilang dari Museum Agora. Hal ini dengan jelas menunjukkan bahwa lenyapnya artefak kuno tersebut bertujuan untuk melepaskan segel dan menguasai kekuatan besar yang menghilang itu.
"Hm ..., kaitan dengan hilangnya menteri pertahanan secara misterius itu apa? Jangan-jangan ...." Ares buru-buru menepis pikiran buruk itu. "Lalu, apa alasan The Heaven ingin mengeksplor gua Kaedas? Apa mungkin 'Lock' yang Diesfaustus bilang ada di sana? Dan, mereka ingin menguasainya lebih dulu dariku? Begitukah?"