Part 23

7.1K 371 3
                                    

Byur

Galvin baru saja masuk ke dalam kolam ikan kesayangan Adelard. saat ini Galvin sedang terlepas dari pengawasan si sulung yang sedang mandi. melihat itu tentu langsung di manfaatkan oleh si kecil Alvarendra dengan diam-diam keluar dari kamar Kyler dan berlari kecil menghampiri kolam ikan di depan mansion.

Sekarang baju anak itu sudah basah dan tercium bau amis dari tubuhnya karena dia berusaha menangkap ikan-ikan peliharaan Adelard yang harganya sangat fantastis.

"Horeyy Galvin dapet ikannya!" sorak Galvin heboh, berhasil menangkap satu ikan hias peliharaan sang ayah.

Bondan yang melihat itu tentu saja di buat panik. bagaimana tidak? anak itu sudah mengobok-obok kolam ikannya dan karena ulahnya itu hampir semua ikan yang ada di sana sudah mengapung alias mati.

"Tuan muda kecil lepaskan ikan itu atau ikannya akan mati nanti" bujuk Bondan menatap Galvin mencekik ikannya.

Galvin menggeleng ribut. enak saja ikan ini dilepaskan begitu saja. padahal dia dengan susah payah mendapatkan ikan itu tadi. dan tidak mungkin kan, setelah dia tangkap dengan susah payah malah di lepas begitu saja? toh Galvin juga sudah memiliki niatan untuk menggoreng ikan tersebut.

"Enak aja main di lepas! gak ya, Galvin gak mau lepas nih ikan. orang Galvin mau goreng ikannya juga!" balasnya sinis.

"Tapi itu ikan hias tuan muda kecil, tidak bisa dimakan"

"Tuan muda kecil, saya mohon lepaskan ikan itu. itu ikan kesayangannya tuan besar. kalo tuan besar sampai tau dia akan marah" bujuk Bondan yang mungkin sudah kesekian kali nya.

Galvin tetap menggelengkan kepalanya. "Lo tenang aja Bon, daddy gak akan marah ko. daripada lo ngomong terus, mending lo tolongin gue"

"Tolong apa tuan muda kecil?"

"Tolong diem!"

Mendengar balasan tak terduga itu membuat Bondan menjatuhkan rahang nya. "Bon, lo tuh cerewet banget sumpah! kaya emak-emak komplek yang nggak bisa diem" cibir anak itu, sibuk memasukkan ikan hasil tangkapannya ke dalam ember untuk di bawa ke dapur.

Setelah memasukkan tiga ikan sekaligus ke dalam ember, Galvin mulai keluar dari kolam ikan itu dengan bau amis dan pakaian basah.

Anak itu tersenyum bangga dengan apa yang sudah dia lakukan. "Wih lumayan nih ikannya, gede-gede semua! jadi gak sabar buat makan nih ikan" gumamnya senang.

Ia melangkahkan kakinya untuk masuk ke dalam mansion lagi. dan karena kaki nya masih basah, lantai yang baru saja di pel oleh beberapa maid di sana kembali kotor karena jejak kaki Galvin yang basah.

Para maid yang melihat itu hanya bisa menghela nafasnya dan bersabar menghadapi tuan muda kecil nya yang masih aktif-aktif nya.

Bondan meratapi ikan-ikan tuan besar nya yang sudah meninggal. dia sudah membayangkan berapa banyak uang yang sudah di keluarkan oleh Adelard demi ini semua. tapi sayang sekali, ikan yang di beli Adelard tidak bisa bertahan lama dan malah berakhir mengenaskan di tangan Galvin. ikan yang malang.

"Eh? dimana tuan muda kecil?" gumamnya menyadari si kecil sudah tidak ada di kolam itu. dengan cepat dia melangkah ke dalam mansion.

"Apa kalian tau dimana tuan muda kecil?" tanya Bondan, menatap para maid yang sedang bersih-bersih di mansion.

Mendengar pertanyaan itu semua para maid kompak menatap pada jejak telapak kaki kecil di lantai. melihat itu Bondan mengangguk kecil. dia tau siapa pemilik telapak kaki yang mungil itu.

Ketika di telusuri ternyata jejak kaki itu mengarah ke dapur. dengan cepat Bondan menyusul anak itu, berharap Galvin belum melakukan hal yang aneh-aneh pada ikan yang masih hidup. semoga saja tuan muda kecilnya belum memasak ikan itu. yaaa semoga saja

Galvin Malvelino Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang