4

24 0 0
                                    

Bismillah, Lanjut...

"Mi... Udah datang nih tamunya..." Teriak Kyai Zakaria.

"Iyaa... Sebentarrr..."

Umi Zubaidah pun keluar untuk menemui keluarga Hanifah.

"Ayo silahkan masuk, duduk dulu! Gimana kabarnya pak Yunus dan Bu Maryam?" Tanya Umi Zubaidah.

"Alhamdulillah baik... Terimakasih sudah di undang kesini, sekalian kami bisa jenguk putri kami..." Jawab Umi Maryam.

"Sama-sama... Oh iya... Ini ya anaknya yang mondok disini?" Tanya Umi Zubaidah.

"Iya Bu, ini putri kami yang mondok disini..."

"Sudah berapa juz nak sekarang?" Tanya Umi Zubaidah.

"InsyaAllah sekarang sedang juz 28 Umi..." Jawab Hanifah.

"Alhamdulillah... Sudah mau selesai... Segera diselesaikan ya!"

"InsyaAllah Umi, mohon doakan!"

"Iya pasti di doakan, kan calon mantu..." Jawab Umi Zubaidah.

Hanifah hanya diam saja dan tambah deg-degan.

"Ayo langsung saja kita ke meja makan, sudah disiapkan makanannya, keburu dingin..." Ajak Umi Zubaidah.

Mereka pun beranjak ke meja makan.

"Zaidan! Nak... Sini kita makan bersama!" Teriak Umi Zubaidah.

"Iya Umi... Zaidan datang..."

Zaidan pun keluar dari kamarnya dengan memakai sarung dan peci.

"Kamu mau makan apa mau ngaji?" Tanya Abi Zakaria.

"Hehehe... Ini baru selesai shalat Abi... Baru mau ngaji udah keburu dipanggil..." Jawab Zaidan.

"Ini udah ada tamu, Salim sama pak Yunus dan Bu Maryam..." Ucap Abinya.

Zaidan pun melakukan apa yang disuruh Abinya. Zaidan agak terkejut melihat Hanifah. Hanifah yang sadar di lihat hanya menunduk.

"Ayo makan dulu, nanti kita ngobrol lagi!" Ajak pak Zakaria.

Mereka pun makan bersama.

***

Setelah selesai makan, mereka semua menuju ke tempat ruang tamu lagi untuk membicarakan sesuatu hal.

"Bagaimana kelanjutan nya pak Kyai untuk kedua anak kita?" Tanya pak Yunus.

"Ya, jadi begini nak, Abi dan Ummi juga pak Yunus dan Bu Maryam ini kita sudah temenan lama, Abi dan Ummi bermaksud untuk mempersunting anaknya pak Yunus untuk dijadikan istri untuk mu Zaidan... Bagaimana?" Tanya pak Zakaria pada Zaidan.

"Apa? Jadi... Ini Hanifah mau di jodohkan sama ustadz Zaidan, Abi... Umi..." Tanya Hanifah kaget.

"Iya nak, bagaimana? Zaidan ini kan sudah selesai ya hafalannya, kamu juga sudah mau selesai, jadi setelah selesai hafalannya, kita berencana mau langsung bikin acara pernikahan kamu dan Zaidan!" Ucap pak Yunus, Abi nya Hanifah.

"Apa tidak terlalu cepat, saya rasa mungkin Hanifah juga masih butuh waktu..." Ucap Zaidan.

"Semakin cepat semakin baik, bukan begitu pak Kyai?" Tanya pak Yunus.

"Iyaa.. tapi, kalau memang belum siap tidak apa-apa, kita ta'aruf saja dulu, bagaimana?". Ucap pak Zakaria.

"Hmm... Maaf memotong, Abi... Umi... Hanifah belum bisa menerima semuanya, jadi Hanifah tidak bisa menjawab keinginan semua... Sebaiknya Hanifah kembali ke pondok, maaf semuanya... Assalamualaikum..." Ucap Hanifah langsung lari meninggalkan semua orang yang ada di dalam rumah Zaidan.

"Wa'alaikumussalam Warahmatullahi Wabarakatuh..." Jawab semua.

"Mohon maaf pak Kyai, atas tindakan anak kami yang kurang sopan... Nanti saya bicarakan ke anaknya..." Ucap pak Yunus.

"Tidak apa-apa, mungkin ini terlalu cepat kita membicarakan hal ini, jangan terlalu dipaksakan pak, saya mengerti..." Jawab pak Zakaria.

Pak Yunus dan Bu Maryam pun terdiam.

***

Keesokan harinya, pak Yunus dan Bu Maryam yang semalam menginap di rumah Zaidan, beranjak pamit pulang, sebelumnya mereka sudah sarapan pagi bersama. Pak Yunus dan Bu Maryam menuju ke kamar Hanifah.

"Assalamualaikum..." Salam Bu Maryam.

"Wa'alaikumussalam... Eh? Umi dan Abi... Cari Hanifah ya? Sebentar Asma panggil dulu di dalam... Duduk dulu disini..." Ucap Asma.

"Iya... Terimakasih Asma..." Ucap Bu Maryam.

Bu Maryam duduk sedangkan pak Yunus tetap berdiri.

Hanifah pun keluar kamar.

"Umi... Abi... Maafkan Hanifah semalam..." Ucap Hanifah.

"Sini nak duduk dulu..." Ucap Bu Maryam.

"Kami mau pulang, Abi dan Umi juga minta maaf, karena terlalu mendadak membicarakan hal tersebut semalam, jangan difikirkan lagi, fokus dulu untuk khatam ya nak!" Ucap Bu Maryam.

"Ayo Mi, keburu hujan dan macet di jalan..." Sahut pak Yunus.

"Iya sebentar Bi..." Jawab Bu Maryam.

"Abi masih marah ya... Maafkan Hanifah Abi... Hanifah belum mau nikah..." Jawab Hanifah bercucuran air mata.

Pak Yunus hanya diam saja.

"Sudah nak... Fokus dulu ya ke hafalannya, ya udah Umi dan Abi pulang dulu ya... Asma titip Hanifah ya... Assalamualaikum..."

"Iya Umi... Wa'alaikumussalam Warahmatullahi Wabarakatuh..." Jawab Asma agak syok setelah mendengar pembicaraan mereka.

"Hanifah! Kamu mau menikah?" Tanya Asma.

"Hust... Diam Asma! Aku sedang tidak mau membicarakan itu!" Jawab Hanifah.

Hanifah pun kembali masuk ke dalam kamarnya.

Asma tambah syok.

Bersambung...

Yaps... Begitulah kelanjutannya 😀
Jadi, mau lanjut lagi ga guys?
Vomentnya... Kasih kritik dan sarannya kalo bisa, makasih yang masih mau baca☺️

16 Oktober 2023

Tertanda:
Nida

ZAIDAN & HANIFAH Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang