Part 1

124 10 2
                                    

[Krystal's POV]


Aku Krystalyo, panggil saja aku Krystal. Aku adalah gadis berumur 20 tahun yang mengabdi seumur hidup menjadi pelayan kerajaan Feriast, lebih tepatnya kepada Pangeran, Prince Keenan, entah karna apa dia memilihku untuk menjadi pelayan pribadinya, bukan-bukan yang ada di dalam pikiranmu, aku hanya melayani dia dalam bentuk pekerjaan, tapi bukan perkerjaan yang seperti di err ranjang atau semacamnya, aku bertugas untuk menyiapkan segala keperluan yang di butuhkan Prince Keenan, dimulai dari menyiapkan air hangat untuk dia mandi, menyiapkan makanan untuknya sendiri, menemaninya berjalan-jalan. Atau menjadi suruhan untuk hal ini dan itu, tapi aku tidak mengeluh, aku bahagia menjadi pelayan di kerajaan ini, Raja dan Ratu sangat baik kepadaku, karna aku adalah anak dari mantan penasihat kerajaan, tapi itu sudah berlalu karna Ayahku sudah meninggal. Juga dengan ibuku.


"Krystal ayolah berjalan lebih cepat." Kai menegurku, aku mendengus kesal.

"Iya Kai." Aku menyahut, mengapa aku hanya memaggilnya Kai bukan dengan Pangeran, Yang Mulia atau semacamnya? Karna dia yang menyuruhku, katanya dia sudah bosan dengan banyak orang yang memanggilnya Pangeran dan segala macam, jadi dia ingin diriku memanggil dia dengan namanya saja kecuali didepan Raja dan Ratu, dan dia menganggapku sebagai temannya bukan pelayannya, iya dalam arti teman yang sekaligus bisa disuruh-suruh.  Oh ya, mungkin kalain bertanya kenapa aku memanggilnya 'Kai' padahal namanya Keenan, yah anggap saja itu nickname.

"Mantel ku ada denganmu Krys?" Tanyanya menoleh ke arahku, aku mengangguk dan memperlihatkan tanganku yang membawakan mantelnya. Dia berhenti, dan menungguku berjalan disampingnya. Kami selalu seperti ini, setiap pagi kami akan berjalan ke taman bunga, dan sore hari nya kami akan berpetualang di hutan untuk berjalan-jalan saja.

"Kalau sudah jauh dari kerajaan berjalanlah disampingku, kalau kau dibelakang malah terlihat seperti aku sedang dikawal wanita, yah sebenarnya seharusnya aku yang mengawal bukan kau." Gerutunya, aku hanya tersenyum, dia ini manis sangat manis, tapi dia juga bisa jadi sangat menyebalkan.

Akan sedikit kuceritakan tentang diriku, walau saat diawal sudah. Aku dulu adalah pelayan biasa seperti pelayan kerajaan yang lainnya, Kai dulu mempunyai pelayan sebelum aku, dia adalah wanita berumur 35 tahun yang bisa dibilang cekatan dalam pekerjaannya, entah bagaimana ceritanya waktu itu semua pelayan dikumpulkan di aula dan Kai langsung memilihku untuk meggantikan pelayan yang sebelumnya, dan wussh jadilah sekarang aku pelayannya.

"Iya, jangan bawel Kai." kataku sambil melihat ke arah Kai yang sedang melototi ku karna aku menyebut nya bawel.

"Krystal! Kau orang pertama yang berani menyebutku bawel." Aku menjulurkan lidahku kearahnya, "biarkan saja, kalau ku tidak suka kau bisa menggantikanku dengan yang lainnya." Tawarku hanya bermain-main. Dia semakin melebarkan matanya, dan kedua bola mata itu menjadi bulat sempurna, kalau dia bukan pangeran. Aku akan menertawakannya sangat keras. Dia menatapku sejenak, lalu tatapannya melembut.

"Tidak akan terjadi Krystal, kau ini temanku." Dia merangkulku dan kami terus berjalan menyusuri jalan setapak di hutan ini.

"Yaya, teman yang merangkap menjadi suruhan." Ledekku, dia membalikkan tubuhku, aku hampir terjatuh kalau saja bukan karena tangan Kai yang menahan pinggangku.

"Tetap saja, aku tidak pernah ingin menggantikanmu dengan pelayan lainnya, kau cocok denganku." Katanya lalu mengibaskan rambutnya, dan tersenyum. Apa sudah kusebutkan? Kai memiliki senyum paling menawan yang pernah kulihat, tak peduli berapa kalipun aku melihat senyumnya itu, tetap saja rasanya jantungku ingin melompat keluar.

"Cocok ya? Majikan dan pembantu." Sahutku asal.

Dia mendorong kepalaku pelan dan menggerutu, "Kau ini, bicara apa? Sudahlah kau ini teman teman teman teman dari segala teman teman temanku." Katanya sambil melebarkan tangannya luas, aku terkekeh dengan sifatnya yang seperti ini yang hanya dia tunjukkan saat kami hanya beruda saja. Karna kalau dia sedang ada di Istana sifatnya sangat berbeda. Tapi yah, tetap saja kalau denganku.

"Iya iya aku percaya, Kai kita kembali ke Istana ya? Hari sudah  malam Kai, nanti Raja dan Ratu akan memarahiku"

Kai berhenti sejenak dan lalu mengaitkan jemarinya diantara jemariku. Aku sedikit tersentak, jantungku berdetak sangat kencang saat ini. Aku tahu suatu hari nanti pasti aku harus menghadapi masalah besar yang kubuat sendiri, karena aku mempunya perasaan yang bisa dibilang terlarang antara pelayan dan pangeran.

Interdit LovaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang