Setelah aku sebulan kerja ternyata gajihku hanya cukup biaya ku disini dan bayar kontrakan. Karana majikanku tidak menampungku tinggal bareng.
Semakin hari aku semakin pusing karena orang tua ku sering menelfon minta transferan terusss." Kamu jauh jauh kerja bukanya tranferin uang buat anak malah sama sekali tidak! " ucap ibu di telpon sana
Aku marah. Bagaimana tidak marah kalau aku disini kerja seperti ini jangankan untuk transfer untuk makan sehari hariku disini saja masih kurang.
" Nanti Siti akan transfer Bu tenang saja " ucapku
Aku binggung harus mencari tambahan apa lagi setelah ini. Anakku semakin lama semakin besar. Dan aku makin kesini kaya gini saja. Sungguh menyebalkan..
Apa aku tidak usah ngasih uang ke mereka biar tau rasa.
Dari pada suntuk mending aku ke pasar saja untuk membeli peralatan dapur aku juga sangat lapar ." Hei mba Siti baru keliatan dari mana saja " ucap tukang sayur langganan ku
" E-eehh iya Buu sedang sibuk kerja ini saya mau sayur bayam satu ikat ya sama cabai bawang merah 5 RB saja " ucapku senyumBagaimana tidak aku makan pun harus mengirit seperti ini. Apalagi aku seorang janda.
" E-eehh sitiiii " ucap Bu juminten tukang sayur dengan ekspresi malu malu
" I yaa Bu ada apa yaa " ucapku menautkan alisku
Yaa aku herann karena kami jarang sekali mengobrol berbincang. Hanya saja aku sering kesini karena disuruh bos belanja ke pasar dan itu pun tidak lama. Karena hari ini libur kerja aku mencari hiburan saja kepasar tohh dikontrakan bingung mau apaaa..
" Begini Siti ada yang mau kenalan sama kamuuu " Juminten terkekeh
" Ahhh mana ada Bu, lagian saya ini janda beranak satu mana ada yang mau menikahi saya, E-eehh suka sama saya maksudnya Bu " aku pun terkekeh
" Kamu bisa aja sitii . Itu tu penjual sayur yang diujung kemarin kesaya minta nomormu. Sedangkan saya boro boro punya hapee ti " juminten
Yaa beliau lah usia nya sudah sangat tua tapi tidak terlalu tua. Jangan kan hape dia saja kalau rindu anaknya hanya via telpon tetangganya setahuku.
"Ohhh iya Bu nanti saya kasih kan nomor saya, ya buat teman saya disini. Karena saya gapunya teman disini " ucapku
Yaa begini lah aku jadi janda banyak laki laki yang ingin mendekati entah lah kenapa gelar janda sangat di takutkan oleh ibu ibu . Hampir di tetangga kontrakan ku takut jika suami nya ke goda olehku.
## NIKAHAN ##
Setelah sebulan aku berkenalan dengan tukan sayur di pasar. Akhirnya aku memutuskan untuk menikah dengannya, ya bagaimana lagi orangtua ku selalu marah marah ketika aku tidak mentransfer uang bulanan ya. Apalagi bapaknya Zahra jarang transfer bank di telan bumi. Mending aku nikah aja dari pada pusing pusing mikirin anak yang dikampung, toh orang tua ku masih mau ngurusin anakku. Apa lagi kami hanya menikah siri tidak perlu di pusingkan juga harus berkabar dengan kakak ku dan keluarga lainya " ucapku
Awal pernikah aku selalu di pasar hingga pulang sore hari. Karena pasar sangat lah rame apa lagi langganan suamiku banyakk .
" Mas nanti aku minta uang ya buat beli belanjaan di dapur " ucapku
" Loh belanja apa , toh sayur dan lainya tinggal ambi di sini . Nanti aku kasih kamu 50 perharinyaa ya Siti " ucap suamiku Gono
" Loh ga bisa gitu dong mas, aku juga pengen beli lainya beli baju beli ini dan itu. Gimana sih! " ketusku
" Aku ga mau tau ya pokonya segitu kalo tidak terserah kamu saja Siti, aku capek " ucap Gono
" Dasar suami pelit " ujarku
Bagaimana bisa aku menikah dengan orang macam begini. Pelit kikir huh belum apa apa udah keliatan wataknya bagaimana aku minta uang . Ahh siall sialll!!
Setelah beberapa bulan aku menikah aku sedang mengandung buah kecilku usianya hampir 3 Minggu rasanya sangat senang.