Comme Un Rêve

2.4K 48 2
                                        

Pukul 8 pagi ini stasiun La Defense yang ada di kota Bogete sangat sepi pada hari biasa.

Seperti rabu pagi ini hanya terdapat segelintir orang yang sedang menunggu kereta api dengan tujuan akhir ke Champs Elysees itu.

Stasiun ini memiliki tujuan ke situs situs penginggalan yang ada di paris. Namun sepi pengunjung karena kurang di minati para turis lokal maupun internasional.

Sebenarnya ke indahan alam yang di sajikan selama perjalanan begitu indah.

Berjajarnya batuan vulkanik yang tersusun secara abstrak yang menjadi ciri khas alam kota Bogete. Dan bisa di bilang tidak ada yang menyamai keindahanya.


"Issh kenapa hanya aku sendiri yang mendapat kajian ke Mille Piedras. Padahal yang lain berkelompok".

"Aargh mr. Curtis benar benar sangat tidak adil".

"Apa cuma karena aku sendiri yang mendapat nilai di atas rata rata dalam ujian kemarin!?".

"Dia benar benar sangat kejam".

"Dan juga apa itu Mille Piedras? Seperti nama anjing peliharaan guerro saja".

"Bahkan aku belum pernah mendengarnya sama sekali".

Nampak seorang gadis muda dengan tas ransel kecil berwarna hitam. Baju baseball garis garis dengan tanktop ketat di padukan celana jeans pendek serta topi bertuliskan Mavis di ujung topinya. Dan jangan lupakan sepatu boots berwarna coklat yang sidikit kebesaran.

Rambutnya di kepang menjadi dua. Terkesan seperti gadis polos yang sangat manis.

Ia kini menjadi pusat perhatian orang orang karena penampilanya yang cukup terbuka.

Karena ingat dia disini untuk mengunjungi situs bersejarah.

Apakah ada orang yang memakai pakaian minim ke tempat yang di anggap orang orang sakral itu?

Sepertinya hanya mavis saja.

Sebenarnya mavis tahu ia tengah menjadi pusat perhatian karena pakaian minimnya.

Namun ia tidak peduli dengan pandangan orang orang, karena ini sedang musim panas dan juga dia mau memakai apa pun itu haknya.

Sesaat lagi, Kereta Api Courselles akan diberangkatkan dari stasiun La Defense, menuju stasiun akhir Champs Elysees.

Dengan pemberhentian di stasiun: Concorde, Saint Paul , dan Champs Elysees. Terima kasih.

Mavis langsung beranjak dari duduknya ketika mendengar pengumuman keberangkatan kereta.

Menuju gerbong 2 sesuai tiket yang telah ia pesan.

Ke adaan di dalam kereta itu terlihat cukup penuh dengan warga warga lokal yang sepertinya akan pulang ke kampung halaman masing masing. Di lihat dari barang bawaan mereka yang terdiri dari koper dan tas tas besar.

Karena ini memang sudah memasuki akhir tahun.

Saatnya libur semester. Namun mavis malah di sibukan tugas akhirnya.

"Dimana kursi nomor 17?".

"Aah itu dia".

Akhirnya mavis menemukan tempat duduknya yang berada di tengah tengah gerbong. Dengan 2 kursi yang saling berhadapan.

Kemudian ia mengambil tempat duduk yang ada sebelah jendela.

"Huuh semoga perjalanan ini tidak mengecewakan".


Saat tengah bosan menunggu kereta ini berangkat, tiba tiba kursi di sampinngya berderit menandakan ada orang yang mengambil tempat duduk di sampingnya.

Mavis agak melirik orang yang kini tengah duduk di sampingnya.

etherealTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang