Chapter 01

20 1 0
                                    


🌼🌼🌼

'Ceritanya selesai, namun tidak untuk saksi'

•••


Banyuwangi, 10 juli 1995

Suara gemercik air hujan yang perlahan meluruh, mulai membasahi ibu kota Banyuwangi. Membuat, siang ini makin lengkap berkalut mendung yang menyertai.

Ku langkahkan kaki ini menuju halte yang jaraknya tak jauh dari sekolah. Tepatnya, hanya menyeberang dari depan gerbang sekolah ku, 'SMP 1 BANYUWANGI'.

Ikut serta dengan yang lain. Sembari menepi dari hujan yang mulai deras sejak pukul 11.27 tadi. Tak lama, ku rogoh saku rok abu-abu ku, untuk ambil benda pipih yang tadi sengaja ku kantongi, karna takut terkena basah air hujan.

|Mel, Abang lagi ga bisa jemput, gimana ni?|

|Iya, Abang. Gapapa. Melody bisa naik ojol kok^^|

|Abang yang pesenin, mau? Biar Abang ga khawatir;)|

|Bolee, makasi ya Bang Esta♡|

|Take care ya, mel😊, be cherfull|

|Makasiii Abangkuuuu🫶🏻🫶🏻|

Kututup kembali benda pipih yang ku gunakan untuk sekadar bertukar kabar dengan Abang Esta. Ku edarkan pandangan ke setiap inci jalan raya yang mulai sepi pengendara karna hujan makin lebat.

Tak sampai 15 menit, Mang Ojol yang Bang Esta pesan sudah sampai di tempat. Segera mungkin Aku bergerak cepat menghampiri Mang Ojol yang terlihat sedang bertanya pada wanita paruh baya.

"Mang, nyari yang namanya, Melody 'kah?"

"Oh, iya neng. Benar."

"Dengan saya sendiri, Mang" Sahutku.

"Oh, mari neng, silakan di pakai dulu jas hujan nya biar ga kehujanan"

Mang ojol segera mwnyerahkan 1 set jas hujan berwarna biru untuk ke kenakan. Tak butuh lama, Mang Ojol mulai melajukan motornya perlahan.

Tak terasa, 20 menit telah berlalu. Motor yang Mang Ojol lajukan, hampir sampai di depan gang rumah ku. Mungkin, karna terlalu banyak mengamati pemandangan sekitar saat di jalan tadi, sampai lupa bahwa sudah hampir beberapa meter yang tersisa dari jarak kami untuk berhenti di tempat tujuan.

"Mang, tadi sudah di bayar 'kah?" Tanya ku, sambil melepaskan jas hujan yang tadi Mang Ojol berikan untuk ku pakai.

"Sudah kok, neng"

"Terimakasih banyak ya, Mang. Hati-hati di jalan"

"Iya. Kalau begitu, saya pamit undur diri dulu ya, neng. Mau narik orderan"

"Iya, hati-hati, Mang. Semoga lancar rezekinya" sahutku, sambil tersenyum.

"Mari, neng" pamit Mang Ojol yang segera memutar balik kan motornya.

•••

Ku buka perlahan pintu rumah.

"Melody... Sayang.. udah pulang nak?"

Sambutan Bunda yang hangat, berhasil membuat ku, menyunggingkan senyum tipis.

"Iya, Bun, tadi Abang bilang, dia sibuk ga bisa jemput"

"Terus, tadi naik apa? Ojek online?" Tanya bunda yang menyelipkan rasa khawatir.

"Iya, tapi sekarang, Melody udah sampai dengan selamat 'kan?"

"Lain kali, kalau Abang ga bisa jemput, tolong kabari Bunda ya? Bunda khawatir kalau kamu pulang tanpa siapa-siapa.."

"Iya, Melody juga kan udah besar, bisa jaga diri kok.."

"Oh, Iya. Ka Rain gimana? udah ada kabar mau pulang ke Banyuwangi?" Tanya ku, menambahkan.

"Masih ga ada kejelasan, katanya masih ada kerjaan di Paris, mungkin katanya baru dapat tiket pesawat minggu depan"

"Yaudah, kalau gitu, Melody mau pergi mandi dulu ya, Bund." pamitku.

"Oh ya, setelah itu nanti turun ke bawah ya untuk makan."

Ku acungkan jempol, sambil membalik kan badan. Segera, ku naiki anak tangga satu persatu. Setelah sampai depan pintu kamar, segera ku buka pintu dan masuk.

Ku letak kan, satu per satu atribut sekolah yang ku pakai tadi. Dan mulai memasuki kamar mandi. 'Mungkin, mandi air hangat di bathup, akan lebih memberi relaxi untuk melepas lelah' batinku.

20 menit berlalu.

segera ku cari Bunda di ruang dapur.

"Bunda.."

"Kemari, Bunda sudah menunggu mu, mel"

Berjalan menuju sumber suara.

"Woo- oww.. ayam bakar semanggi!" Mata ku berbinar, melihat makanan yang tersaji.

Jelas itu adalah menu favorit ku dari semua masakan yang Bunda buat. Sebenarnya masakan Bunda, adalah makanan yang tidak memiliki saing, tapi menurut ku, tingkat paling 'on top' yaitu, Ayam Bakar Semanggi.

•••

Malam semakin larut. Namun, mata ini masih enggan terpejam. Sebenarnya apa penyebab seperti ini? 'Pikirku'. Sekelebat bayangan anak baru, yang baru saja masuk ke kelas ku, kembali mengahampiri.

Iya. anehnya, bayangan bahu tegap itu sangat melekat saat ia memberikan sebuah payung, saat aku hendak menyeberang jalan menuju halte tanpa memakai alat untuk melindungi diri dari hujan.

Tapi, entahlah. Bahkan, saat ku panggil untuk sekadar berterimakasih saja, ia enggan menoleh. Padahal, aku sudah berteriak sangat kencang, menurutku.

Mungkin, besok bisa untuk mengucapkan sekadar 'terimakasih', saat mengembalikan payung nya. Rasanya, sangat mengganggu fikiran ku. Padahal, jelas-jelas, aku tidak mengenalnya. Anggap saja, Dia 'Pahlawan kesiangan' yang tidak sengaja bertemu.

Jarum jam menunjukkan pukul 23.04pm. Sepertinya, mata ku mulai menemui titik bawah saudaranya untuk mulai memasuki mimpi. Ku tutup buku fisika yang sedari tadi ku buka, namun tak ada satu pun paragraf yang ku baca.

Ku rapikan buku pelajaran sesuai jadwal besok. Setelahnya, segera ku masuki kamar mandi, untuk sekadar MCK. Karna pada dasarnya, sudah menjadi kebiasaan yang Bunda ajarkan sejak kami masih kecil, sebelum pergi ke tempat tidur untuk membersihkan diri.

Baiklah, mari kita mulai pejam kan mata. Tak lupa ku pakai penutup mata, yang kurasa menambah kesan yang bagus untuk mulai menjejaki alam mimpi. Itu hanya pikiran ku saja sih.

Halllowwww!!! Aku kembali!!!
Ini waktunya Indonesia bagian halu!!

Jangan lupa untuk vote, komment positifnya ya Man teman!!! Author sangat berterimakasih untuk para readers yang sudah mau mampir ke sini!!!

Maaf jika banyak salah, karna masih newbie😊😊😊😊😊🫶🏻🫶🏻🫶🏻

Happy reading!!

Atma SenantaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang