Namaku Agatha, umurku saat ini 17 tahun. Sekitar 10 menit lagi aku akan berumur 18. Aku tidak sabar ingin menyambut ulang tahun ku. Saking tidak sabarnya, aku sampai belum tidur. Tidak, lebih tepatnya aku memang tidak bisa meski ingin.
Sejak tadi aku terus memperhatikan jam yang berada ditengah-tengah tumpukan kertas ujian ku yang semuanya berlabel A+. Aku mendengarkan nya terus berdetak dan berputar tanpa henti. Waktu terus berjalan dan aku terus menguap.
Aku memainkan ponsel ku, aku menunggu ucapan yang akan ku terima dari teman-teman ku.
5 menit lagi sebelum pukul 00.00
Aku terus menatap layar.
3 menit lagi.
Aku masih menatap layar.
1 menit lagi.
Aku menguap.
Pukul 00.00
Jam di ruang tamu berdentang kencang selama 1 menit dan aku terdiam. Aku tidak merasa senang maupun sedih.
Tepat hari ini, aku berulang tahun.
Aku menatap ponsel. Tidak ada pesan yang masuk. Aku sudah menduganya. Hal ini sudah terjadi sejak 2 tahun lalu. Tidak ada yang mengucapkan selamat ulang tahun. Tidak ada teman ku yang mengucapkan apalagi orang tuaku. Mereka seakan melupakan hari spesial ku. Hari dimana aku dilahirkan di dunia ini. Tidak ada yang menyambut hari spesial ini dan tidak ada yang bangga dengan hari kelahiran ku.
Aku mengambil lilin yang sudah kusiapkan sejak lama. Aku menyalakan nya. Api kecil itu bersinar terang di kegelapan malam. Api itu menari-nari di depan wajahku, menghangatkan wajah ku yang dingin. Tanpa berlama-lama, aku langsung meniupnya. Hanya meniup tanpa ada suatu harapan karena tak ada yang benar-benar ku harapkan. Mungkin aku satu-satunya orang di dunia ini yang meniup lilin tanpa mengharapkan apapun. Mungkin.
Kemudian aku mengambil obat tidur yang tersimpan di dalam nakas. Obat itu hanya tersisa sedikit. Aku minum 1 pil dan tertidur sampai cahaya sinar matahari menyinari keseluruh bagian kamar ku.
Aku bersiap untuk pergi ke sekolah. Sebelum berangkat, aku sarapan di dapur. Sendirian seperti biasa. Adikku memakan sarapan rotinya di kamar. Dia tidak menyapa ku atau bahkan menatap ku yang sedang duduk di meja makan. Sedangkan Ibuku terlalu sibuk meminum bir di kamarnya. Dia tidak akan keluar dari kamar jika bukan untuk ke toilet dan menyelesaikan urusannya.
Aku sudah menyelesaikan sarapanku. Aku membersihkan piring kotor lalu berangkat ke sekolah.
"Aku pergi dulu."
Di perjalanan aku menghirup udara pagi yang sejuk. Jalan menuju sekolah cukup ramai. Ada pelajar seperti ku yang akan pergi ke sekolah, ada pekerja yang akan berangkat ke kantor, ada seorang nenek yang sedang berolahraga, ada seorang wanita menggandeng anak nya. Kemudian di jalan raya, lalu lintas di padati mobil dan motor yang akan pergi entah kemana.
Kegiatan di pagi hari sangat sibuk seperti biasa. Dunia terus berjalan tanpa terjeda sedetik pun.
Tanpa terasa aku sudah tiba di depan gerbang sekolah. Aku melihat Bella, teman ku sejak kecil. Aku menyapanya, "Bella selamat pagi!" Tapi dia tak menghiraukan ku. Dia terus berjalan sambil menundukkan kepalanya seolah menjauhi semua pandangan orang. Bella terlihat sangat lelah, punggung nya terlihat kecil seakan rapuh.
Kapan terakhir kali Bella terlihat ceria seperti gadis lainnya? Mungkin itu sekitar 2 tahun lalu. Dia berubah, dia menjadi sangat berbeda. Aku harap dia tidak terus-menerus seperti itu.
Aku kembali berjalan ke kelas dengan lesu. Semua orang tidak memperdulikan ku bahkan ketika aku membuka pintu kelas dan mengucapkan selamat pagi dengan bersemangat. Tidak ada satupun dari mereka yang menoleh.
KAMU SEDANG MEMBACA
[CERPEN] Today is my birthday
Short StoryCerpen ini ku buat khusus untuk entitas bernama Nepan pake v.