-3

5 3 0
                                    

"Engga kok Vi,lagian apasih yang engga buat anak kesayangan Mama." Ujar Maya.
Maya itu emang tipikal orang tua idaman yah,dia royal + baik + cantik.

---------

Pagi yang cerah,sangat ramai suasana di sekolah NuBa,banyak siswa siswi berdatangan.Penjaga di depan gerbang kali ini dipimpin oleh Deon,di ikuti teman temannya.
Teman temannya Deon itu kalau Deon kemana aja pasti ngikut,tapi engga kalau ke toilet mah.

"Mana barang yang suruh gue bawa?" Hadang Deon

"Mampuss guee" Bisik Vio

"Eeeeeeeemmm" Hanya dehaman kecil yang mampu Vio keluarkan.

Felii pliss tolongin gue,dateng dong dateng ,batin Vio.

"VIOO,VIONIKA ,WOIII" Teriak Feli sambil berlari

"N-Nih B-Barang lo, ketinggalan di motor gue,lagian sih lu maen ninggalin aja." Ngibul Feli. Padahal hari ini dia sama Vio ga barengan pergi ke sekolah nya,karna Feli inget kalau kemarin Vio bolos jadi gabakal tau tentang apa yang di sampein Deon, dia bawain buat Vio sekalian agar anak itu tidak di hukum.

"O-oh iyaa k-ketinggalan yah" Vio bingung,sebab dia ga tau apa apa tentang semua ini,yang dia tau kemarin dia bolak balik toilet karna sakit perut.

"Thanks Fel" Vio berterimakasih dan mengambil barang itu.

"Hm,ayo Vi masuk"  Feli menggandeng tangan Vio dan pastinya dengan senyuman yang terukir.

Setelah melewati gerbang sekolah. "Ehh Fel, emang ada apa sih? terus ini buat apa? ga guna banget?" Tanya Vio sembari memandangi barang yang ia pegang.

"Jadiii"

Flashback on..

"Besok kalian harus membawa sepotong kardus yang bertuliskan nama kalian,dan pita berwarna warni! kalau sampe kalian tidak membawa saya akan hukum, mengerti?" perintah Deon sang ketos

"Mengerti" Ucap semua siswa siswi yang berada di lapangan

Flashback off..

"Oh pantes tu Ketos langsung ngehadang gue. Ngang ngong gue tadi di depan gerbang , untung ada lu Fel,kalau engga gimana nasib gue" Melas banget si Vio

"Ye santai aja kali,ada Feli pasti selesai" Feli emang selalu bisa di andalkan dalam segala hal.

-----

Waktu berlalu begitu cepat,kini dua sahabat itu tengah terduduk di ruang TV tidak lupa dengan cemilan yang sudah mereka beli sehabis pulang sekolah.

Mereka berada di rumah Vio sekarang, seperti janji Feli kemarin dia akan menginap beberapa hari di rumah Vio.

Vio asik dengan jajananya, sedangkan Feli tengah asik menonton sinetron Pintu Darting . "Mobilnya masih jauh aelah,lari cil lari bukan malah teriak teriak gajelas lu!!" Teriakan Feli sontak membuat Vio kaget,suara Feli tidak main main kencangnya,bahkan bisa jadi tembus kerumah tetangga.

"Kecilin bego suara lu!" Vio kesal dengan suara Feli yang bisa merusak gendang telinganya.

Dari luar sana terdengar suara kaki yang melangkah menuju ke depan pintu, tok tok tok suara ketokan pintu terdengar.

"Mampus Fel" Vio mengumpat lantaran setau Vio tetangga mereka ada yang sakit gigi, kalian tau lah yah yang sakit gigi kalau denger yang berisik makin menjadi jadi tuh rasa sakit.

Vio menarik Feli untuk membukakan pintu, dan benar dugaan Vio, "Heh kalian jangan berisik gatau aja saya lagi sakit gigi,makin cenat cenut nih gigi kesayangan saya,kalau saya kenapa napa kamu mau tanggung jawab!" Galak amat tuh kakek kakek batin Vio ,Vio engga ikut ikutan dia berlari menuju ruang TV kembali dan membiarkan Feli yang mengurus masalah itu.

Feli menarik napas panjang "Saya minta maaf kek,saya reflek teriak karna saya lagi nonton Pintu Darting,bapak mau ikutan nonton kek? ayo kek didalem banyak makanan loh kek, daripada bapak marah marah gajelas kek." Sudah pasti apa yang Feli katakan membuat kakek itu marah besar,lantaran ngapain dia menyebutkan marah marah gajelas ,Feli yang mengetahui kakek itu akan makin meledak meledak,dia bergegas menutup pintu dan kembali ke ruang TV. Terlihat tidak sopan namun hanya itu yang mampu Feli lakukan, daripada harus berurusan sama kakek kakek galak.

Vio menyodorkan segelas air untuk Feli, "Gimana? beres? Katanya semua kalau ada Feli selesai?" Vio menggoda sahabatnya satu ini yang sedang kelelahan.

Feli melirik Vio ala ala bombastic side eye "Gue tutup aja tu pintu, daripada harus ngeladedin kakek kakek tua gitu, riweh banget tau mending nonton Pintu Darting aja."

Vio tak habis pikir dengan tingkah Sahabatnya Ini "Oh ya, anterin gue bawa si cewan yu!" Cewan-kece dan menawan motor milik Vio yang sedang jajan di bengkel.

"Gas ken broo" Feli mengambil jaket yang tergeletak di atas meja tidak lupa dengan kunci motor milik dia.

Dua gadis itu pergi meninggalkan rumah,Feli yang membawa motor Vio menumpang.

Setelah menempuh cukup jauh perjalanan akhirnya mereka sampai di bengkel yang dituju. "Ehh neng Vio" Sapa mang Koko-penjaga bengkel "Mau ngambil motor neng?"

Vio tersenyum ramah "Iya mang,udah beres kan yah?" Mang Koko membalas senyuman Vio "Udah atuh neng, tuh motornya"

Vio mengobrak abrik saku nyaa mencarii lembaran kertas "Nih mang uangnya, makasih ya"

"Iya neng sama sama" Mang Koko mengambil uang yang diberikan Vio .

Vio menuju motor tidak lupa memakai helm full face diaa " Mang Vio duluan,ayo Fel" Vio menarik gas motornya , brummmm motor Vio melaju kencang.

Selang beberapa waktu segerombolan anak motor datang ke bengkel mang Koko. "Mang infoo pacar" Ucap Ares

"Feli ada tuhh Res ,pepet gihh keburu di dapetin orang,ntarr nangess." Saut Tio

He Is AlaskaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang