"Aku hanya tau memasak ramyeon, apa kau ingin delivery?"
Jungkook menatapnya, "Bukankah kau baru saja datang dari kencan butamu?"
Taehyung berdecak, "Aku tidak kencan."
"Aku tidak makan."
Taehyung menyipitkan matanya, "Apa kau masih marah?"
Jungkook mengalihkan tatapannya dan bersandar disofa dengan tangan terlipat, "Masih."
Taehyung, "......"
Dia membuka mulutnya namun menutupnya kembali saat tidak dapat memilih kata yang harus di keluarkan.
Sialan ini sangat berterus terang!
"Aku katakan padamu aku tidak kencan buta, aku tidak tertarik melakukannya saat aku memiliki benang merah ditanganku."
Jungkook akhirnya meliriknya, dia menatapnya sebentar, "Tapi kau masih pergi."
"Aku.....baik aku salah." Taehyung menghela napas, mulai menyerah.
Jungkook mengangkat sudut bibirnya sebentar sebelum kembali datar, "Jangan lakukan lagi."
Taehyung mengangkat pandangannya untuk melihatnya, dia menyaksikannya tersenyum dan mau tidak mau ikut tersenyum.
○○○
Pagi itu di sekolah, Taehyung berpikir untuk memberitahu Jimin tentang benang merahnya. Karena dia dan Jungkook telah membicarakan kemana arah hubungan mereka dan sepertinya itu akan berjalan lancar.
Dia menunggu di dalam kelas dengan perasaan gelisah, menunggu Jimin datang ke kelasnya seperti biasanya. Namun setelah beberapa menit hingga nyaris jam pelajaran berikutnya dimulai, Jimin masih tidak menunjukkan dirinya.
"Sialan, aku saja yang mencarinya."
Dia menahan rasa gelisahnya hingga terasa seperti sakit perut dan ternyata Jimin tidak juga muncul.
Kelas 3F ada di paling ujung lantai 2, seharusnya benang merahnya masih cukup kendur jika dia hanya pergi ke kelas C, namun benang merah ini entah bagaimana semakin kencang. Taehyung bahkan melambatkan langkahnya.
Jungkook ada di kelas 3C. Kelas Jimin. Apa yang dilakukan orang itu?
Taehyung menarik dan menghembuskan napasnya sekali sebelum mendorong pintu kelas 3C. Segera dia menemukan Jungkoom berada di sudut kelas bersama keempat temannya, berbicara dengan salah satu anak kelas 3C yang berada bangku sudut.
Jungkook duduk membelakanginya, dia mungkin tidak menyadarinya. Sialan itu terlihat sangat fokus pada apa yang dibicarakan oleh teman-temannya.
Sementara Jimin yang tengah melakukan sesuatu diatas mejanya mulai menyadari kedatangannya, dia memanggil, "Oh, Taehyungie......sebentar aku sedang menyalin tugas."
"Menyalin tugas?" Taehyung berjalan mendekatinya, "Tidak seperti biasanya."
Saat itu Jungkook yang sebelumnya terlihat sangat fokus itu akhirnya menoleh ke arahnya. Dia memiliki wajah yang seperti biasanya, tidak ada senyuman dan segera mengalihkan tatapannya.
Sialan itu......tidak ada bedanya!
Saat Taehyung mengingatnya dia mulai menyadari, Jungkook telah menganggapnya kekasih sejak awal namun dia selalu bersikap seperti ini, dan sekarangpun sama saja.
Taehyung memutar matanya, dia dengan sengaja sedikit mengeraskan suaranya saat dia berkata pada Jimin, "Aku menunggumu dikelas, dan sekarang aku belum makan, kau harus tanggung jawab."
Jimin meliriknya sekilas kemudian kembali menyalin tugas, "Pergi bersama Hejoon, aku sangat sibuk."
Taehyung memukul kepala Jimin dan berbalik pergi, dengan keras dia mendengar teriakan Jimin di belakangnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Red Fate (kookv)
RomanceBenang merah mulai muncul pada jari manis tepat saat orang berusia 18 tahun, benang yang akan mengantarkanmu pada takdirmu yang berada di ujung benang. Kookv - schoollife - fantasy Buku ini adalah milik kak @Odeee_ yang saya remake atas ijin dari k...