Setelah kejadian itu, apakah Rio berubah? Jelas tidak, dia masih saja telat datang ke sekolah. Dan aku sudah muak harus menonton dia dimarahin guru selama 10 menit. Mana mungkin anak begajulan seperti dia akan berubah. Dunia terbalik kalau dia berubah dengan seper sekian detik.
Hari ini pelajaran Fisika, dan semua orang telah berada di ruang lab. Aku terpaksa kembali ke kelas karena bukuku ada yang tertinggal. Kelas tampak lengang, saat aku berjalan masuk. Mataku tak sengaja melihat ke arah tempat duduk Rio. Ntah kenapa aku belum bisa menemukan bukti untuk mengeluarkannya dari kelas terbaik.
Setelah mengambil buku yang tertinggal. Aku seketika mendapatkan sebuah peluang. Dengan cepat aku berbalik dan telah berdiri di hadapan tas Rio. Aku penasaran sekali dengan isi tasnya, mana tau aku menemukan bukti.
Aku mulai membuka tasnya tiap kantong aku berusaha rogoh namun aku belum menemukan bukti apa-apa. Kubuka satu persatu bukunya sayangnya tidak ada yang menarik selain tulisannya yang lumayan juga.
Aku menghela napas dan memasukan buku terakhir yang aku buka.
"Lo ngapain?" namun sebuah suara membuatku terkejud dan tanpa sengaja berjalan mundur lalu terjatuh di atas seseorang.
"Aduhhh!!!" teriaknya.
Kulitku tak sengaja bersentuhan dengan kulitnya, terasa hangat. Darahku berdesir, aku mencoba menetralkan deguban kencang di dalam dada. Perasaan apa ini?
"Lo mau berapa lama tiduran di sini?"
Aku mencoba berdiri namun seketika keseimbanganku hilang, melihat aku kesusahan dia mencoba memegang bahuku dan mendorongku untuk bisa segera berdiri.
Wajahku rasanya panas, aku maluuuuu. Bagaimana bisa jatuh di atas tubuhnya?
"Lo nggak papa?" tanyanya.
"Gak!" jawabku berusaha tenang. "Ngapain sih ngagetin orang!"
"Gue gak ngagetin kok, gue kan cuma nanya lo ngapain di depan meja gue?"
"Tadi ada tikus," elakku. Setelah itu aku berjalan melewatinya. Berusaha kabur dari situasi sialan ini.
"Hmm, tikusnya gede juga ya?"
+++
"Oke, silahkan kalian duduk sesuai kelompoknya masing-masing!"
Aku menatap nomor undian yang dibagikan oleh guruku. Pembagian kelompok macam apa ini?
"Yes, kita sekelompok Han!" ucap Fira tersenyum lebar. Namun berbeda denganku yang memasang wajah masam menatap ke arah Rio yang juga sekelompok denganku.
"Kelompok ini akan berlaku selama 1 semester jadi kalian harus kompak sama kelompok kalian ya. Semua anggota harus kerja, kalau ada yang gak kerja nilai satu kelompok akan dikurangin. Sekian untuk hari ini, kalian boleh istirahat." Terdengar bunyi bel berbunyi. Rio langsung keluar ruang lab.
"Aku denger Rio gak pernah kerja kelompok," ujar Rega yang sama sepertiku tengah menatap ke arah Rio yang berjalan meninggalkan ruang lab.
"Tenang aja," Fira menepuk bahu Rega. "Hani bakal ngurusin Rio, dia pasti ikut kerja."
Aku menatap sengit Fira. "Enak aja kalau ngomong, kenapa jadi aku?!"
"Karena Hani pasti gak akan biarin nilai kita dikurangin kan?" Fira tersenyum menang. "Aku bantu deh buat grup chat, tapi kamu harus buat Rio ikut kerja kelompok ya?"
+++
Saat bel berbunyi, aku langsung bergegas menghampiri Rio. "Besok kita kerja kelompok." Dia hanya diam menatapku. "Awas kalau kamu gak datang, aku datengin rumahmu!"
Rio tersenyum, lalu berdiri meninggalkanku. Fira menghampiriku setelah Rio berjalan pergi meninggalkan kelas.
"Dia ngomong apa?"
"Gak ngomong apa-apa."
"Tapi kok senyum?"
"Mana aku tau, gila kali tu orang!" ucapku sebal dan bergegas meninggalkan kelas.
Aku menatap ponselku, menunggu balasan Pak Tarno-- supirku. Tak sengaja mataku bertemu dengan Rio yang kini tengah menatapku, ia sedang duduk di bawah pohon bersama gank begajulannya. Beberapa temannya ikut menatap ke arahku, ntah apa yang mereka katakan. Aku malas menanggapinya dan buru-buru masuk ke dalam mobil saat melihat keberadaan mobil jemputanku.
+++
Sudah satu jam berlalu tapi tidak ada tanda-tanda Rio akan datang. Kami sepakat untuk kerja kelompok di sebuah cafe. Tapi si beban ini tidak ada response atau pun sekadar memberi tahu bahwa dia masih hidup.
"Kalau tau gini mendingan aku ikut nyokap ke rumah nenek," ujar Fira yang tengah memainkan gelas jusnya yang telah habis tak bersisa.
"Percuma kita nunggu Rio, kayaknya dia gak bakal datang. Gimana kalau kita reschedule kerja kelompoknya?"
"Eh liat nih!" Fira menyodorkan ponselnya. "Rio lagi nongkrong jir ama temennya!"
Aku langsung merampas ponsel Fira. "Dimana nih?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Di Sudut Hati Kecil, Aku Rindu
Teen FictionMasa sekolah adalah masa yang paling indah. Masa-masa kau merasa dewasa namun orang tua merasa kau masih kecil. Masa-masa kau berani berontak ketika dunia memintamu untuk hidup dengan tenang. Ini kisahku yang ingin hidup tenang seperti keinginan ora...