Pertemuan tanpa direncanakan

3.8K 120 1
                                    

Hari Minggu fadya hanya dirumah nyantai, sedangkan bunda, ayah, dan adek bungsu nya pergi.

"Kok gue gabut banget sih dirumah, kalo mo keluar ntar malah di godain sama TNI yang ada disini."

"Apa gue ke asrama mba zahra aja ya?, tapii gue belom pamit sama bunda ma ayah."

entah siapa yang diajak berbicara fadya, ia bicara sendiri sembari kebingungan.

"Bodo ah fadya mo ke asrama mba zahra aja, tapi ntar mba fadya gada di asrama, apa mungkin dia pergi sama kak ali."

"Alah udah biarin aja, ntar kalo mba Zahra gaada gue balik lagi aja."

tak lama fadya langsung pergi dari rumah.

"Mba fadya mau kemana?." tanya abang tni yang sedang menjaga pos.

"Em, fadya mau ke asrama mba Zahra, nnti tolong ya pak kalo, ayah fadya nyariin bilang aja fadya lagi ke asrama mba zahra gitu."

"Shap baik mba, tapi nanti kalau pak bagas ga nge bolehin gimana mba?."

"Duhh pak mana ada sih anak yang mau ketemu sama anaknya satunya gaboleh, udah deh gausah cacicu fadya males."

Fadya memang begitu orangnya, ia tak suka bicara panjang lebar alias ruwett.

"I-iyaa mba kalau begitu mba bisa pergi." ucap tni yng sedang menjaga pos.

"Konsekuensi nya Lo sekarang ngusir gue?."

"Tidak mba, katanya tadi mba fadya mau kerumah kakaknya."

Fadya tak menjawab ia langsung pergi begitu saja dengan tatapan yang tajam.

"Yaallah kok itu anak jenderal kok bisa kayak gitu ya, padahal orang tuanya gak kaya gitu apalagi sodaranya yang lain." tni itu heran dengan fadya yang tak sopan karna perilakunya kepada orang yang lebih tua disamakan seperti dengan temannya sendiri.

fadya kini tengah diperjalanan, hanya membutuhkan waktu 25menit untuk sampai ke batalyon infanteri TNI AD.

fadya memasuki gerbang batalyon dan ada tni yang jaga pos.

"Aduhhh ada lagi huft, pasti nanti ditanya banyak."

"Misi pakk tara."

"Iya mba, mba siapa?, ada urusan dengan siapa??."

ternyata yang menjaga pos itu adalah Serda Farhan.

"Kenalin nama gue fadya, gue adik iparnya letda ali. tau kan siapa dia?."

Serda farhan hanya terdiam kaget karna perkataan fadya yang berbeda dengan istri ali.

"m-mba adeknya ibu komandan?, maksud saya mba Zahra."

"Hahahaa ibu komandan?, What's this sejak kapan mba zahra dipanggil ibu komandan??." fadya tertawa mendengar ucapan serda farhan itu.

"Iya saya itu adek kandungnya mba zahra, emang kenapa?." jawab fadya sembari menarik turunkan alisnya.

"Beda banget sifatnya." gumam serda farhan yang tak sengaja terdengar oleh fadya.

"Apa Lo bilang barusan?."

"Nggak mba, yasudah apakah perlu saya antarkan ke asrama letda ali?."

"Boleh sih, soalnya gue belom terlalu mengenal tempat ini."

"Mari mba ikut saya."

fadya hanya mengikuti Serda farhan yang lebih tinggi dari dirinya sampai ia mendongak dan ia tak sengaja berkata.

"Tinggi bet ni orang makan apa sih, hhh btw pak tara namanya serda farhan ya??." tanya fadya.

"Makan bambu mba, Iya benar nama saya Farhan, kok anda tau pangkat saya."

Aku Kamu Dan Negara [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang