05 - SEBUAH AWAL

156 19 3
                                    

D É A R 'J'
.
.
.


Jin terus memerhatikan wanita yang sedari tadi menunduk dengan tangan yang meremas kuat ujung baju yang dikenakannya.Membuat kerutan tipis pada dahi milik pria tampan itu tercetak saat menyadari gelagat wanita itu sedikit aneh.

"Nih orang kenapa ga ngereog kayak biasanya?dia udah ga suka gue?" Jin bertanya-tanya dalam hati tentang apa yang membuat Jisoo tampak berbeda seperti itu.

"Kalau lo datang cuma buat gue emosi, mending lo balik.Lagian ga ada yang ngundang lo kesini"

Perkataan ketus dan menusuk yang dikeluarkan Jin padanya sama sekali tak membuat Jisoo bergeming.Gadis itu tetap setia pada tempatnya dan dengan gaya yang sama, menunduk.

Jin jengah, cowo itu menegakkan tubuhnya lalu mencondongkannya sedikit untuk menyentak paksa tangan Jisoo.

Mata Jin membulat, "Lo... nangis?" Jin bertanya dengan lirih saat mata Jisoo tepat menatap kearahnya.

Jisoo terisak pelan, menangguk menanggapi pertanyaan yang dilontarkan Jin, "Kenapa nanya lagi sih kak, apa air mata gue kurang banyak? slurpp tuh ingus gue aja sampe meler!" jari gadis itu bergerak untuk menghapus cairan kental yang keluar dari hidungnya.Untung bening yan Jis, ga ijo wkwk.

Jin yang melihat itu tersenyum samar, apa yang diperlihatkan Jisoo adalah yang pertama untuknya.Seorang gadis yang menghapus ingusnya tanpa rasa malu sedikitpun seperti kebanyakan gadis lainnya yang akan menjaga image, terlebih pada seseorang yang mereka sebut crush .

"Aneh, lo ngapain nangisin gua"Jin berucap dengan nada ketus, seperti biasa.

Jisoo menghela nafas pelan lalu memberanikan diri untuk mendekat ke ranjang yang ditempati oleh Jin.Kaki jenjangnya itu melangkah dengan pelan, sembari mengeluarkan sesuatu dari dalam tas kecil yang dibawanya.

Plak!

"Mau ngapain lo?!" Desis Jin tajam pada Jisoo yang sedikit meringis setelah tangannya di tepuk kasar olehnya.

"Kak bisa diem dulu ga?gue ga akan nyium kakak kok!" Ucap Jisoo.

Jin tak menanggapi dan memilih diam untuk menunggu apa yang akan dilakukan gadis itu padanya.Lalu setelahnya, tangan Jisoo bergerak menempelkan plester obat berwarna biru dengan gambar pororo pada luka gores yang terdapat pada punggung tangan pria itu.

"Pororo harus bisa nyembuhin luka ini, soalnya kalau ga sembuh kasian sama pacar Jisoo pasti kesakitan kalau mau cebok"

Cletak!

"AWW!SAKIT KAK!"

Jisoo meringis mengelus pelan dahi nya yang baru saja mendapat sentilan sayang dari pria yang ada dihadapannya itu.Sedangkan tersangka sama sekali tak menunjukkan belas kasihnya, dasar manusia berdarah dingin.

"Kenapa lo bisa disini?" Jin bertanya dengan tubuh yang dia sandarkan pada sandaran ranjang rumah sakit.

Jisoo yang masih sibuk mengelus dahinya mendengus pelan mendengar perkataan Jin, "Naik gojek tadi.Masa gue di suruh bayar full padahal kan bapak gojeknya juga ikut naik, harusnya bagi dua dong bayarnya!"

Jin menggeleng mendengar celotehan tak jelas Jisoo, "yang gua tanyain bukan cara lo bisa nyampe disini, bego. Lo tau dari mana gua disini?dan kenapa lo bisa masuk seenaknya?" Jin memperjelas pertanyaannya karena sepertinya gadis bodoh di depannya itu tak paham.

Tangan Jisoo bergerak menggaruk tengkuknya yang tak gatal, " oh hehe, pertanyaan kakak ambigu sih.Itu tadi temen kakak yang namanya Sehun tiba-tiba ngechat gue terus ngasih tahu kalau kakak kecelakaan.Terus dia ngasih alamat Rumah Sakit ini, terus yah... gitu deh", Jisoo menjelaskan pada Jin dengan jujur yang di respon anggukan kecil dari pria itu.

DEAR J Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang