Dan sore itu Akena mengantar Adela pulang sampai ke rumahnya "Mengenai tetangga kamu itu, jangan terlalu di pikirkan, semua pasti akan baik-baik saja" ucap Akena
"Ya. Kalau begitu aku masuk dulu ya" jawab Adela yang masih terlihat sedih
"Oke... " Akena
Kemudian Adela masuk ke dalam rumahnya dan mendapati Kakak perempuannya yang sedang duduk santai sambil bermain hp "Ayah dan Bunda dalam perjalanan pulang ke rumah" kata Adinda
Adela hanya diam dan berjalan menuju kamarnya "Adela!" panggil Adinda tegas
Mendengar Adinda yang nada bicaranya sedikit meninggi, Adela menghentikan langkah kakinya dan melihatnya.
"Hei, laki-laki yang pernah datang ke sini seminggu yang lalu ternyata beneran pacar kamu ya?" Adinda
"Ya... " jawab Adela
"Aku baru saja tahu kalo dia itu cowok yang" Adinda
"Sange dan suka main cewek. Ya aku tahu kok" kata Adela memotong ucapan Kakaknya
Kakaknya tercengang
"Lalu kenapa kau mau berpacaran dengan dia?" tanya Adinda yang mulai serius
Adela tidak tahu apa yang dia rasakan saat ini. Sebenarnya aku tidak mau ini terjadi tapi demi keselamatan temanku aku harus melakukannya. Selagi dia tidak melakukan hal buruk padaku itu tidak masalah sih... Ya keluargaku juga sudah pasti akan menentang hubungan kami sih.
"Kau bertanya kenapa aku mau berpacaran dengan dia kan? Karena dia unik... Dan juga keren, ganteng, berotot dan semuanya sangat menarik" kata Adela
Tiba-tiba Adela tersadar. Ia mendadak terkejut kenapa dirinya mengatakan hal yang sangat aneh untuk menjawab pertanyaan kakaknya yaampun apa yang sudah aku katakan?
"Unik dari mananya? Dia cuma menang gantengnya saja la..." Adinda
"Kak... "Adela
"La... Dia tuh cowok yang sangat berbahaya. Kamu harus mengakhiri hubunganmu dengannya sebelum Ayah dan Bunda sampai di rumah!" Adinda menyakinkan adiknya.
Adela hanya diam
"La... Kau pasti sudah kena pelet cintanya Akena" kata Adinda
Setelah itu Adela meninggalkan Kakaknya, sesampai di kamar, Adela mengunci pintunya. "Apa yang sudah aku lakukan? Apa yang terjadi padaku... " tanya Adela keheranan dengan perasaannya. Ia merasakan getaran emosi yang kuat setiap kali memikirkan Akena—keberanian dan ketampanannya, serta daya tarik magnetis yang sepertinya mempengaruhinya secara mendalam. Setiap kenangan atau pikiran tentang Akena membuat jantungnya berdetak lebih cepat dan menambah rasa penasaran yang membara dalam dirinya. Adela merasa terjebak dalam perasaan cinta yang tiba-tiba dan kuat, sesuatu yang membuatnya sulit untuk berpikir jernih dan mengontrol emosinya. Pertanyaan-pertanyaan tentang apa yang sebenarnya terjadi pada dirinya mengisi pikirannya, menciptakan kebingungan dan ketidakpastian yang mendalam.
Adela mengambil hp nya dan mulai menelfon seseorang
"Bisakah kau datang ke rumahku sekarang Mei? Syukurlah... Nanti kau langsung pergi ke kamarku saja ya Mei... Oke... Ya baiklah aku tunggu" kata Adela
10 menit kemudian teman Adela bernama Mei datang ke kamarnya
"Adela..." kata Mei dengan sangat khawatir
"Mei..." kata Adela
Adela nangis-nangis memeluk Mei.
Mei adalah teman masa kecil Adela yang mempunyai bakat spiritual yang di wariskan oleh Ibunya.