Masa Kecil ( Zahra ) POV ibu Zahra

1 1 1
                                    

Perkenalkan Zahra gadis kecil tumbuh di desa ia hidup dengan kakek neneknya.
Orang tua Zahra telah berpisah sejak umur 1-3 tahun bahkan orang tua pun pergi entah kemana. Zahra di besarkan oleh kakek neneknya yang hanya seorang petani serabutan.

Sepertinya ini sudah cukup untuk dibawa pulang mah " ucap kakek Rohman
Ohh yasudah pak mari pulang, kasihan Zahra dan ibunya pasti menunggu kita sudah larut sore sekali ini pak" ucap nenek Heri

Entah lah aku harus berbuat apa untuk masa depan anakku nantinya, ingin merantau aku tidak mempunyai ongkos dan juga aku masih belom tega meninggalkan Zahra. Sungguh sangat membingungkan.

Assalamualaikum" ucap kakek & nenek
Walaikumsalam " ucap Zahra
Ehhhh cucu kakek sudah mandi sudah makan belomm, kakek pergi mandi dulu yaaa


Sepertinya aku harus mengungkapkan sekaran mumpung bapak dan ibu ada sedang makan . Entahlah aku akan pergi merantau dengan seadanya dan aku akan mengais rezeki disana mungkin aku bisa kerja menjadi pembantu. Tok usiaku sudah hampir tua .

Pak " ucapku
Ada apa yang ingin dibicarakan sepertinya kamu ada masalah " ucap bapak
Pak aku ingin merantau ke Jakarta aku ingin mengais rezeki disana apa bapak tidak keberatan jika aku tinggalkan Zahra sama bapak " ucapku ragu ragu pada bapak tiri ku ini .

Entahlah aku akan diizinkan atau tidak lihatlah nanti. Yang terpenting aku sudah ngomong dari pada aku kerja di desa seperti ini menjadi pembantu yang hanya di Upah cuma 300 ribu rupiah untuk jajan Zahra pun harus nunggu bapak dan ibu panen dan aku putus asa jika hidup seperti ini . Sedangkan bapaknya Zahra entah kemana tidak mengasih uang nafkah untuk anak setelah kami pisahhh.

" Ini ada 300 ribu, Berangkatlah dan jaga diri disana. Apalagi kamu lihat statusmu yang sekarang. Biar Zahra sama kami disini. Kamu cari kerjaa yang benar yaa Siti " ucap bapak

Ohh yaaa aku bernama Siti ibu dari Zahra aku seorang janda yang tinggal suami yang pergi entah kemana. Suami kerja jasa muat yang hasilnya tak seberapa upah hanya 30 ribu sehari tidak cukup untuk kebutuhan kami bertiga. Apalagi kami masih menumpang dirumah ibu ku.

" I-yya pakk. " Aku masih tak menyangka ternyata bapak mengizinkan ku pergi merantau

" Ingat Siti kamu kalo merantau tiap bulan harus kirim untuk jajan anakmu. Kamu tau sendiri penghasilan bapak dan ibu mu tidak lah seberapa, belum lagi kalo anakmu minta jajan ini dan itu belom sebentar lagi mau sekolah dia" ucap ibuku setengah menyindir

Yaaa ibu ku termasuk orang yang sangat ngirit tak wajar kadang kami makan hanya nasi dan trasi. Kadang tempe tahu dan sambal hanya itu saja.

"Iya ma, Akan aku usahakan buat Zahra dan kalian " ucapku

Aku langsung pagi pagi ingin bersiap siap untuk melaju ke terminal. Karena jarak terminal sangatlah jauh aku harus naik angkot satu kali dan jalan sampai ujung jalan. Subuh telah tiba aku bersiap siap karena aku tak ingin ketinggalan bis atau kehabisan tikettt .

" Ingat Siti ucapan ibu semalam. Kamu kerja yang bener jangan cari suami dulu. Ingat buat bayar hutang kitaa di warung " ucap ibuku

" i-yya Bu. Aku titip Zahra yaa Buu " ucapku kesal.

Bagaimana tidak kesal sudah lama sekali ibu selalu menyudutkan ku dengan hutang untuk makan sehari hari.

" baguslah pak Siti mau berangkat merantau ke Jakarta, Dari pada disini nambah nambahin utang kita saja.

Sebenarnyabaku tidak terlalu memusingkan perkataan ibu tapi ada dendam jugaaa setiap hari selalu mengataiku.

" Nak mama mau pergi ke Jakarta kamu baik baik yaa sama nenek dan kakek " ucapku
" Baik maa, sering sering pulang ya " ucap Zahra





Keluarga Ingin Menang SendiriTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang