Manchester

198 4 0
                                    

"Fuck fuck fuck fuck!" gadis bergaun merah darah itu terus mengumpat disepanjang jalannya.

"Bajingan! Sialan kau?!" seru gadis itu menepis tangan yang mencekal lengannya dengan lancang.

"Bersenang-senanglah denganku nona..?" suara pria itu terdengar di telinganya membuat gadis cantik itu menggeram kesal.

"Hey!!! Pria tua bangka otak dangkal, ihatlah dirimu yang sudah lumutan itu! junior karatan mu jelas tak akan bertahan lebih dari sepuluh detik." Mencondongkan tubuhnya kearah pria hidung belang di hadapannya membuat sang empu meringis.

"Sialan kau jalang murahan!" sentaknya tak terima.

"Aku murah saja kau tidak dapat, apalagi dibandrol harga mahal" jawabnya berani. Matanya bergerak meneliti pria tua itu "Bahkan nyawamu itu tidak akan pernah bisa menyewa tubuhku barang sedetikpun!" tegasnya lalu melanjutkan langkahnya kesalahan satu meja di bagian VIP club ternama di kota Manchester.

"Memang dasarnya lelaki di dunia ini bajingan semua!" ucapnya setelah mendaratkan bokongnya di sofa besar itu. Tangannya menyambar tisu guna menggosok kasar tangan putihnya yang tersentuh pria tadi.

"Ada apa Adeline? Kau seperti baru terkena bakteri dari sampah paling menjijikan" tanya seorang gadis dengan segelas Margarita di tangan kirinya.

Gadis yang di sebut Adeline menoleh matanya memerah menandakan gadis itu sedang tidak baik-baik saja. "Kenapa gadis cantik sepertiku harus dikelilingi para bajingan murahan?!" Kesalnya sungguh selama ini dirinya paling tidak suka pria murahan.

"Kau masih saja bersikap jijik jika tersentuh seseorang?! Hey Adeline yang cantik hidup ini butuh yang namanya sex cobalah sekali kau akan ketagihan!" saran Marlina sembari meminum alkoholnya.

"Aku bukan gadis bodoh sepertimu yang mengangkang lebar didepan pria murahan!" kesalnya.

"Oh munafik sekali sahabatku satu ini."

"Tidak,aku tidak munafik percintaan itu hal yang memuakkan,aku sudah muak menjadi jahat,jadi akan terlihat sangat tidak manusiawi jika aku jahat dalam kisah cinta juga." Memutar bola matanya malas meladeni ucapan Marlina.

"Hidupmu akan monoton jika tidak menikmati surga dunia Adeline!" kesal Marlina. Susah sekali membuat sahabatnya itu mengerti tentang nikmatnya hidup.

"Aku sudah cukup bosan mendengar celotehan mu tentang Hard dan Adelina dengan tunangan brengseknya itu." Menyambar salah satu alkohol jenis vodka yang ada di meja Adeline menghembuskan nafas kasar. "Membunuh orang akan jauh lebih menyenangkan daripada hal yang tak masuk akal itu Marlina."

"Terserah padamu aku sudah lelah memberitahu,aku akan mencari mangsa timbang disini melihatmu seperti orang tolol yang tersesat di tempat haram." Kesalnya berjalan pergi dengan sempoyongan.

"Memang tempat haram gadis bodoh!" Teriaknya.

°°°

Manchester.
Salah satu kota besar di Inggris yang menjadi pilihan dua orang gadis yang tengah merasakan liburan akhir semester.

"Bangun sialan! Adeline!! Buka pintunya!"  teriakan nyaring itu sungguh membuatnya merasa geram. Seumur hidupnya apakah tidak akan pernah merasakan yang namanya ketenangan, sepertinya dirinya menyesali keputusan berlibur dengan wanita bodoh seperti Marlina.

 Seumur hidupnya apakah tidak akan pernah merasakan yang namanya ketenangan, sepertinya dirinya menyesali keputusan berlibur dengan wanita bodoh seperti Marlina

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Gadis bergaun tidur satin itu terpaksa bangun karena gedoran pintu kamarnya semakin menggila. Marlina benar-benar menyebalkan.

"Apa kau tidak waras ha?! Selain bodoh ternyata kau gadis urakan tidak tau aturan dan tol-" ucapannya terhenti ketika Marlina malah memeluknya erat.

"Kau benar Adeline kau benar!" gumamnya sembari memukul-mukul punggung Adeline yang terdiam.
"Memang semua pria sama saja,mereka sungguh menjijikkan! sekali bajingan akan tetap menjadi bajingan!" serunya.

"Kau?" Adeline diam sebelum memutar bola matanya malas. Drama murah yang hampir setiap hari ia tonton dan ia lihat. "Ada apalagi kali ini? Rupanya kau memang gadis bodoh!" Kesal Adeline lalu mendorong tubuh Marlina dari tubuhnya.

Gadis dengan wajah kusut itu mengusap ingusnya yang terus keluar menggunakan dres miliknya yang lusuh. "Iyuhh, ternyata kau juga gadis jorok Marlina!" ucap Adelin sembari berjalan kearah sofa yang terdapat beberapa potong pizza sisa semalam.

"Kau tau?! Aku baru saja memergoki Hars sedang bercumbu dengan gadis setelah pulang dari club tadi pagi!" beritahunya mengikuti Adeline yang mulai menyantap potongan pizza itu.

"Kau baru saja selesai bercinta dengan orang lain,dan kau merasa sakit hati karena hars juga melakukan hal yang sama?" tanya Adeline tak habis fikir.

"Aku belum bercinta Adeline! Pria itu! Sialan kau mengingatku tentang pria brengsek itu! Dia juga sama brengseknya. Kau tau? Dia meninggalkanku setengah telanjang di kasur karena mendapat panggilan dari tunangannya!" ocehnya sembari menyumpal mulutnya dengan potongan pizza.

"Waw" gumam Adeline menatap Marlina yang sudah melahap pizza dengan rakus. "Kau dan hars.." matanya menatap Marlina membuat sang empu berhenti mengunyah menatap balik Adeline dengan alis terangkat. "Adalah pasangan terlolol sepanjang masa."

-b e r s a m b u n g-

Sesuai janji dengan cerita baru untuk kalian💗🪐

ADELINE'S Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang