Secretary Undercover: Prolog

710 110 8
                                    


Dari semua pekerjaan yang sempat memenuhi daftar-impian-di-masa-depan, aku tak pernah menempatkan sekretaris sebagai salah satu darinya. Hanya saja berpikir bahwa aku akan menghabiskan sebagian hariku bersama seorang bos bertemperamen tinggi yang otoriter sama sekali tidak terlintas di kepalaku.

Bukan berarti aku lepas dari otoritas atau pengawasan siapapun saat ini, tapi tetap saja menjadi sekretaris dalam konteks pekerjaanku kali ini adalah sesuatu yang berbeda. Kadang, aku berpikir bahwa lebih baik mereka mengirimkanku untuk bekerja dalam bidang lain, karena sungguh pekerjaan ini begitu sulit untuk wanita yang tak bisa menahan diri sepertiku.

Apalagi jika orang yang harus kuhadapi setiap harinya adalah seorang seperti Sasuke Uchiha.

Kesan singkatku? Tidak menyenangkan.

Benar-benar tidak menyenangkan.

Versi lengkapnya? Pria itu benar-benar ingin kumusnahkan.

Aku tidak yakin pernah melaksanakan misi lebih menyebalkan dibandingkan menjadi sekretarisnya, dan aku adalah orang yang sudah sering melakukan banyak pekerjaan rumit sebelumnya.

"Saya akan mengurus kelengkapan dokumennya, Pak," jawabku dengan suara setenang mungkin setelah bosku itu selesai menyuarakan satu perintah lagi untukku.

Sasuke mendongakan wajahnya dari dokumen yang sedang ditelitinya sejak tadi lalu menatapku kini. Sudah hampir satu jam rasanya aku berada di ruangan ini dengannya, dan baru sekarang dia mau memandang lawan bicaranya. Tanpa perlu bertanya-tanya, sudah pasti pria itu akan melontarkan banyak lagi perintah dari mulutnya.

Namun setelah menunggu sambil terpaksa bertatapan dengan canggung dengan Sasuke Uchiha, aku mulai merasa sedikit aneh, karena sejak tadi pria itu hanya menatapku tanpa mengatakan apapun.

Dan tatapannya kali ini pun sedikit berbeda. Seolah pria itu tengah menelisik dalam-dalam dirinya.

Gawat.

Kenapa dia mengamatiku seperti itu?

Tidak... tidak mungkin dia mencurigaiku, bukan?

Aku ingin mengatakan sesuatu untuk memecahkan keheningan pekat yang menyelimuti ruangan ini sekarang, tapi entah mengapa tenggorokannku terasa tercekat. Ada banyak dugaan yang terlintas di kepalaku sekarang, dan semua itu membuatku sedikit panik.

Harus kuakui, bahwa Sasuke Uchiha memang benar-benar mengintimidasi. Pantas saja sulit bagi banyak orang untuk memasuki lingkaran bahkan melakukan misi terkait dengan pria itu.

Dan anehnya, meski telah melakukan beberapa jenis misi penyamaran, aku yang masih tergolong amatiran malah mendapatkan tugas kelas kakap seperti ini.

Demi Tuhan, aku baru bekerja selama tepat tiga bulan sebagai sekretaris pria itu, apa secepat itu misinya terbongkar?

Tidak ingin terhanyut dalam situasi ini lebih lama lagi, aku berdeham kecil lalu menyunggingkan senyum polosku. "Apa ada yang ingin Bapak katakan lagi?"

Aku yang hampir tiga bulan bekerja bersama pria itu kemudian akhirnya menemukan ekspresi yang tak pernah kulihat darinya sebelumnya. Pria itu terlihat... heran. Dan Sasuke Uchiha tak pernah terlihat heran.

Dia dingin, kejam, menyebalkan, pemarah jika keinginannya irasionalnya tak terpenuhi, dan sembilan puluh persen tak bisa ditebak--itulah dirinya, itulah sebagian besar ekspresi yang ditawarkan wajahnya.

Ekspresi itu hanya bertahan selama beberapa detik sebelum pria dingin itu kembali pada setelan pabrik miliknya. Dia kembali melihat dokumen, benda favoritnya, lalu berkata dengan suara dalamnya. "Tidak ada. Kau bisa kembali."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 18 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

I Wanna Be YoursTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang