(2) Day one kerja

7 1 1
                                    

Siang hari ini Dara sedang membersihkan rumah kontrakannya, iya Dara masih mengontrak, alasannya ia belum punya cukup uang jika harus membeli rumah di ibu kota ini.

Dara membersihkan rumahnya siang hari karena ia bangun kesiangan, ia juga sempat bermalas-malasan di pagi hari tadi. Alhasil ia membersihkan rumah nya di siang hari.

Hari-hari gadis itu membosankan, hanya seperti ini saja kegiatan nya setiap hari. Tapi untungnya saat ini ia sudah mendapatkan kerja. Ia juga bertekad untuk mencari kerja lagi untuk siang hari. 

Gadis itu bebersih sambil menyetel musik, walaupun ia notabennya adalah gadis yang anggun tapi ia juga masih gadis yang normal, yang suka dengan musik dan suka bernyanyi, terlebih ia hanya tinggal seorang diri.

Setelah selesai bebersih rumah, Dara duduk di sofa depan tv sambil memainkan ponselnya. Ia ingin mencoba mencari pekerjaan untuk siang hari, ya hitung-hitung untuk uang tambahan.

Tring....

Sebuah notifikasi pesan masuk ke handphone nya, Dara segera mengecek pesan tersebut.

Dad💔 : Dara... papa lagi butuh uang, bisa kamu kirim uang untuk papa?

Jujur ia memang mengharapkan pesan dari kontak tersebut, tapi bukan pesan seperti ini yang Dara harapkan. Dara selalu mengharapkan sebuah pesan perhatian, sebuah pesan yang menanyakan kabar nya, sebuah pesan yang menyatakan kerinduan.

Tanpa sadar air mata Dara jatuh membasahi pipinya. Dara merasa iba pada dirinya sendiri, sebenarnya dia ini anak atau atm berjalan?

Dengan perasaan kesal bercampur kecewa Dara segera membalas pesan dari sang ayah.

Dara : papa butuh berapa?

Setelah ia mengirim pesan itu, sang ayah dengan cepat membalasnya lagi.

Dad💔 : 10jt nak... untuk biaya adik kamu, dia pengen ikut study tour dari sekolahnya, tapi ga punya uang..

Dara sangat terkejut dengan jawaban dari papa nya itu. Dengan mudah nya papa nya itu meminta uang pada dirinya dan uang tersebut untuk kesenangan anak dari istri nya yang baru.

"Apa papa pikir 10 juta itu dikit?" Monolog Dara, ia sangat tak habis pikir dengan ayah nya itu.

"Aku bahkan disini susah payah nyari kerja, tapi papa malah seenaknya minta uang untuk anaknya itu!" Dara benar-benar kecewa dengan papa nya itu.

Dara : maap pah, tapi aku ga ada uang segitu banyak nya.

Walaupun ia sangat kecewa dengan sang ayah, tapi Dara tetap berusaha untuk sopan kepada ayah nya itu. Dara selalu di ajarkan kesopanan dan kebaikan oleh alm neneknya.

Dad💔 : Kalo gitu seadanya kamu aja Nak....

"Apa papa pikir kalo hidup aku disini enak? Papa pikir aku ini bos? Aku juga lagi susah payah untuk bertaruh hidup di ibu kota yang keras ini pah..." Lirih Dara.

Dara memutuskan untuk tidak membalas lagi pesan dari ayahnya. Namun bukannya berhenti mengirim pesan, ayah nya itu malah meneror chat nya dengan kata-kata yang menyakitkan.

Dad💔 : Kenapa ga di balas lagi?
Dad💔 : mau jadi anak durhaka ya kamu      Dara??
Dad💔 : orang tua mau pinjam uang aja ga di bolehin, gmna kalo mau ngirim, ga bakal ada inisiatif kamu pasti!!
Dad💔 : udah berlaga kayak orang kaya aja kamu ya disana.
Dad💔 : Dara?????!!!!!!

Harusnya ia tak perlu kaget lagi dengan perkataan seperti itu, karena dari kecil perkataan itu sudah sering ia dengar dari mulut sang ayah. Tapi Dara tetap saja menangis kala membaca pesan tersebut.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 17, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

A MISTAKE Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang