Hai guys. Part ini ga jelas sumpah.
Happy reading🌻
.
.
.Jam telah memasuki waktu sore hari, namun belum ada tanda tanda dari anak manusia yang tengah berceloteh dan berjoget tak jelas itu untuk pulang ke rumah masing-masing.
Bahkan suasana markas tampak semakin ramai karna sebagian anggota Leander yang telah berpulang dari sekolah memilih untuk bersingah disana.
Aster mengeraskan volume speaker membuat seisi markas terisi oleh dentuman musik DJ alay dari speaker yang tersambung ke handphonenya. Ini adalah lagu kesekian dari banyaknya lagu yang telah mereka putar.
Sikok bagi duo.
Sikok bagi duo.
Rasef berjoget bersama beberapa anggota lainnya dengan khusyuk. menggoyangkan pinggulnya, kepala yang menggeleng pelan kekiri dan kekanan, ditambah dengan dua handphone dengan flash hidup tersemat pada kedua tangannya.
Apalagi pencahayaan markas yang redup membuat suasana disana sangat mendukung. Mereka mulai bernyanyi mengikuti irama DJ, keadaan semakin berisik ketika memasuki bagian reff.
SIKOK BAGI DUO
SIKOK BAGI DUO
SIKOK BAGI DUO
Zergan mengelus telinganya yang berdengung akibat dentuman musik serta suara mereka yang bergabung menjadi satu.
Kemudian melirik kearah sampingnya yang terdapat seorang pemuda yang tengah memerhatikan sekelompok orang yang berjoget ria dengan wajah datar andalannya. Merasa diperhatikan pemuda itu menoleh mendapati Zergan yang menatapnya dengan tatapan memelasnya.
Pemuda itu terkekeh pelan, "Kalo ga kuat langsung kick aja," Ucapnya membaringkan diri disofa sambil memainkan ponsel.
Zergan berdecih menanggapi cowok kutub itu.
Prince Xalvador Hesper, cowok dingin berwajah tampan menjadikanya sebagai incaran kaum hawa, ah ralat tapi seluruh anggota Leander rata rata memiliki paras tampan. Kalian milih sambil tutup mata juga gabakal nyesel. Prince menjabat sebagai wakil ketua Leander dan juga sahabat dari Zergan bersama dengan Aster, Rasef, dan Asher.
"Gila!" Maki Asher tak tahan.
Pemuda itu melepas kedua sepatu mahal miliknya lalu mengambil ancang-ancang untuk melamparnya pada sang korban.
Bruk!
"Anjing!" Umpat sang korban mengelus pantat seksoynya yang baru saja menjadi titik lembaran sepatu.
Asher memandang sengit Aster dan Rasef yang menjadi sasaran lemparannya, "Berisik anjing, ganggu ketentraman dan kedamaian hidup gue!"
"Kayak hidup lo damai aja," Cibir Rasef.
"Siniin sepatu mahal gue."
"Alah! Paling juga ceban," Ucap Aster melempar kembali sepatu putih tersebut kepada sang empu pemilik.
"Lo berdua jual Ginjal juga ga bakal cukup buat beli sepatu gue!" Asher mengelus sepatu miliknya sebelum kembali memakainya.
Zergan hanya menyimak berdebatan unfaedah ketiganya, dia perlahan bangkit berdiri seraya membersihkan baju seragamnya yang terlihat kusut lalu berjalan menuju pintu markas.
"Mau kemana lo Gan?" Tanya Aster berteriak.
"Apart," Jawabnya singkat tanpa menolehkan kepalanya kebelakang.
"Ikut!" Seru Rasef dan Aster berlari mengikuti Zergan, meninggalkan pizza yang tengah mereka makan diikuti Asher dan Prince.
Zergan mendegus kasar, "Ga terima tamu!" Sungutnya yang tidak dipedulikan oleh kedua manusia itu.
"Bodoamat," Balas Rasef yang sudah menduduki kuda besinya. Entah dari mana keberanian itu datang kepada Nicholas Rasef Byantarra.
Bener bener ni anak ga pernah buat hidup gue tenang sehari aja!
Zergan mengacak rambutnya pasrah dan membiarkan mereka mengikuti nya.
Siap siap aja apartemennya berubah jadi kapal pecah.
•••
Dyxie tertawa melihat wajah Gabriella yang hampir tertutupi oleh coretan coretan bolpain yang dilayangkan oleh ketiganya.
"Gausah ketawa lo!" Katanya menatap Dyxie dengan mata yang melotot.
Bukannya meredakan tawa, Dyxie semakin meledakkan tawanya yang disusul dengan tampang mengejek dari Anora.
"Muka lo mirip Zebraclos, hitam putih hitam putih," Ejek Anora dengan wajah minta ditampol.
Mereka tengah memainkan game yang sangat Gabriella benci, Ludo. Ya permainan yang menguras emosi dan kesabaran jika harus terbunuh ketika sudah hampir sampai pada bagian tengah game.
Dan sialnya Gabriella yang selalu kalah dalam bermain membuat gadis itu diberi hukuman yaitu mencoret wajah.
Gabriella berdecak memandang malas layar tab yang masih menampilkan game.
Ah, ayolah dia sangat payah dalam permainan ini.
"Ga, ga mau main lagi gue. Game bangsat," kesal Gabriella melempar iPat nya asal yang beruntungnya langsung ditangkap oleh Audrey.
Anora memutar bola matanya, "Dasar ngambekan."
"Bacot! sana balik, gue mau bobok manja!" Usir Gabriella dengan tangan menyuruh mereka pergi.
Ciri-ciri temen ga ada akhlak ya gini.
"The real sahabat ga tau diri," Maki Dyxie bangkit dari duduknya dan berjalan menuju keluar kamar.
Gabriella cekikikan melihat wajah dongkol sahabatnya lalu berjalan menyusul dari belakang, Membawa wajah yang masih dipenuhi coretan.
"Jangan lupa jemput gue besok!" Peringat Gabriella setelah mereka sampai di halaman rumahnya.
"Gak. Ga usah manja, pergi sendiri!" Sungut Anora sinis.
"Gue ga bilang sama lo! gue bilang sama Audrey!" Anora mencibikkan bibirnya mendengar jawaban ngegas Gabriella.
Audrey menggelengkan pelan.
"Belum juga genap sehari." Gumamnya pelan lalu memasuki mobil.
Audrey tak dapat membayangkan hari hari berikutnya yang akan diisi oleh pertengkaran antar tiga sahabat itu. Dyxie dan Anora saja dia sudah cukup tertekan, pasalnya mereka akan selalu merebutkan hal sepele misalnya makanan. Ditambah kembalinya Gabriella mengingatkannya saat menduduki bangku SMP.
•••
See you next part!
KAMU SEDANG MEMBACA
Zergan Xabiru Greyson
Teen FictionLangsung baca aja, ga pinter buat deskripsi. ⚠️ Jangan plagiat. ⚠️Mengandung kata kata kasar dan kekerasan.