Di depan ruang UGD seorang remaja lelaki tengah menangis dengan seragam SMA yang sudah berlumuran darah. Dia terus menangis menunggu dokter dan beberapa perawat keluar.
Tak lama datanglah seorang wanita sekitar umur 40 tahun an berjalan mendekat kearah remaja tersebut. Wanita itu, bernama Jihan.
"Mereka pasti akan baik-baik saja."
Sontak remaja lelaki itu menghentikan tangisnya dan langsung mengalihkan pandangannya menatap kearah Jihan yang kini berjongkok dihadapannya.
"Tante siapa?"tanyanya.
Jihan tersenyum tipis seraya mengusap surai rambut remaja itu.
"Saya Jihan, saya anggota keluarga dari pihak laki-laki yang mengalami kecelakaan bersama ibumu."
"Tante adiknya Om Adigupta?"
Lagi-lagi Jihan hanya tersenyum, kali ini ia tidak menjawab pertanyaan yang telah di lontarkan padanya.
"Kalau boleh tahu, nama mu siapa?"
Remaja itu terlihat ragu untuk memperkenalkan dirinya. Ia penasaran siapa itu Jihan? Setahunya Kekasih sang ibu, yaitu Adigupta tidak mempunyai saudara dia merupakan anak tunggal.
"Na-namaku Kenan, tante."
Jihan membalas dengan tersenyum masih menatap remaja laki-laki yang bernama, Kenan itu. Tak lama pintu ruang UGD pun terbuka. Terlihat dokter dan beberapa perawat keluar dari ruangan tersebut sambil mendorong 2 brankar, dimana di brankar itu terdapat 2 pasien yang sudah tertutup kain putih.
"Mohon maaf, apakah kalian berdua adalah anggota keluarga dari dua pasien ini?"tanya sang Dokter.
"Benar dok, kami anggota keluarga pasien."Jawab jihan.
"Maaf karna harus menyampaikan berita duka pada kalian, kami selaku pihak medis sudah berusaha semaksimal mungkin, tapi nyawa dua pasien tidak bisa tertolong, akibat luka yang ada di kepala mereka yang terlalu parah ditambah keduanya sudah kekurangan banyak darah saat tiba disini."
Penjelasan sang dokter langsung membuat Kenan segera berlari menuju brankar dimana 2 orang yang begitu menyayanginya sudah pergi untuk selamanya. Sedangkan Jihan, seketika terduduk lemas dilantai. Ia menangis dalam diam setelah mengetahui bahwa suaminya sudah tiada.
.
.
.
.
.
.Keesokan harinya jasad Adigupta dan Andromeda segara di makamkan. Seusai acara pemakaman berjalan dengan lancar, Kenan yang begitu terpukul masih senantiasa berada di samping makam ibunya.
Remaja itu, tidak menyangka akan ditinggalkan secepatnya oleh sang ibu.
"Bunda,...kenapa Bunda tega ninggalin Kenan sendiri disini? Kenan nggak punya siapa-siapa lagi selain Bunda dan Om Adi."isaknya.
Tiba-tiba saja pundak Kenan di tepuk oleh seseorang. Saat Kenan membalikan badan ternyata itu adalah Jihan. Kenan sendiri masih bingung Jihan itu sebenarnya siapa?
"Kamu anak yang kuat. Ikhlaskan apa yang sudah pergi bersama Tuhan. Saya yakin kamu pasti bisa."Jihan berucap sembari mengusap lembut surai kepala Kenan.
"Hikss...aku nggak mau sendirian tante."
"Kata siapa kamu sendirian. Sekarang kamu ada saya. Saya yang akan merawatmu."
"Kalau boleh tahu tante siapanya Om Adi? Kenapa tante ingin merawatku?"tanya Kenan.
"Saya akan menjawabnya, tapi saya harap kamu tidak menaruh rasa benci terhadap ibumu maupun pada dirimu sendiri. Janji?"
"Aku Janji tante."
Jihan terdiam beberapa saat. Sambil terus mengusap surai rambut remaja di sampingnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
POSESIF BROTHER ||BxB||
Fanfiction"Persetan dengan hubungan saudara diantara kita! lo milik gue seutuhnya, Kenan!"_Mahes_ MAHESWARA benar-benar tidak menduga ia akan mempunyai adik diumurnya yang sudah 17 tahun. Seorang adik angkat dari anak wanita selingkuhan papahnya, yang kini de...