SATU

396 41 1
                                    

Kringgg

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kringgg

Bunyi nyaring keluar dari speaker yang terpasang diatas pojok ruangan; memenuhi isi penjuru ruang kelas dengan ukuran standar 9m×8m itu.

Tak butuh waktu yang lama, bunyi itu tergantikan dengan suara-suara yang menggambarkan kesenangan dari para anak berseragam putih merah yang saling bersahutan. Bunyi bel yang menandakan waktu belajar telah berakhir adalah hal yang paling ditunggu-tunggu bagi sebagian para pelajar.

"Baiklah anak-anak. Karena waktu belajar kita sudah habis, silahkan berkemas masing-masing lalu kita berdoa bersama." Ucap seorang wanita yang tengah berdiri didepan kelas dengan beberapa tumpukan buku ditangannya.

Wanita yang berprofesi sebagai guru itu tersenyum kecil sembari menunggu para anak didiknya selesai berbenah.

"Ketua kelas!" Guru wanita itu menyeru.

Sontak membuat seorang anak laki-laki yang duduk didekat pintu, duduk dengan tegap dan melipat tangannya diatas meja. "Siap! Berdoa menurut kepercayaan masing-masing dimulai!"

Dalam beberapa detik para anak-anak menundukkan kepalanya sembari menggerakkan tangan untuk berdoa dengan posisi tangan yang berbeda-beda dan sebagian sama.

Setelah selesai, dengan tertib anak-anak berdiri dan menyalimi guru mereka lalu keluar meninggalkan kelas secara berurutan.

Hingga pada saat anak laki-laki terakhir keluar, guru wanita itu memandang seluruh penjuru ruang kelas dan begitu netranya menangkap satu anak muridnya yang masih setia ditempatnya dengan kondisi kepalanya berbaring diatas meja berbantalkan tangannya yang menyilang; dalam artian tertidur nyenyak tanpa terganggu dengan suara-suara bising tadi.

Dengan langkah pelan, guru wanita itu menghampiri murid itu yang ternyata berjenis kelamin perempuan—terlihat dari rambut panjangnya yang dikuncir dua.

"Alodie," guru wanita itu menepuk lembut lengan kecil yang berbalut seragam hingga diatas siku itu.

Ternyata tak perlu waktu yang begitu lama, anak perempuan itu terbangun dalam keadan tersentak.

Kelopak mata yang dihiasi bulu mata lentik itu mengerjap dan perlahan terbuka lebar, memperlihatkan sepasang iris mata berwarna cokelat terang kombinasi  yang memesona. Beriringan dengan kepalanya yang menoleh ke arah sosok wanita yang berdiri disamping meja yang dihuni oleh anak itu.

"Uwaahh."

Dan itu adalah reaksi pertama—terkinjat dengan bibir mungilnya yang terbuka—yang ditunjukkan oleh anak perempuan yang bernama Alodie saat melihat guru wanita yang telah membangunkannya.

Membuat sang guru itu terheran dibuatnya. Apalagi saat anak muridnya itu memandang seluruh ruang kelas dengan pandangannya yang terasa asing sambil menggumamkan pertanyaan 'aku dimana?'

Hal itu tentu saja membuat sang guru menggoyangkan bahu gadis kecil itu dengan gerakan pelan. "Alodie, ada apa? Kamu sakit?" Wanita itu menempelkan telapak tangannya dipipi bulat itu seolah mengukur suhu tubuh anak itu.

Being a Little GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang