Mulai hari ini kita putus.
Kalimat itu masih terbayang-bayang dalam pikiran Junkyu meski sudah hampir setahun lamanya kalimat itu ia dengar.
Kumpulan memorinya bersama seorang pria yang dulu pernah menjadi kekasihnya setiap harinya masih selalu terbayang. Bagaimana pria itu menyunggingkan senyum tampannya, bagaimana pria itu memperlakukannya bak sebuah permata, serta hangatnya dekapan pria itu.
Menangis sudah bukan agenda yang rutin ia lakukan. Air matanya seperti telah menyerah untuk keluar meski perasaan sedih, kecewa, serta rindu yang sangat menyiksa itu muncul.
Sekarang, dirinya hanya bisa memandang dari jauh sosok yang dulu selalu berada di dekatnya.
Serta menyiksa batinnya sendiri karena harus melihat pria itu bahagia dengan pasangan barunya.
.
.
.
Kim Junkyu, itulah nama yang dimiliki seorang pemuda berusia dua puluh dua tahun yang saat ini sedang duduk di sudut Cafe tempat acara reuni SMAnya diadakan.
Tidak ingin mencoba berbaur dengan yang lain, Junkyu lebih memilih untuk menyendiri, menikmati segelas anggur tanpa peduli seberapa banyak batas yang bisa ia minum.
Mata bulatnya yang kerap dipuji cantik oleh ribuan orang itu tak henti-henti tertuju pada salah satu tempat duduknya empat orang. Junkyu tidak peduli dengan tiga di antaranya, yang dirinya pedulikan hanyalah pria dengan setelan casual dan rambut hitam yang duduk sambil memegang rokok dengan sebelah tangannya.
Pria itu.
Pria yang telah pernah membuatnya merasakan surga dan kini menetap di dalam neraka.
Dia Choi Hyunsuk, lelaki yang lebih dewasa setahun darinya yang kini hadir di acara reuni karena kekasih barunya merupakan teman seangkatan Junkyu di SMA.
Melihat Hyunsuk tersenyum pada kekasihnya membuat hati Junkyu semakin terbakar. Api kebencian yang ada di balik mata indahnya itu semakin membara sepanjang dirinya melihat interaksi Hyunsuk dengan kekasih barunya.
Cih!
Bagaimana Hyunsuk bisa dengan mudah mendapatkan penggantinya? Sementara dirinya masih terseok-seok dalam memori mereka ketika masih bersama.
Merasa sudah terlalu muak, Junkyu memutuskan untuk pergi dari tempatnya menuju toilet. Dirinya berjalan tanpa peduli sebagian orang melihat ke arahnya.
Setelah berjalan cukup lama, Junkyu pun tiba di toilet. Tujuannya bukanlah bilik toilet, melainkan hanya wastafel yang ada di ruangan yang sama.
Rambut hitamnya yang sebagian menutup wajahnya ia sisir ke belakang, memperlihatkan wajah tampan dan manis dengan tatapan yang seperti tak ada harapan untuk hidup lama.
Air keran yang mengalir setelah Junkyu nyalakan segera diambil. Air itupun digunakannya untuk membasuh wajah hingga sebagian rambutnya.
Di tengah aktivitasnya, pintu toilet tiba-tiba terbuka, menampilkan sosok pria yang sejak tadi menjadi pusat perhatian Junkyu.
Baik pria itu ataupun Junkyu sama-sama terkejut. Tapi Junkyu dengan cepat merubah ekspresinya menjadi datar lalu kembali membasuh wajahnya. Sementara Hyunsuk, dirinya memilih untuk mendekati wastafel yang letaknya tepat di sisi kanan Junkyu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Secret
FanfictionCerita oneshoot dengan tingkat berbahaya yang tinggi, mampu membuatmu merasa muak, mual, atau bahkan bisa membuatmu senang. Junkyu Harem - Yoshi Harem . . . Bila kamu tidak merasa nyaman dengan cerita nuansa seperti ini, saya rasa kamu cukup pintar...