Part 2

48 5 2
                                    

Welcome back to in my first story
-
gimanaa, suka ga sama part sebelumnya?
semoga aja suka ya,
-
jangan lupa kasi emot "🌙" sebelum lanjut bacaa
-
Happy reading♡

~✩

"Berapa kali saya harus bilang ke kamu HAH!." Bentak Angga dengan amarah.

"Maaf." jawab Nara dengan menunduk.

"MAAF KAMU BILANG?." Tanya Angga papa Nara dengan lirih namun terkesan meremehkan.

"Plakk.."

satu tamparan keras, mendarat mulus di pipi kanan Nara, yang membuat Nara sedikit meringis, menurut Nara ini tidak begitu sakit, Karna Nara sudah biasa dengan itu, bahkan nara sering mendapat perlakuan lebih dari itu, hanya karna sebuah nilai.

"hehh, percuma saya menyekolahkan kamu mahal-mahal kalo kamu tetap bodoh, buang-buang uang aja." Ucap Angga dengan tertawa renyah.

"Bisanya nysahin orang tua , coba kamu contoh Rana, dia selalu mendapatkan penghargaan dari sekolah ,bisa membanggakan orang tuanya dan ga membuat malu keluarganya, sedangkan kamu," ucapan Lina yang mampu menggoreskan luka di hati Nara untuk kesekian kalinya.

" bisanya memalukan orangtua" lanjut Lina

"CUKUP.., NARA CAPEK DIGINIIN TERUS" ucap Nara yang memberanikan dirinya untuk berbicara dengan suara yang gemetar , Nara berusaha mati-matian untuk menahan air mata nya yang hendak turun.

"Plakk"

pipi Nara begitu panas akibat tamparan dari Angga untuk kesekian kalinya, pertahan Nara pun runtuh, air mata yang sendari tadi ia tahan, menetes begitu saja tanpa seizin Nara.

" BERANI KAMU YA, BENTAK ISTRI SAYA." ucap Angga dengan nada tinggi.

Nara menatap Angga penuh kebencian, dengan tangan memegangi pipinya yang panas.

"kalian ga pantes disebut sebagai orangtua" ucap Nara.

"KURANG AJARR.." bentak Angga.

"plakk"

"AYO PUKUL NARA LAGI PAA!!." ucap Nara dengan nada tinggi.

" DASAR ANAK GATAU SOPAN SANTUN." bentak Lina, dan langsung menampar keras pipi Nara.

"Plakk."

"MASI KURANG HAHH?." tanya Angga dengan nada tinggi dan mengangkat dagu Nara kasar.

"udah berani kamu bantah kita?" tanya Angga lagi.

"Nara capek pa, kalo harus diem terus." jawab Nara dengan tersenyum getir.

"plakk"

"plakk"

tamparan demi tamparan Nara terima, hingga ujung bibir Nara robek Karna tamparan yang begitu keras hingga mengeluarkan darah.

Nara hanya pasrah, pipinya terasa begitu panas bahkan hidung Nara sampai mengeluarkan darah, kepala Nara begitu pusing,namun Nara tetap berusaha menetralkan itu semua.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 29, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Kanara (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang