M O N E Y 05

116 16 4
                                    

Lengan yang patah.

Luka di kepala.

Serangan syok.

Jacob harus menelan pernyataan dokter yang ia datangi hari ini dengan perasaan sesal. Pria itu terpaku di bangku taman rumah sakit. Rumah sakit yang sama. Tempat yang sering kali Jacob anggap sebagai awal dari sedikit keindahan yang pernah terjadi dalam hidupnya. Kini, tidak ada gunanya untuk merasa murka. Jacob memang terlambat untuk mengambil antisipasi. Semua ini salahnya.

Tindakan selanjutnya yang bisa dilakukan pria itu hanyalah memberi perawatan terbaik dan menanggung semua biaya dengan uang yang ia miliki. Kali ini Jacob merasa tidak senang. Limpahan harta yang dimiliki nyatanya bukanlah apa-apa. Harga sepadan yang ia pikirkan sebagai angan hanya menuntun pria itu pada tindakan konyol. Jacob merasa dibodohi oleh lembar uang ia anggap sebagai acuan dari segalanya.

"Pesanan Anda, Tuan."

Jacob yang tengah melamun di taman rumah sakit kini mendongak, lantas menatap salah satu pengawalnya yang datang dengan membawa bunga dan sekotak kue. Dengan enggan, Jacob menerima dua benda tersebut lantas menatap pengawalnya dengan pandangan kosong.

"Apakah ini tindakan yang benar?"

"Tentu, Tuan. Tidak ada salahnya untuk menyesal dan memperbaiki segalanya."

"Begitu?" tanya Jacob dengan polosnya. "Tidakkah itu memalukan?"

"Semua manusia pernah melakukan kesalahan, Tuan."

Jacob terdiam. Ia terpacu untuk mendalami kalimat itu menjadi motivasi yang entah kenapa membuatnya tenang. Dirinya buka Tuhan. Ia tidak bisa menaklukan waktu. Ia tidak bisa berteman dengan takdir. Jacob harus membuka matanya lebih lebar untuk melihat seisi dunia dengan prespektif beragam. Sejak awal, seharusnya Jacob tidak pernah berperang dengan pikirannya sendiri.

Pria itu menghela napas dalam-dalam, membuat aroma karbol yang khas terasa semakin kuat. Langkahnya terketuk penuh karisma mengiringi aura yang tajam. Membuat eksistensinya lagi-lagi menjadi pusat perhatian di tengah koridor rumah sakit yang cukup ramai. Tidak butuh waktu lama bagi Jacob untuk sampai di ruang VIP. Pria itu sempat mematung di depan pintu sebelum akhirnya masuk dengan perasaan ragu.

Kedamaian menyambutnya begitu halus.

Jacob seakan masuk ke dimensi lain.

Pria itu merasa takjub oleh rasa damai yang merebut atensinya. Padahal tidak ada yang istimewa. Alih-alih, Jacob melihat dua orang pasien yang terbaring di masing-masing brankar. Sepasang paruh baya yang kini sedang sama-sama memejamkan mata. Satu pasien tampak dipenuhi luka dengan perban di kepala dan lengan yang dibebat gips. Sementara pasien lainnya terlihat baik-baik saja tanpa luka sedikit pun.

Jacob tidak tahu harus melakukan apa. Ia seakan kehilangan kendali diri untuk bersikap normal. Pria itu sempat berbalik menuju pintu sebelum kembali dengan kebingungan. Hingga akhirnya, Jacob meletakkan buah tangan yang dibawanya ke atas nakas yang tersedia. Pria itu meletakkannya dengan hati-hati, takut jika pergerakannya menimbulkan keributan dan membuat kedua pasien itu terbangun.

"Maafkan aku."

Jacob berbisik sambil membungkuk hormat pada kedua pasien yang sedang tertidur.

Pria itu mengucapkannya sepenuh hati.

Seakan tidak ada kesempatan lagi baginya untuk menyesali kesalahan.

"Maaf atas segalanya."

Sejurus kemudian, Jacob berbalik seraya menghela napas. Sedikit kelegaan terasa di relung harinya. Mengiringi langkah kaki yang kini terhenti bertepatan dengan timbulnya suara seseorang. Terdengar tiba-tiba di tengah keheningan.

"Terima kasih."

Jacob mematung di ambang pintu. Pria itu terkesiap sebelum akhirnya menoleh dengan kepala yang terasa berat. Sosok wanita paruh baya yang dipenuhi luka dengan kepala yang dibebat perban dan tangan yang dibalut gips kini tersenyum ke arahnya. Sementara pria paruh baya yang sama sekali tidak terluka masih tertidur dengan pulas.

"Terima kasih sudah datang atas kehendakmu sendiri, Jacob."

Jacob tidak bisa berkata-kata, namun kelegaan yang menitik di relung hatinya seakan merambat semakin luas.

Hingga membuatnya merasa tenang. []

Dark Series : Money ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang