4. If They Break Up

219 13 0
                                    

"Habis darimana?" Pertanyaan yang pertama kali keluar dari seorang pria yang saat ini sedang duduk disofa ruang tamunya, ketika Haechan baru saja sampai didalam rumah.

Ah bukan sang ayah yang menegur dirinya. Melainkan kekasihnya yang bertanya seperti itu dengan keadaan yang sedang duduk, seakan menunggu dirinya datang. "Loh, Mark? Ngapain kesini?" Tanyanya kaget, ketika melihat kekasihnya yang sudah duduk di sofa ruang tamunya.

"Eh Mark, ngapain kesini?! Kau lupa bahwa malam ini kita ada tanding?" Ujar Mark dengan sedikit mengejek pertanyaan wanita yang ada dihadapannya ini.

Haechan berfikir sejenak. Apakah dia melupakan sesuatu? "Ah bajja! Kita ada pertandingan malam ini!" Serunya, ketika mengingat bahwa dirinya, dan kekasihnya ini ada pertandingan malam ini.

"Yaudah cepat sana ganti baju! Kamu ngapain masih disini sayang?" Geram Mark, yang langsung mendorong kekasihnya agar masuk ke dalam kamarnya.

"Iya iya. Aduh jangan di dorong dong!" Protes yang Haechan berikan disepanjang jalan menuju kamarnya.

"Stop! Aku ganti baju dulu! Kau tunggu di ruang tamu atau di ruang keluarga saja!" Titahnya kepada sang kekasih.

Mark menurut, sementara Haechan pun segera bergegas menaiki untaian tangga menuju kamarnya. Sampai di kamar, ia segera bergegas ke kamar mandi yang ada di dalam kamarnya, guna membersihkan dirinya.

Tak butuh waktu lama di dalam kamar mandi, ia segera keluar. Berjalan menuju walk in closet miliknya, mencari style-an baju untuk dipakainya.

Setelah memakai baju, mengeringkan rambut serta menata rambut, Jaemin segera keluar dari kamarnya. Ia tak lupa membawa tas kecil guna menaruh ponsel, powerbank, dompet, card collection, dan hal penting lainnya.

Sampai di bawah, dirinya tidak melihat keberadaan sang kekasih. Padahal kan ia telah menyuruh kekasihnya untuk tunggu di ruang keluarga, atau di ruang tamu. Tapi di kedua tempat itu, kekasihnya tidak ada!

Ia mendecak kesal, dirinya terus mencari kekasihnya di setiap ruangan. "Mark! Mark Lee!" Teriaknya, agar sang kekasih mendengar panggilannya.

"Ne!" Sahut Mark akan panggilan yang ia berikan, yang ia yakini bahwa suara itu berasal dari ruang makan.

Ia langsung saja menyusul kekasihnya dan bajja! Kekasihnya ini sedang makan, makanan yang telah tersedia diatas meja makan. "Eum si anak luttle tiger satu ini benar-benar ya! Bisa-bisanya dia menyuruhku untuk bergegas, sedangkan dirinya malah asik makan disini!" Protesan yang ia berikan, yang mulai duduk di hadapan sang kekasih.

Mark cuma bisa tersenyum sebagai balasan. "Laper, Chan. Eomma tidak masak dirumah. Sedangkan maid di liburkan Appa." Curhatnya.

Haechan mengehela nafasnya kasar. Entah, dia gak tau cerita yang diberikan kekasihnya ini jujur atau bohong. "Yaudah terus gimana sekarang?!" Tanyanya.

"Tetep jadi-lah. Orang acaranya masih lama juga. Jam 1 malam yang." Jawab Mark.

Haechan langsung naik pitam. Sungguh! Dirinya sudah bergegas dengan sangat cepat agar kekasihnya ini tidak menunggu lama, namun acaranya juga masih lama. Mana dirinya gak inget lagi acaranya jam berapa. Ia cuma ingat tanggalnya doang. Jam-nya, dia gak tau sama sekali.

"Conjuring 3? Cruella?" Tawaran yang Mark berikan kepada sang kekasih yang sebentar lagi ingin meledak.

"Call!" Sahut Haechan dengan antusias.

Mark ini memang selalu mempunyai berbagai macam cara agar kekasihnya ini tidak marah dengannya. Sedangkan Haechan ini sebenarnya kesal, dan ingin sekali menolak tawaran yang kekasihnya berikan ketika dirinya ingin marah.

Namun, hatinya gabisa buat nolak tawaran sang kekasih. Soalnya kekasihnya ini kalo ngasih tawaran gapernah yang aneh-aneh, seringan yang enak. Jadi dia gak bisa nolak deh. "Tapi, emangnya keburu?" Tanyanya memastikan. Pasalnya kan mereka mempunyai acara tanding.

"Cukup lah, yang. Ini kan masih jam 9 kurang. Sedangkan acaranya jam 1. Conjuring 3, 1 jam 52 menit, Cruella 2 Jam 14 menit." Ujar Mark, yang sukses membuat senyum kekasihnya terbit.

"Kajja!" Seru Haechan, ketika makanan kekasihnya ini sudah habis.
---

Sampai di cinema, Mark langsung memesan tiket nonton. Sedangkan Hadchan memesan makanan yang ingin mereka makan sewaktu nonton.

Setelah masing-masing selesai memesan, mereka pun langsung masuk kedalam cinema yang telah ditunjuk. Duduk di kursi barisan 3 dari belakang.

"Kalo misalkan gak keburu, kita setengah nonton aja ya." Ujar Haechan, yang gak yakin kalau misalkan mereka ini bakal keburu.

Mark hanya mengangguk. Mana mungkin dia menolak permintaan atau perkataan yang kekasihnya berikan.

Film pun di putar, mereka mulai fokus menonton. Mark yang fokus menonton dengan tangan yang terus menggenggam tangan sang kekasih. Serta Haechan yang terus mendekati sang kekasih. Tak jarang ia teriak ketika ada adegan yang mengagetkan, atau yang menyeramkan.

Mark yang mendengarnya pun hanya terkekeh. Kekasihnya itu sangat susah dibilanginnya. Dia kan gak bisa nonton film horor, tapi dia selalu maksa untuk menonton ketika mereka ingin menonton film horor.

Maksa minta nonton, sok berani padahal aslinya penakut. Selalu teriak kalau ada adegan yang mengagetkan ataupun yang menyeramkan. Kekasihnya juga selalu deket dirinya kalau sedang menonton film horor, dan kalau selesai nonton? Kekasihnya selalu minta di temani tidur oleh dirinya. Gak berani tidur sendiri dia kalo habis nonton horor.

Setelah nonton The Conjuring 3, mereka pun segera keluar, dan langsung masuk ke dalam cinema selanjutnya untuk menonton Cruella. Mereka menonton Cruella tidak sampai habis karena waktu mereka yang mepet. Alhasil mereka memutuskan untuk menonton sebagian saja.

Setelah meninggalkan area pusat perbelanjaan, mereka segera bergegas ke tempat yang mereka tuju.
---

"Ini dia Queen and King jalanan kita telah datang!" Sorakan yang pria bertubuh jangkung berikan kepada Haechan dan juga Mark yang baru saja datang. Lucas namanya.

Lautan orang pun terbelah ketika mereka berdua datang. Memberikan akses untuk mereka lewat.

"Udah dimulai?" Tanya Mark, yang saat ini sudah ada dihadapan Lucas dan Yeonjun, temannya.

Lucas menganggukkan kepalanya. "Baru yang ecek-ecek doang. Kalo pertandingan utamanya sih nanti. Lagian kan kita nunggu kalian datang." Sahutnya.

"Haechan, dia juga ikut balapan?" Tanya Yeonjun, yang langsung dibalas gelengan kepala oleh temannya.

"Mana boleh sama Mark." Ujar Haechan, diiringi dengan dengusan kasar.

Yeonjun hanya bisa terkekeh mendengar itu. "Kasian ya. Makanya Chan, putus aja dari Mark biar bisa balapan lagi!" Ledeknya. Ia suka banget mancing amarah temannya ini.

"Putus putus! Pala kau sini aku putusin!" Sarkas Mark, yang saat ini tengah menatap temannya dengan tatapan penuh peringatan.

"Uuucchh takut." Balas Yeonjun dengan nada mengejek.

"Jadi, lawannya si Mark ini siapa?" Tanya Haechan, memisahkan perdebatan antara mereka berdua, yang menurutnya tidak berguna.

"Hwalhan." Jawab Lucas.

"Gyo Hwallhan yang terkenal akan kelicikannya itu?" Tanya Haechan sekali lagi, memastikan pendengarannya ini tidak salah, yang langsung dibalas anggukan kepala oleh temannya.

"Mark, batalin aja ya?" Pinta Haechan kepada kekasihnya, untuk memutuskan pertandingan malam ini.

Haechan ini tau siapa itu Gyo Hwalhan. Manusia yang paling licik di dunia balap. Dari namanya saja sudah terlihat bahwa dia manusia licik. Dia akan melakukan berbagai macam cara agar memperoleh kemenangan.

Hwalhan juga tidak pernah memandang gender. Mau lawannya Pria ataupun Wanita, dia akan tetap menggunakan berbagai macam cara untuk memperoleh kemenangan.

Pernah waktu itu dirinya melawannya sebelum bertemu dengan Mark. Dirinya emang menang sih.... tapi hasil dari kemanangan itu, dirinya harus dirawat selama satu minggu karena patah tulang di bagian tangannya.

LEE HAECHAN - MARHYUCKNOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang