Sekolah pun berakhir, (Name) di antar pulang oleh sahabatnya, Heizou. Mereka sudah saling dekat saat memasuki jenjang SMA. Tetapi, sepertinya salah satu dari mereka ada yang menyimpan sebuah rasa.
Sebelum mereka sampai ke rumah (Name), Heizou mengajak (Name) untuk ke kafe yang tak jauh dari sekolah mereka berdua. (Name) mengiyakan ajakan Heizou.
Sesampainya di kafe, mereka berdua duduk di meja kafe yang posisinya dekat dengan jendela besar kafe. Keduanya pun melihat menu kafe.
Tak lama kemudian, ada seorang karyawan kafe datang menghampiri meja mereka berdua. "Mau pesan apa, Mbak, Mas?" Tanyanya.
Heizou menatap ke arah (Name). "Jadi, (Name), mau pesen ap-"
"Piscok!" Jawab (Name) antusias saat melihat ada tulisan 'Pisang Coklat' tertera di buku menu.
Heizou terkekeh. "Oke oke. Kalo minumnya?" Tanya Heizou.
(Name) kembali melihat ke buku menu. "Maybe.. Melon squash aja deh" Jawab (Name).
Heizou mengangguk. Dia pun menyebutkan makanan yang akan ia pesan kepada karyawan tersebut. Karyawannya menulis pesanan dari keduanya.
"Ada lagi?" Tanya Karyawan tersebut dan di balas gelengan kepala oleh keduanya.
"Baiklah, pesanan akan di buatkan. Silahkan menunggu sejenak" Ujar karyawan tersebut, kemudian pergi.
Heizou menaruh dagunya di tangannya sebagai tumpuan. "Sepupu kamu nanti sekolah di sekolah kita?" Tanya Heizou.
(Name) mengangguk. "Di suruh orang tuanya, hehe" Jawab (Name), berbohong.
Heizou mengangguk paham. Heizou mengalihkan tatapannya ke arah luar jendela kafe di samping mereka yang besar.
Langit senja yang begitu indah. Langit berwarna oranye, suasana kota yang ramai karena orang orang dan berbagai kendaraan berlalu lalang.
"Langit senjanya cantik yah, (Name). Sama kayak kamu waktu senyum" Ucap Heizou.
(Name) diam mematung, mencerna ucapan Heizou kepadanya. Wajahnya terasa memanas, jantungnya berdebar debar.
"A-aku? Seriusan?!" Batinnya.
Heizou beralih menatap (Name). Matanya sedikit membulat saat melihat (Name) yang wajahnya memerah.
"(Name)? Kamu demam? Muka kamu merah" Ucap Heizou sambil mendekat ke (Name), lalu ia tempelkan tangannya di dahi (Name).
Mata (Name) terbelalak saat Heizou sangat dekat dengannya. "A-aku nggak demam kok" Jawab (Name) gugup.
Heizou berhenti menempelkan tangannya di dahi (Name). "Tapi wajah kamu merah lho" Ucap Heizou.
Wajah (Name) semakin memerah. Dia tutupi wajahnya dengan kedua tangannya. "N-nggak kok"
Heizou hanya diam, kemudian tersenyum. Melihat (Name) seperti itu rasanya sangat menggemaskan bagi Heizou.
Tak berselang lama, pesanan mereka datang. Mereka berdua pun menikmati makanan mereka masing masing.
Di sela sela (Name) memakan makanannya, (Name) berpikir keadaan Scara yang kini di rumahnya. Apakah dia baik baik saja di rumah?
"Tuh anak udah makan belum yak? Apa gue bawain piscok ini ya nanti ke rumah? Trus suruh dia makan ini. Tapi, kalo di pikir pikir, dia kan kucing, emang bisa makan ini? Tapi, dia juga manusia, gimana ya?" Batin (Name).
Heizou yang melihat keanehan dari (Name) pun akhirnya bertanya. "Kenapa (Name)?" Tanya Heizou.
Lamunan (Name) buyar. "O-oh! Ini, aku kepikiran pengen pesen Piscok lagi buat di bawa ke rumah"
KAMU SEDANG MEMBACA
!Cat Boy¡ [Scaramouche]
Fanfiction!Warn! 18+/21+ (Fullname), siswi SMA yang hidup sendiri di sebuah kontrakan agar dekat dengan sekolahnya. Ia tinggal di kontrakan karena kehendaknya sendiri, dan orang tuanya hanya mengiyakannya walau agak khawatir karena (Name) tinggal sendirian. ...