Kembali.

255 11 4
                                    

Berjalan pelan di antara lebatnya tanaman jagung, terlihat Naruto yang meneteng sebuah keranjang dengan tangan kanannya yang penuh luka bakar. Memetik beberapa jagung dan meletakannya kedalam keranjang, Naruto menatap sebentar ke langit yang berwarna ungu.

Tidak hanya tangan, bahkan seluruh bagian kanan tubuhnya telah di penuhi luka bakar bahkan wajah sebelah kanannya juga sudah di penuhi bekas luka bakar, namun senyum masih melekat di wajahnya.

"Sudah sangat lama, bahkan aku tidak ingat lagi cara membuat jutsu selain rasenggan."

Tertawa renyah karena nasibnya sekarang yang sangat jauh dari kata menang, Naruto kembali berjalan kearah rumah kecilnya yang bahkan bisa di katakan tidak pantas dengan seseorang yang setara dengan dewa.

"Aku pulang...."

Membuka pintu rumahnya Naruto hanya mendapati kesunyian, namun saat meletakan keranjang berisi jagung miliknya sebuah robekan dimensi tercipta di depan Naruto dan dari sana keluar Ophis yang telah memiliki wujud baru.

"Tumben sekali, apa ini sudah akhir tahun ?."

Bertanya dengan senyum mengejeknya dan bukannya mendapat jawaban, malahan Ophis dengan wajah berubah marah langsung ingin menyerang Naruto dengan tinju berlapis energi hitam, 1 centi sebelum sampai di hidung Naruto sebuah katana telah menyentuh leher belakang Ophis sehingga membuatnya terhenti.

"Sebaiknya kau pergi, jangan ganggu aku apapun alasannya, dan pastikan kau perkuat segelku sehingga aku tidak memulai perang kembali."

Berucap dengan nada berubah dingin disertai peringatan Naruto langsung membukakan pintu keluar, mendecih kesal entah karena apa Ophis berjalan melewati Naruto namun perkataan dari pria pirang itu kembali menaikan emosi Ophis.

"Bagaimana kabar Akame ? Dia baik baik saja kan ."

"Dia baik, bahkan tanpa ayah sekalipun."

.
.
.

Sama seperti pembuat kerajinan, aku akan memulai semua dari awal jika hasil yang aku dapat tidak sesuai dengan harapanku. Tinggal menunggu hingga waktunya tiba di saat aku sendiri yang melihat seperti apa keadaan dunia sekarang.

Jika memang sesuai maka akan aku biarkan, tapi jika tidak sesuai maka dunia akan kembali aku rubah walaupun harus melawan orang-orang yang pernah membantuku di perang masa lalu.

.
Beberapa minggu kemudian.
.

"Aku rasa cukup untuk sekarang."

Berjalan pelan sambil meneteng sebuah kantong belanjaan, tampak Naruto yang berpenampilan tertutup, menggunakan rambut hitam palsu dan memakai topeng spiral orange menyebrangi jalan tanpa peduli kalau ada bus yang akan lewat tepat di sampingnya.

"Awas paman !."

Bruuuk...

Ngeeeng....

Kedua mata Naruto tercengang di balik topengnya sebab dengan jelas kalau dia telah mengaktifkan kemampuan mangekyou sharingan miliknya dan mustahil kalau ada yang bisa menyentuh tubuhnya.

Saat bangun dari jatuhnya, dia mendapati seorang gadis remaja berambut hitam sepunggung yang terlihat menundukan kepalanya sambil terengah-engah.

"Apa paman tid."

"Mangekyou sharingan, nona muda apa kau seorang Uciha ?."

Mendengar itu gadis tersebut tersenyum dan tampak Sharingan miliknya berputar pelan dan hingga akhirnya menunjukan ke 2 matanya yang ternyata ber iris merah layaknya darah.

"Tidak paman, bahkan aku tidak punya garis darah uciha di tubuhku."

"Kalau nama mu ?."

" Akame."

Im Stupid ? : The Choice.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang