001. Kita Menikah

3 0 0
                                    

Hal yang paling Aku nantikan akhirnya tiba. Namun aku tidak tau, bukankah seharusnya aku gembira karenanya? Tapi ini tidak seperti dalam bayanganku silam, karena rasanya beberapa waktu ini tidak ada yang benar-benar nyata. Aku hanya merasa hampa. Tidak ada yang ku nanti, ku kejar, atau ingin ku capai. Hal-hal yang sering kulakukan atau bahkan sudah menjadi kebiasaan ku sekarang adalah tetap bersyukur di pagi hari ketika aku terbangun walaupun aku tidak tau harus menjalani hari yang bagaimana. Biasanya tetap aku jalani seperti hari sebelumnya, sebelumnya, dan sebelumnya, tetap mencoba bertahan hidup meskipun aku tidak tau untuk alasan apa.

Jika kau lihat aku seperti termenung, ketahuilah otak ku tak pernah sunyi, akan selalu ada pertanyaan atau pernyataan dalam sepersekian detik nya. Walaupun kedua indra penglihatan ku seperti tidak menuju arah manapun, kewarasan ku tetap berada di sini. Entah ini berkah atau tidak, tapi beginilah diriku. Sudah aku terima dan nyaman dengan begini.

Aku masih bisa tertidur lelap di malam sebelum kita disatukan dalam sumpah yang mengikat kehidupan kita. Aku tak tau apakah kamu juga begitu. Ataukah kamu lebih gelisah dan dan bermimpi buruk? Semoga tidak ya, aku ingin kamu melaksanakan hal yang sudah kau janjikan.

••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••

Pagi itu, bulan dan bintang masih terlihat jelas, matahari pun baru menunjukkan sedikit sinar kemerahan. Udara segar khas persawahan menemani ku merias diri demi kelancaran hari ini. Seketika, kamar kosong ini ramai dan dipenuhi manusia yang asing bagiku, tapi tidak denganmu. Semuanya sibuk untuk mempersiapkan aku dan dirimu sebagai tokoh utama hari ini. Hal yang sangat jarang terjadi padaku dan padamu.

Aku tak tau sekarang emosi seperti apa yang sedang ku alami, ataukah ini perasaan flat tanpa emosi? Ntahlah, namun setelah mendapati frekuensi vocal mu yang khas suku mu dan sedikit berat, kehampaan itu berubah menjadi tenang.

Aku tak menyangka aku akan serasi disandingkan dengan dirimu mengenakan baju adat ini. Warnanya juga tidak terlihat buruk untuk diriku, bahkan untuk mu malahan menambah kesan maskulin yang gagah. kejadiannya agak seperti bayanganku namun dengan tema yang berbeda, kurang lebih secara garis besar masih mirip lah.

"Puspa... cantik ya "
pujian pertama mu untuk diriku disertai tolehan kepala menghadap ku sambil tersenyum. Aku hanya mengangguk kecil sambil tersenyum tipis membalas pujian mu. Sulit bagiku menemukan kata-kata yang pantas untuk ku ucapkan sebagai balasan yang setara dengan pujian mu.

Kita duduk di tengah ruangan megah dan dingin berwarna putih, di kelilingi saudara mu dan teman temanku. Kita duduk di lantai bersampingan berjarak sejengkal dengan selendang kain putih tipis di atas kedua kepala kita. Kita sadar hal ini adalah sakral dan tidak diinginkan untuk diulang lagi dikemudian hari, sehingga yang muncul adalah wajah serius, sebagai tanda kesadaran kita.

Tuan itu kemudian membacakan doa-doa, dilanjutkan dengan sedikit kalimat wejangan mengenai pernikahan, berharap untuk bekal tambahan kita mengarungi chapter kehidupan baru. Dengan suara yang besar dan jelas, Ia memberikan kamu pertanyaan mengenai status hubungan kita, jumlah serta bentuk mas kawin yang akan kamu serahkan kepada aku sebagai mempelai perempuan dan beberapa hal lainnya.

"Saya nikahkan dan saya kawinkan engkau saudara Denial Azzalam bin Almarhum Dimas Azalam dengan Puspa Tiara Juita dengan maskawinnya berupa cincin emas 3 gram, kalung emas 2 gram dan seperangkat alat sholat, tunai."

" Saya terima nikahnya dan kawinnya Puspa Tiara Juita binti almarhum Herianta Juwira dengan mas kawinnya yang tersebut, tunai."

Kelima saksi dan seluruh yang berada di dalam ruangan itu bersorak mengatakan SAH dengan semangat dan bahagia. Semua terlihat tersenyum bahagia setelah mendengar kalimat itu terucap dan di sah kan.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 03, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Kepingan Puzzle TiaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang