CERPEN!!!

17 6 0
                                    

Pagi hari seperti biasanya di ruang makan kediaman Zecaron hanya terdapat suara dentingan sendok dengan piring. Tak ada yang memulai obrolan dari ketiga orang tersebut. Ayah dan anak kembar nya tersebut terdiam menunduk dan sibuk memakan nasi goreng nya masing-masing. Kedua anak kembar itu sudah terbalut dengan seragam SMA Pancasila.

Angkasa Zecaron adalah anak tertua dari keluarga Zecaron. Kini ia sudah memakai kemeja putih berbalut jas hitam yang terdapat logo sekolah di pojok kiri, dengan dasi belang biru nya. Tak lupa dengan celana abu-abu.

Dan kembaran nya sekaligus anak bungsu dari keluarga Zecaron yaitu Elfarie Zecaron. Kini ia juga memakai kemeja putih dengan dasi belang biru dan logo sekolah di pojok kiri kemejanya. Juga rok abu-abu sepanjang lutut.

Kini makanan yang berada di piring mereka sudah habis tak tersisa. Dan sang ayah berniat untuk memulai obrolan.

"Elfarie, minggu depan kamu jadi kan ikut olimpiade sains?" tanya sang ayah agak menekan.

"Iya, jadi," jawab Elfarie dingin.

"Oh yauda harus juara satu, kamu udah belajar kan??" Elfarie yang ditanya hanya mengangguk. Dan sekarang perhatiannya tertuju pada Angkasa.

"Angkasa, kemarin ayah mendapat kabar dari wali kelas kamu katanya nilai ujian kamu turun. Kenapa nilai matematika kamu turun? Ini karena kamu terus-terusan main basket kan?"

Angkasa menghela napas dengan kasar, lalu berkata, "Angkasa udah belajar, cuma dapetnya segitu ya mau gimana? Ayah kan tau aku nggak ahli matematika. Lagian ini juga bukan gara-gara aku main basket terus kok."

"Tapi kamu lebih sering main basket ketimbang belajar. Kalau nilai kamu turun begini, ayah bisa malu. Teman-teman ayah anak laki-laki nya semua pintar. Coba kamu lihat Elfarie dia perempuan tapi bisa lebih pintar, coba kamu tiru Elfarie. Dia selalu dapat peringkat satu di sekolah. Sedangkan kamu, dapat peringkat 7 di kelas aja nggak bisa," kesal ayah ketika Angkasa membantah perkataannya.

Emosi Angkasa naik, laki-laki itu sangat benci jika dibanding-bandingkan dengan adik kembarnya itu. Hanya karena Elfarie unggul di bidang akademik, tidak seharusnya ayahnya membandingkannya seperti itu. Angkasa mengepalkan tangannya, ia sudah muak dengan celotehan ayahnya itu. Angkasa bangkit dari meja makan.

"Ayah, cukup banding-bandingin aku sama Elfarie."

Angkasa keluar dari rumah yang serasa neraka setelah kematian bunda nya. Ia menaiki motor Vespa berwarna hitam. Dia berangkat terlebih dulu karena ia tau Elfarie akan naik mobil nanti nya. Kini tujuan Angkasa yaitu menuju sekolah.

Setelah sampai sekolah Angkasa bergegas menuju kelasnya. Ia tidak mood berbicara dengan siapapun karena perdebatan kecil di meja makan tadi. Ia sampai dan langsung duduk di bangkunya, lalu ada seorang laki-laki yang menghampirinya.

"Oi. Ngapa lo mukanya ditekuk aja, masih pagi padahal. Masalah sama kembaran lo lagi?" kata Azriel mengambil tempat duduk di samping Angkasa. Daigo Azriel, teman baik Angkasa sejak mereka SMP.

"Yah, gitu deh," balas Angkasa menghela napas pasrah.

Bel istirahat berbunyi. Semua murid berlarian menuju kantin. Sedangkan di sebuah laboratorium menampakkan seorang siswi yang dikelilingi beberapa siswi lainnya.

"Woy, anak caper. Lo nggak usah sombong ya gara-gara dipilih ikut olimpiade. Nggak usah sok pintar, nggak usah sok cantik. Lo itu, penyakitan!" ujar perempuan bernama Alea sembari mendorong Elfarie hingga jatuh ke lantai.

"Lo tuh penyakitan! Orang sakit ngapain ikut-ikutan olimpiade gitu, entar sakitnya makin parah terus lo mati gimana? Ahahahaha!" lanjut teman satu geng Alea yang bernama Ziva. Lalu dilanjutkan tertawaan oleh yang lainnya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 15, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Same Soul Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang