Hai guys, panggil aku terserah kalian.
Happy Reading🌻
°°°
Pemuda dengan perawakan tinggi menuruni anak tangga dengan sedikit terburu-buru, mata tajamnya menelisik disetiap sudut ruangan hingga terhenti disuatu titik yang terdapat sebuah keluarga yang terlihat bercanda tawa bersama dengan kakaknya diruang makan, tentu tanpa dirinya.
Tak ingin ambil pusing, pemuda itu melangkahkan kaki panjangnya menuju keluar rumah untuk menuju sekolah, mengabaikan mereka yang tampak bahagia tanpa dirinya.
"ZERGAN! Apa kamu tidak memiliki sopan santun terhadap orang tua?!" Bentakan seorang pria paruh baya mampu menghentikan langkah kakinya.
Dia Zergan Xabiru Greyson, anak bungsu keluarga Greyson yang selalu salah Dimata keluarganya. Greyson sendiri adalah keluarga terpandang yang memiliki aset perusahaan disetiap negara. Zergan juga merupakan leader sebuah geng motor besar serta disegani didaerah Jakarta, bernama Leander.
Zergan terkekeh sinis membalikkan badannya menghadap pria yang berstatus sebagai ayah kandungnya, "Bagaimana saya tau apa itu sopan santun jika anda sendiri tidak pernah mengajarkannya?"
Kavrel mengeram marah menatap tajam sang anak, tangannya terkepal kuat disisi tubuhnya siap melayangkan pukulan.
"Dasar anak kurang ajar, tak tau di untung!"
Bugh!
Bugh!Kata kata kasar itu terlontar bersamaan dengan pukulan yang mendarat pada wajahnya, Zergan tersungkur pada lantai marmer putih seraya mengusap sudut bibirnya yang mengeluarkan darah.
"PA!" Teriak Zaverro Alfezxa Greyson, kakak kandung Zergan yang memberi peringatan pada sang ayah agar tak memukul kembali sang adik.
"Jangan membela anak pembangkang ini, Verro. Dia pantes mendapatkan itu karna hanya bisa mempermalukan keluarga!" Ucap Kavrel sarkas.
Zaverro menatap tajam sang ayah jika saja ia tak ditahan oleh sang ibu, maka ia akan menghampiri sang adik dan melindunginya dari serangan sang ayah yang akan memukulnya kembali.
Bugh!
Bugh!"Lepas ma!" Sentak Zaverro menghempaskan tangan Leona selaku ibu kandung keduanya yang hanya berdiam diri pada tempatnya.
Zaverro berlari menghampiri dan menahan lengan sang ayah yang akan melayangkan sebuah tamparan, dengan badan kekarnya Zaverro berdiri dihadapan Zergan menjadikan tubuhnya sebagai temeng untuk sang adik.
"Menjauh Verro!"
"Jangan sakiti adik Verro!" Desis Zaverro marah.
"Sekarang kamu berani melawan hanya karna anak sialan itu?!" Ucap Kavrel memandang tajam Zergan yang berada di belakang punggung Zaverro.
"Dia bukan anak sialan, dia adik Verro dan anak kalian!" Ucap Zaverro sedikit meninggikan nada bicaranya, biarkan ia di cap anak durhaka karna meninggikan nada bicara kepada orang tua, ia tak peduli, cukup selama ini dia diam atas semua perlakuan keluarga jahanam ini.
"Turunkan nada bicaramu terhadap orang tua Verro, dan satu lagi, saya tidak pernah memiliki anak seperti dia!" Tegas pria itu berbalik meninggalkan keduanya yang diikuti Leona dibelakangnya.
Zergan terkekeh miris, pemuda itu bangkit berdiri dengan susah payah, tangan kirinya memegang perutnya yang terasa nyeri. Zaverro mendekat berniat membantu pemuda itu berdiri.
"Lo gapapa? atau kita kerumah sakit aja?" Tanya Zaverro mencoba meraih lengan Zergan yang malah ditepis oleh sang empu.
"Gausah sok peduli!" Tajamnya berjalan meninggalkan rumah menuju sekolah, ah ralat tapi menuju markas besar Leander, karna ia terlambat dan sudah dipastikan gerbang telah ditutup total.
Zaverro memandang sendu punggung Zergan yang telah hilang dibalik pintu.
•••
Bruk!
Zergan menghempaskan tubuhnya yang terasa remuk pada sofa panjang yang tersedia di markas besar Leander. Bagunan berlantai dua tersebut tampak bersih, rapi dan terlihat mewah dengan warna hitam yang mendominasi disetiap sudutnya, jika melihatnya dari luar maka bagunan itu hanya bagunan kumuh yang tak dapat ditinggali.Suasana markas tampak sepi karna sebagian anggota Leander adalah anak sekolahan yang berarti mereka berada disekolah, atau
membolos di warbasul.
Zergan memegang perutnya yang masih terasa nyeri, sudut bibirnya tampak mengeluarkan darah yang sudah sedikit mengering. Zergan mengupat dalam hati. Ah, jika saja pria itu bukan ayahnya maka ia akan membuat orang itu tak sadarkan diri dirumah sakit.
"Bos! Ga sekolah?" Tanya seseorang yang baru saja datang, Zergan menoleh mendapati anggota juniornya yang tengah menyedot susu kotak strawberry diambang pintu.
"Lo sendiri?" Tanya balik Zergan dan mengundang raut cengengesan pemuda itu.
"Bolos," Balasnya yang diangguki Zergan.
"Sama."
Dia Afkara Radenio George salah satu anggota junior yang berada dikelas sebelas. Afkara berjalan mendekati Zergan dan duduk disamping lelaki tersebut.
"Muka lo kenapa bang? abis di keroyok?" Tanya pemuda itu yang dibalas gelengan dari sang empu.
"Ada masalah dikit tadi,"
"Mau gue obatin ga?" Lagi dan lagi Zergan menggeleng pelan dan memilih memejamkan matanya.
"Ga usah, gue bisa sendiri." Balasnya.
"WOI AFKA!" Teriakan dari arah luar itu membuat Zergan dan Afkara terjengkit kaget, keduanya memandang tajam seseorang laki laki yang baru saja memasuki tempat itu bersama dua orang dibelakangnya.
Laki-laki yang ditatap tajam itu menggaruk tengkuknya yang tak gatal, "Eh ada bos Zergan, hehehe sorry bos," ucap lelaki itu dengan tampang watadosnya.
Kedua orang dibelakangnya menahan tawa dan berjalan mendahuluinya untuk menyapa Zergan lalu ikut duduk disana.
Drtttt...
Suara dering telepon milik Zergan mengalihkan atensi mereka. Zergan meraih ponsel berlogo apel digigit disaku seragam abu-abunya dengan tampang malas. Ia melihat nama yang tertera jelas dilayar ponselnya 'Asep'."DIMANA LO? GUE KENA HUKUM BURITA GARA GARA LO!" Teriakan menyapa saat panggilan tersebut diangkat membuat Zergan menjauhkan ponsel itu dari telinganya.
Asep sialan!.
Zergan memutar bola matanya, "Gausah teriak-teriak suara lo kaya tikus kejepit. Gue dimarkas."
"Sialan lo! bolos ga ngajak-ngajak. Ga setia kawan lo Gan!" Sahut seseorang dari belakang Asep.
"Gue ga punya kawan kaya lo berdua," Ucapnya lalu mematikan sambungan telepon secara sepihak. Dapat ia Pastikan Rasef atau sering disapa Asep dan Aster memberengut kesal dan memaki dirinya dari sana.
Afkara, dan ketiga temannya yaitu Cleon, Gaver dan Heros menahan tawanya agar tak meledak.
•••
And see you next part
KAMU SEDANG MEMBACA
Zergan Xabiru Greyson
Teen FictionLangsung baca aja, ga pinter buat deskripsi. ⚠️ Jangan plagiat. ⚠️Mengandung kata kata kasar dan kekerasan.