1. Venesia Ferenze

4 0 0
                                    

Happy Reading....

Seorang gadis tengah berlari di lorong sekolah yang cukup gelap karena hari telah petang. Ia sesekali melihat kebelakang dengan raut ketakutan. Hingga ia berada di ujung lorong yang ternyata pagar besinya sudah terkunci. Dengan wajah ketakutan ia terus melihat kekanan dan kekiri berharap ada seseorang yang membuka pagar besi yang menghalanginya. Hingga tarikan pada rambutnya membuatnya terjatuh kebelakang.

Tiga pasang mata menatapnya disertai seringaian meremehkan tertuju padanya saat ia berusaha bangkit dari jatuhnya. Terlihat mereka juga mengenakan seragam yang sama dengan sigadis. Salah satu pria yang berdiri menatapnya itu mengkode pada kedua temannya. Sigadis yang sudah berlinang air mata itu segera berdiri dan akan berlari. Tetapi dewi fortuna tidak berpihak padanya. Atau memang tidak pernah berpihak padanya.

Kedua pria itu segera menangkap sigadis dan membawanya dengan paksa. Sigadis hanya menangis dan meronta, memohon untuk dilepaskan. Mereka berjalan hingga kebelakang sekolah.

Pria yang tidak memegangi sigadis membuka sebuah ruangan disana. Tampak ruangan gelap dan pengap dengan barang-barang berserakan disana. Sigadis semakin meraung-raung menangisi nasibnya yang selalu buruk setiap harinya. Mereka memasuki ruangan itu dengan menyeret sigadis dan menutup pintunya rapat-rapat.

Desember, 2020...

Semilir angin bertiup dengan lembut menyertai senja telah tertelan oleh malam. Angin bulan desember yang membuat para penikmatnya merasakan sensasi yang menusuk kulit. Membuat orang-orang segera berlindung diri kedalam rumah. Namun, berbeda dengan gadis yang masih mengenakan seragam sekolah ini. Yang seharusnya sudah pulang sejak matahari belum terbenam.

Gadis dengan seragam berantakan dan sudut bibir terluka itu membuka pintu rumahnya dengan perlahan. Berharap penghuni dalam rumah tak menyadari kehadirannya. Ia berjalan mengendap-endap. Hingga lampu ruang tamu menyala mengagetkannya.

Seorang wanita paruh baya yang dengan gaun malam yang indah melekat di tubuhnya ternyata pelaku keterkejutannya. Wanita dengan wajah yang masih menunjukkan raut kawatir itu menghampiri putri nakalnya.

" Kenapa baru pulang jam segini? Biasanyakan jam 9 atau jam 10 baru pulang." ucap wanita itu menyindir.

Si gadis hanya menggaruk tengkuknya yang tak gatal. Dan tersenyum kikuk memperlihatkan deretan giginya.

" Athena, mama harap kamu jangan sering pulang malam. Kamu gak kasian sama mama?" ucap lembut sang mama

Gadis yang bernama Athena Odense itu menunduk dan merasa menyesal karena tidak pernah punya waktu bersama sang mama. Ia memang sering pulang malam karena kegiatan sekolah atau ada urusan disekolah.

" Maafin Ena ya ma. Tapi Ena janji akan sering sering pulang lebih awal." ucap gadis yang menyebut namanya Ena itu dengan senyuman kepada sang mama.

Sang mama tersenyum dan memeluk putri semata wayangnya itu dengan hangat. Sang mama yang bernama Dianan Odense sangat kehilangan sosok putrinya semenjak Athena menginjak bangku SMA. Wanita yang masih tampak muda di usia 50-an itu harus kehilangan sang suami saat suaminya bertugas sebagai tentara. Sang suami meninggal saat Athena sejak kelas 5 SD dan menjadi single mom.

Ia yang hanya seorang ibu rumah tangga saat itu harus menghidupi sang putri dan melamar pekerjaan di berbagai perusahaan. Dan ia berhasil diterima menjadi salah satu staf kantor di kota itu.

Melihat sang ibu yang bekerja banting tulang, Athena merasa kasihan. Dan tanpa sepengetahuan sang mama ia bekerja part time di sebuah cafe dekat sekolahnya. Walau gaji yang ia dapatkan tidak banyak, setidaknya ia membantu meringankan tanggungan sekolah tanpa uang dari sang mama.

JIWATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang