04

359 32 13
                                    

Saat ini semua orang tengah berkumpul untuk makan malam, Rendika dan Arsyam sudah duduk di kursi masing-masing

Maula duduk di pangkuan Rey karena kursinya yang kurang

"Kak, Ami makan di dapur aja" lirihnya

Ia tidak enak makan disini, biasanya juga makan di dapur, kalo enggak ya kamarnya

"Disini aja sama kakak"

"Tapi--"

"Maula"

"Iya kak"

Maula hanya bisa pasrah, kakaknya ini kalo udah buat keputusan gak bisa di ganggu gugat

"Ck, kang caper" tatapan sinis dilayangkan Tio

Maula hanya bisa menunduk, ia bahkan tidak melakukan apapun, Rey menatap Tio tajam seketika nyalinya menciut

"Serem anjir" batin Tio bergidik

"Kapan dimulainya?" Jengah Rey

Bima yang tengah melamun tersadarkan

"Ah iya, makan"

Rey menyuapi Maula yang berada di pangkuannya, kembar R yang melihatnya iri, mereka juga adiknya, mereka ingin dimanja juga, tapi gengsi mereka segede gaban

Makan malam berjalan lancar, walaupun ada sedikit drama menyebalkan dari si ppb, seperti

"Kenapa kak Maula di suapi kak Rey?, Kak Maula gak malu ya udah gede juga?" Milla berucap dengan tatapan polosnya

"Terserah gue lah, jangan banyak bacot" Sergah Maula

"Bahasanya"

"Heheheh maaf kak"

Rey hanya menggelengkan kepalanya dengan senyuman tipis

"Kakak, Mila pengen di suapin juga" rengek Milla namun dihiraukan Rey

"Sama Abang Ars aja ya?" Bujuk Arsyam

"Enggak hiks mau sama kak Rey hiks"

Rey benar-benar tidak peduli seolah tidak ada makhluk yang tengah merengek itu

"Diam dan makan dengan tenang" jika Tamara sudah bersuara maka yang lain langsung diam, takut mereka, kecuali Rey, dia mah santai-santai saja

Makan malam selesai, saat ini mereka tengah berkumpul di ruang keluarga kecuali Rendika dan Arsyam, ada yang menonton, ada juga yang mengerjakan tugas masing-masing

Saat ini Rey tengah asik memanjakan Maula, percakapan random, cerita-cerita, dan saling menggoda

Seakan dunia hanya milik berdua, sudah cukup, Rendie benar-benar iri, ia sudah tidak sanggup lagi,

masa bodo dengan image kalem, dingin atau apalah, saat ini ia hanya ingin manja dengan abangnya, selama ini ia bersikap dewasa karena keadaan, tidak masalah bukan jika sesekali bersikap manja

Rendie mendekat kemudian duduk di samping Rey, sedangkan Rey tidak menyadari itu karena terlalu fokus pada Maula

"Abang" cicit Rendie

"Hm" Rey hanya bergumam tanpa melihat Rendie

Yang lain hanya memperhatikan, Regina dan Andi tersenyum hangat, setidaknya ada yang ingin memulai

"Abang~hiks"

Ajaib! Sepertinya hanya Rey yang bisa menghancurkan tembok ego seorang Rendie

Rey dan Maula mengalihkan perhatian mereka pada Rendie, Maula terkejut, bukan hanya Maula tapi semua orang yang berada di sana terkejut

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 23 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Transmigrasi Azza (Revisi Alur)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang