Bad Decisions || Taerosé

13

Hari ini Rosé pulang 1jam lebih awal dari biasanya, karena stok roti di toko Seulgi telah habis lebih awal. Rosé harus berterima kasih kepada pembeli kaya raya yang memborong roti-rotinya tadi sehingga ia bisa segera pulang menemui putri kecilnya, ia benar-benar merindukan Araa

Sebenarnya Rosé tak tega meninggalkan Kim Araa sendirian dirumah, namun apa boleh buat ia harus tetap bekerja untuk membiayai kehidupan mereka berdua apalagi Araa sekarang sudah bersekolah. Rosé memutuskan untuk tidak menerima bantuan apapun dari kakek dan neneknya karena Rosé belum sepenuhnya bisa memaafkan keduanya dan dengan ini pula sebenarnya Rosé telah menghukum kedua kakek dan neneknya. Mereka berdua merasa tidak berguna dan tidak bisa berbuat apa-apa untuk cucu dan cicit perempuannya. Dan untuk Chanyeol, kakak laki-laki nya itu sering berkunjung ke Gwangju jika ia mendapat cuti dari rumah sakit, pria Park itu juga selalu meminta kepada sang adik untuk membawa Araa pindah saja ke Seoul ia berani bersumpah akan membiayai semua kebutuhan mereka berdua, namun lagi-lagi Rosé selalu menolaknya dengan tegas.

Ngomong-ngomong Jimin tetangga baiknya itu telah menikah dengan Seulgi satu tahun yang lalu dan saat ini Kang Seulgi sedang mengandung buah cinta keduanya. Rosé sangat berterima kasih kepada mereka berdua karena tanpa bantuan mereka hidup Rosé pasti tidak akan mudah. Sedangan Joy adik Park Jimin harus pindah ke Seoul untuk melanjutkan sekolah musik disana tentu saja ditemani sang eomma. Mana mungkin eomma Jimin tega membiarkan anak gadisnya tinggal sendirian di kota besar, jika libur atau sang ayah pulang dari 'melaut' mereka berdua juga akan langsung pulang ke Gwangju.

Dengan membawa kue donat kesukaan putrinya Rosé begitu bersemangat kembali kerumah. Kim Araa tidak menyukai makanan pedas sejak dulu entah bagaimana bisa sedangkan dirinya sangat menyukai masakan pedas sejak kecil.

Saat tiba dirumah setelah berjalan selama sepuluh menit dari halte busnya berhenti Rosé sedikit kaget melihat mobil mewah yang cukup asing terparkir didepan rumah mungilnya. Apa oppanya membeli mobil baru? Atau mungkin mobil baru Jimin, daripada menduga-duga lebih baik Rosé segera memastikannya didalam. Sayup-sayup ia mendengar celotehan sang putri dari arah dapur sepertinya Araa sedang bercerita riang kepada seseorang. Dan tunggu... Suara itu? Rosé ingat suara milik siapa itu, tidak mungkin kan dia disini. Saat tiba dipintu dapur Rosé hanya bisa menatap kedepan dengan sedikit terhuyung tiba-tiba saja kakinya lemas, pria didepannya yang sedang mengobrol dengan Araa adalah Kim Taehyung

"Eomma, eomma sudah pulang yayy" Seru sang putri begitu bersemangat, otomatis pria yang duduk membelakanginya itu ikut menoleh mengikuti arah pandang sang putri

Deg, Taehyung dan Rosé sama-sama diam ditempat. Mereka berdua sama-sama belum siap dengan keadaan ini. Namun dengan cepat pria Kim itu segera beranjak dari kursinya dan segera menghampiri Rosé

"Hay, apa kabar?" Taehyung bodoh kenapa itu yang terucap pertama kali dipertemuan perdana mereka ini. Dan saat ini Rosé belum mampu mengeluarkan sepatah kata pun untuk menimpali sapaan pria didepannya ini.

"Eomma pulang lebih cepat, lihatlah eomma ini paman Taehyung dia bilang paman adalah teman eomma saat sekolah dulu" Celoteh sang putri gembira, namun berbanding terbalik dengan kedua orang dewasa itu

"Sayang, makanlah kue donat ini dikamar ya. Eomma harus bicara dengan paman Taehyung berdua. Apapun yang terjadi Araa jangan keluar kamar sampai eomma memanggil Araa. Janji sayang" Hanya itu yang dapat Rosé sampaikan kepada sang putri, ia tidak mau melibatkan Araa dalam obrolannya dengan Taehyung dan ia percaya putrinya akan menuruti semua perkataannya

"Janji eomma, terimakasih kue donatnya. Araa kekamar dulu. Dada paman Taehyung" Tak lupa ara mengucapkan terimakasih kepada sang eomma yang sudah membawakan kue kesukaannya dan segera saja gadis lima tahun itu meninggalkan kedua orang dewasa itu didapur