Di bawah pimpinan Jacob van Heck pada tahun 1598, Belanda datang lagi ke Indonesia sebelumnya gagal dan diusir saat di bawah pimpinan Cornelis de Houtman pada tahun 1596 karena angkuh dan kesombongan mereka di Banten, berlangsung lama kekuasaan Belanda di Indonesia, tak terhitung banyaknya peperangan yang terjadi, para pribumi tak kunjung menyerah melawan Belanda sampai akhir , puncak akhirnya di tahun 1942 jepang datang dan merebut kekuasaan Belanda lewat perjanjian kalijati.Saat ini, 23 Oktober 1945
Mentari mulai bersinar kembali, aku masih disini dibalik bayang bayang *gedek yang menjadi dinding rumah.
"Yo suryo" ya itu suara bapakku, pria yang berumur 50 Tahun lebih, dengan jari tangan kiri yang tidak utuh, beliau kembali dengan ikat besar kayu yang sudah di potongi, syukur pikirku ia kembali dengan selamat.
"Le rinio cepet", "nggh" sautku cepat, aku terbirit segera menemui beliau, untuk menurunkan kayu kayu itu, mumpung belum kayu kayu itu yang akan membekas di tubuhku.
"Yok nopo teng dalan wau?, Mboten wonten aneh-aneh?" Tanyaku sambil menurunkan kayu itu ke tanah dan mengikatnya kembali,
"Aman" sambil menarik bajunya ke atas sedikit, terlihat sebuah pistol yang menyelip di pinggang dalam celananya.
Tidak kaget ayahku adalah bagian dari TKR dan pistol itu ialah rebutan dari persenjataan tentara jepang, "cepet diangkat kekno ibukmu", aku melihatnya lagi saat mengangkat kayu kayu itu, warna tubuhnya yang coklat legit, kurus tidak terurus, pakaian yang apa adanya, andai kakek pulang sebentar saja dan melihat anaknya, mungkin langsung diajaknya bapakku untuk ke pusat kota dan membeli pakaian, atau apapun itu untuk bapak. Tapi kakek ku adalah Kakek ku, pria gila hormat yang sangat mencintai negara nya itu, tanggung jawab diatas segalanya, bentuk sumpah yang ia ucapkan untuk negara, meski Keadaan di perbatasan kota memang tidak se serius itu, tapi bagian strategi TKR tidak boleh ditinggalkan.
Jepang sedang gencar-gencarnya mengincar markas TKR saat itu ,yang merupakan garis depan masyarakat.
Mau tidak mau TKR harus siap sedia selalu, dan kami sebagai masyarakat harus siap sedia juga, oleh karena itu banyak laki laki dewasa yang diambil dari masyarakat untuk ikut pelatihan TKR, dan di kembalikan kembali ke desa mereka setelah selesai pelatihan, bapakku salah satunya yang harus di culik oleh kakek ku sendiri di hari akhir perekrutan pelatihan, karena tidak mau meninggalkan istri serta anak anaknya, inilah yang membuat kakek ku membenci ibuku, yang mana anaknya diambil sepenuhnya oleh seorang perempuan desa, dari keluarga miskin.Sempat diceritakan oleh ibuku kalau aku harus menurut pada kakek jika bertemu dengan beliau, ia tidak mau jika bapak akan membenci kakek, seperti yang lalu saat bapak di ambil paksa dari rumah agar ikut pelatihan selama ±5 bulan meninggalkan istri serta kakak" ku, bapakku hampir menyerang Kakek ku dengan penuh amarah saat diturunkan dari kendaraan TKR setelah sampai di markas TKR, hampir pukulannya mengenai kakek ku tapi ia di jegal oleh salah satu prajurit yang sepertinya pangkatnya dibawah kakek ku, bapakku jatuh dan di tindih dengan dengkul oleh prajurit itu tapi ia tidak berdaya,
"yo opo Katene jogo bojo Karo anakmu?", mendengar itu Bapakku langsung mengangkat kepalanya dan memelototi kakekku,
"hah?, Kate ngelawan jepang Karo awak kurus, seng gaono kemampuan jogo awak e dewe ngene?"
yah kurang lebih seperti itu mengingat kisah bapakku saat Aku melihat singkat beliau, Aku anak terakhir di keluarga ini dengan 2 kakak,1 laki" dan 1 perempuan.
Mbakyu dan masku mau tidak mau menuruti kakek ku, mereka berdua sedang sekolah di sekolah Belanda sekitaran kota, melihat bapak saat kembali dari pelatihan, dan langsung memeluk kami ber-empat membuat kakak-kakak ku mengerti, tiada guna melawan kakek, yang ada hancurnya hubungan bapak dengan kakek, melihat kakek dan bapak yang sama mempunyai watak keras.
KAMU SEDANG MEMBACA
PARADIJS
Historical FictionUtopia hidup para pribumi yang ingin hidup layaknya di surga tuhan, surga dunia saja hancur oleh para manusianya. Ketenangan bernafas yang harus direbut kembali, serta ambisi murka, yang menciptakan hal-hal besar kedepannya. Kotor dan hancur...