Harapan Hidup

56 5 0
                                    

Aku harus memulai kisah ini dari mana?

Apakah dari pertemuan pertama kami?

Ataukah dari akhir pertemuan kami?

Baiklah mungkin dari namanya dulu.

"Rio kamu bangun jam berapa?" lelaki yang tampak berdiri di depan kelas tersebut hanya bisa membisu. Bukan pertama kalinya dia telat datang ke sekolah dan ini sangat mengagguku, aku merasa terganggu belajar tiap kali dia masuk ke dalam kelas. Suasana tidak nyaman karena setiap guru harus memarahinya, pelajaran tehambat dan waktuku terbuang sia-sia. 

"Besok jangan sampai terlambat lagi," ucap Pak Hari. "Sudah duduk kamu sana!" Rio berjalan melewatiku, aku meliriknya sinis. 

Dasar gak punya harapan hidup!

Setelah selesai jam pelajaran dan waktu istirahat aku memutuskan untuk bicara pada wali kelasku. 

"Ada apa Hani?"

"Bu saya ingin melaporkan Rio."

"Kenapa lagi Rio, dia buat masalah di kelas?"

"Iya bu, saya gak bisa sekelas dengan Rio, dia selalu terlambat dan itu sangat mengganggu pembelajaran di kelas. Saya rasa sekolah harus menanggapi ini serius bu. Bagaimana bisa kelas terbaik memiliki murid seperti Rio yang tidak disiplin?"

Ibu Rina kini menatapku dengan lebih serius. "Berdasarkan nilai dan performa tidak ada masalah dengan Rio selain dia terlambat, jadi masalah ini akan ibu bicarakan dahulu ya Hani."

"Saya rasa ini sudah bisa diputuskan Bu untuk mengeluarkan Rio dari kelas terbaik, karena selain terlambat dia sering membuat masalah di luar sekolah."

"Baik, ibu mengerti concern kamu. Tapi kita gak bisa langsung mengeluarkan Rio dari kelas terbaik Hani. Tidak ada hal fatal yang terjadi selain Rio terlambat dan permasalahan di luar sekolah hanya rumor kan?"

"Kalau itu bukan rumor?"

"Kamu punya bukti?"

Aku diam sejenak lalu berkata, "kalau saya bisa membuktikannya? Apa ibu akan mengeluarkan Rio dari kelas terbaik?"

"Tergantung bukti yang kamu berikan."

"Baik, saya akan memberikan buktinya."

Setelah menemui wali kelas, aku bertekad akan membuktikan bahwa Rio tidak memiliki harapan hidup, dasar beban!

+++



Di Sudut Hati Kecil, Aku RinduTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang