× KARMA ×

167 75 28
                                    

Setelah mengeksekusi mati Saavan, Jayden kembali ke istana dan melaporkan tugasnya sudah selesai.

"Yang mulia, Saavan telah berhasil dihukum sesuai perintah yang mulia-"

"Tapi, dia juga membunuh orang yang tak bersalah, yang mulia,"

Sano dan Jayden melihat Heesa yang datang menghampiri mereka berdua dan memotong pembicaraan Jayden.

Sebelumnya, setelah Sano mengutuk Selena menjadi mawar, Sano meminta Heesa untuk memastikan Jayden apakah dia benar-benar menghukum Saavan atau tidak.

"Saya melihatnya dengan mata kepala saya sendiri, jika Jayden membunuh Jakie selaku jenderal disini."

Jayden memandang wajah Sano dengan ekspresi kebingungan, ia benar-benar merasa telah dijebak dan dikhianati secara bersamaan.

"Sungguh yang mulia, yang hanya saya hukum hanyalah Saavan-"

"Lalu, mengapa Jakie juga ikut tenggelam? Apa kau pikir dia rela membuang nyawanya demi teman semata?"

Sano yang awalnya bangga terhadap Jayden, kini menggeleng kepalanya karena tak percaya dengan apa yang dikatakan oleh Penasihat Heesa.

"Jawab jujur, setelah Saavan tercebur kau langsung pergi kan?" Tanya Sano serius pada Jayden.

Jayden mengangguk pelan, "I-iya yang mulia-"

"Heesa, penjarakan dia!"

Kedua tangan Jayden langsung ditahan dan diborgol oleh Heesa. Ia tertawa senang karena berhasil menyingkirkan satu persatu lawannya.

"Ingatlah, aku juga akan menyingkirkan posisi raja." Bisik Heesa pada Jayden.

Jayden hanya bisa diam tak bisa memberontak. Entah berapa lama dia akan dipenjara, dia harap dia tidak sampai dihukum mati seperti Saavan.

Karena jalan menuju penjara bawah tanah melewati ruang dewan kerajaan, Heesa berniat untuk mengunjungi seseorang di ruangan tersebut.

Karena jalan menuju penjara bawah tanah melewati ruang dewan kerajaan, Heesa berniat untuk mengunjungi seseorang di ruangan tersebut

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Heesa mengetuk pintu ruangan yang terbuka, orang yang didalam ruangan itu melihat kearahnya.

"Apa?" Tanya Wonjung pada Heesa, sebagai Dewan yang sedang menyelesaikan pekerjaannya di meja.

Heesa tersenyum, "Kalau sudah selesai, antarkan aku memenjarakan dia." Pintanya pada Wonjung.

Wonjung pun melihat kearah Jayden yang tangannya diborgol, ia terkejut karena tak menyangka jika orang setia seperti dia akan dikena hukuman juga.

Belum selesai pr-nya, Wonjung memutuskan untuk bersedia menemani Heesa mengantarkan Jayden ke penjara.

"Baiklah, aku sudah selesai." Dia berangkat dari kursinya dan mereka bertiga kini berjalan kearah penjara.

Saat berjalan, Heesa teringat akan satu hal, "Oh... Mengapa kita tak mengajak raja juga untuk memenjarakan sang pengkhianat ini?"

Wonjung dan Jayden saling menatap, mereka heran dan berakhir mengiyakan permintaan Heesa.

Tanpa mereka sadari, Heesa sedang merencanakan sesuatu yang akan menghancurkan kerajaan secara perlahan.

"Yang mulia, izinkan hamba mengajak anda untuk mengantarkan Jenderal Jayden ke penjara."

Sano terkejut mendengarnya. Untuk apa mengajak raja mengantarkan orang ke penjara? Padahal tentu saja bukan tugasnya.

Tapi karena Sano juga selama tinggal di istana belum pernah memenjarakan seseorang, ia pun setuju untuk mengantarkan Jayden ke penjara.

Kini, mereka berempat menuju penjara. Heesa yang berjalan dibelakang Jayden, sementara Sano dan Wonjung berjalan didepan, ia melepas borgol dari tangan Jayden.

Jayden terkejut bukan main ketika melihat Heesa yang melepaskan borgolnya. "Apa yang kau lakukan?" Tanya dia dengan suara yang kecil.

Heesa tersenyum miring, "Aku percaya padamu kau takkan mengkhianatiku. Maka dari itu, jangan kecewakan aku." Katanya sambil berbisik.

Ketika pintu penjara dibuka, Jayden tidak masuk kedalam, melainkan membantu Heesa merantai kedua tangan Sano dan Wonjung.

Mereka berdua dirantai secara bersamaan lalu dimasukkan kedalam penjara bawah tanah. Sano marah besar dan tak percaya dia akan diperlakukan seperti ini.

"Kurang ajar! Kenapa kalian tega melakukan ini?" Sano menatap Heesa dengan penuh amarah sambil membentak.

Heesa tersenyum mengejek, "Bukankah kau juga tega membunuh anak buah mu sendiri? Raja~" lalu ia pun tertawa setelah mengatakannya.

Sano mendengus kasar dan benar-benar merasa direndahkan oleh bawahannya sendiri. Sementara Wonjung yang berada disampingnya, menatap Jayden dengan sedih.

Jayden hanya bisa berpura-pura memihak pada Heesa, demi keselamatan dirinya sendiri. Ia hanya bisa menunduk tak berani menatap Sano dan Wonjung yang ia hormati bersimpuh ditanah.

Heesa lalu mengunci pintu sel tahanan, "Mulai sekarang, aku yang akan menjadi raja baru Nhyp Kingdom." Ucapnya dengan penuh percaya diri yang membuat Sano ingin muntah.

Heesa lalu pergi berjalan meninggalkan mereka, sementara Jayden berbicara sedikit pada Sano dan Wonjung.

"Cepat atau lambat, aku akan menyelamatkan kalian," ujarnya lalu ia berjalan dibelakang mengikuti Heesa.

Sano menatap Wonjung dengan ekspresi kesal, "Dan kau percaya jika dia akan menyelamatkan kita setelah ia bersekutu dengan Heesa?"

Wonjung mengangguk pelan, "Percayalah, dia tak pernah bohong yang mulia,"

Sano memutar bola matanya malas dan berakhir hanya bisa melihat sel tahanan yang tak punya apa-apa selain lantainya tanah dan sel-nya adalah kayu bambu.

"Sekarang, kita harus apa?"

DARK BLOODTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang