BAB 1: BALAPAN

226 29 11
                                    

Assalamualaikum teman-teman!
Buat kalian yang baru baca jangan lupa klik bintang! Dan juga Follow.

Aku masih penulis amatir yang membutuhkan kritik maupun saran dari kalian. Dan setiap ada kalimat yang salah atau kurang baik di baca silahkan komen aja atau bisa bilang ke aku dari komen atau dm.

Seorang penulis sangat amat membutuhkan pembaca setia, bukan pembaca yang hanya membaca sesaat ending saja.



"Jadilah pribadi yang menantang masa depan, bukan pengecut yang aman di zona nyaman."

~Afan Ganeswara

~Afan Ganeswara

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

~~

Brumm... Brumm...

Segerombolan motor sport berdatangan memenuhi jalanan yang luas itu, semua pasang mata yang sudah berada di lokasi, menoleh dan menatap segerombolan laki laki yang mereka kenali. "Hari ini Galen datang?" ucap salah satu seorang laki laki yang ada disana.

"iya, dia ikut tanding gak malam ini?" sahut laki laki satu lagi

"kayaknya enggak deh, mereka gak bakal balapan kalau gak ada yang nantang."

Kembali di perkumpulan laki-laki yang baru datang itu. Mereka satu per satu mulai memarkirkan motor dan membuka helm mereka masing -masing. Tepat saat seorang laki-laki membuka helmdan memperlihatkan wajah yang tidak ada ekspresi itu, wajah datar dengan mata yang tajam nan tampan itu, semua mata
nampak terkejut. "Afan?" ucap mereka hampir serentak. tidak jauh berbeda dengan seorang gadis yang sedari tadi ikut memperhatikan sekumpulan laki-laki itu. Mata gadis itu melotot menatap wajah tampan laki-laki yang lebih mencolok dari yang lainnya. "Gak sia sia aku keluar malam ini, cuci matanya gak tanggung tanggung," celetuk salah satu gadis

Afan Ganeswara, siapa yang tidak mengenalnya, keturunan dari tuan Swara yang yang dikenal alim itu. Ya, sifat kedua ayah dan anak itu bertolak belakang, jika sang ayah yang merupakan seorang ahli agama sedangkan anaknya yang merupakan ketua dari geng motor yang cukup disegani.

"Gue akui, pesona Afan emang the best, gue aja suka." celetuk Alvin

"Ooh... pantes lo gak suka cewe, lo suka sesama batang?" ucap Bima dengan eskpresi yang dibuat-buat

"Diam lo kadal air! Gue aduin ke mami." balas Alvin

Di tempat yang masih sama, dengan orang yang berbeda, sekumpul laki-laki yang sempat menghebohkan jalanan kini telah duduk di tempat masing-masing. "Fan, lo mau ikut gak? udah lama lo ga turun ke jalanan," ucap salah satu teman Afan yang bernama Sebasta

Afan, yang mempunya bola mata biru kelautan itu mendongakkan kepalanya. "Lo aja, gue malas." Sahut Afan singkat

Sebasta mengangguk pelan, mengerti dengan apa yang Afan baru katakan. "Hari ini jadwal yang ikut siapa aja?" tanya salah satu teman Afan lagi yang bernama Pandu

Love in the Rainy seasonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang