Jaemin menatap mayat-mayat yang penuh darah dengan tatapan datar namun, tatapan itu langsung berubah ketika dirinya membayangkan akan dekat dengan Jisung yang merupakan idolanya.
"Haechan! Aku sudah selesai menghabisi mereka. Lalu Jeno juga berhasil mengelabui polisi! Jadi sekarang sudah waktunya kau membuat kami menjadi staf dari grup kesukaan kami itu!" Seru Jaemin dengan senyuman indahnya.
Berbeda sekali dengan keadaannya yang penuh darah, bahkan pipi Jaemin saja penuh darah. Membuat senyuman Jaemin yang seharusnya indah sekarang terkesan bagaikan seorang psikopat gila.
"Bos, lebih baik kau bersihkan dulu wajahmu. Kau tampak mengerikan." Seru Haechan yang menatap datar kearah Jaemin.
Ayolah, sepertinya hanya Haechan sendiri lah yang paling waras daripada Jaemin dan Jeno. Terkadang hal itu membuat Haechan sedikit bingung, bagaimana bisa dia masuk ke dalam kelompok mafia yang kewarasannya tidak ada sama sekali.
"Hei! Aku itu tampan! Jika tidak percaya tanya saja pada Jisung-ku!" Seru Jaemin yang tidak terima dengan ucapan Haechan.
"Bos, bagaimana bisa Jisung melihat mu? Dimata mu memang Jisung adalah satu-satunya tapi di mata Jisung kau adalah yang kesekian kalinya." Ucap Haechan.
Ucapan itu membuat Jaemin sedikit dongkol, tidak bisakah Haechan membiarkan hidupnya bahagia dengan angan-angannya? Dasar Haechan menyebalkan.
"Hei! Asal kau tahu dia mencintaiku! Lagipula Jisung pasti akan setuju bahwa diriku itu adalah yang paling tampan!" Seru Jaemin tidak terima.
"Yah, dia mencintai kalian semua yang merupakan fansnya. Lagipula dia tahu kau hidup saja adalah sebuah kemustahilan, jadi bagaimana mungkin Jisung mengakui ketampanan mu itu?" Seru Haechan yang membuat Jaemin semakin terbakar api.
"Sudahlah aku tidak ingin berdebat denganmu! Sekarang pikirkan saja cara agar aku bisa dekat dengan idola ku!" Seru Jaemin dengan nada bossy yang sedikit menyebalkan dimata Haechan.
Haechan memutar bola matanya malas, berdebat dengan Jaemin tidak ada gunanya. Bos nya itu sangat keras kepala sampai-sampai Haechan ingin menenggelamkan wajah tampan bos-nya itu ke sungai Amazon.
Walaupun sebelum melakukannya Haechan akan dibunuh duluan.
"Baik, aku akan mencari cara!" Haechan pergi meninggalkan Jaemin seorang diri.
Setelah ditinggalkan oleh Haechan, Jaemin langsung pergi menuju mobilnya. Hari ini dia tidak boleh kelewatan showcase NCT Dream.
Jaemin langsung saja menancap gas, dirinya harus tepat waktu. Tentunya sebelum acara dimulai dia harus membersihkan dirinya terlebih dahulu.
"Jisung-ie tunggu aku ya! Hehehe," seru Jaemin dengan senyuman anehnya.
Jika Haechan melihat hal itu kemungkinan besar dia akan mengatai Jaemin sebagai orang gila.
Jaemin kini telah selesai menonton showcase NCT Dream secara online, Jaemin akan segera pergi untuk membeli makanan, perut Jaemin sudah berteriak minta dikasih asupan seakan-akan mengatakan bahwa bukan hanya mata Jaemin saja yang butuh asupan.
Jaemin berjalan dengan tenang sampai, Jaemin tidak sengaja menabrak seorang pria.
Pria yang ditabrak Jaemin itu langsung terjatuh, Jaemin menatap pria itu dengan tatapan curiga.
"Auh, sakit!" Ujar pria bermasker putih.
Mata hamsternya yang mulai berkaca-kaca dan suara pemuda itu juga terasa familiar di telinga Jaemin.
Pemuda itu menatap Jaemin yang sedang membatu. Diam-diam pemuda bermasker putih ini mendecak sebal karena bukannya menolong dirinya Jaemin malah terdiam.
Pemuda bermasker itu bangkit, Jaemin masih saja membatu membuat pemuda bermasker itu menjadi khawatir.
"Hei! Kamu tidak apa?"
Pertanyaan itu kembali menyadarkan Jaemin, wajahnya yang membatu kini berubah menjadi memerah dengan senyuman bahagia.
"Kau, Park Jisung kan?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Mafia & Idol
FanfictionBagaimana jadinya jika seorang Mafia yang dikenal kejam nyatanya adalah seorang Fanboy?