Hari yang mendebarkan, tapi selalu dinantikan oleh para remaja. Hari pertama masuk SMA. Banyak yang bilang semua kisah di SMA itu selalu indah untuk dikenang. Apa iya?
Semoga aja sih ya...
"Hati-hati kak!"
"Siap bu!"
Masa Orientasi Siswa, dimana semua peserta didik baru diberi petunjuk dari panitia untuk berangkat mengenakan seragam SMP alias putih-biru. Bagi siswa perempuan rambutnya dikepang dua menggunakan pita merah-putih, sedangkan siswa laki-laki menggunakan topi petani.
Jangan lupakan papan nama yang menggantung di leher yang terbuat dari kertas karton, di sana terdapat nama lengkap dan asal sekolah sebelumnya.
"Ribet banget sih!" Gadis setinggi 1,6 meter itu merengek dibawah pohon sambil menghentakkan kedua kakinya.
"Gue kan gak suka dikepang gini! Jadi culun banget idiiih." Tangannya masih sibuk memelintir ujung kepangan rambut yang dibuat ibunya pagi tadi.
Aneh, memang itu yang dirasakan beberapa siswa yang menatapnya.
"Apa lo liat-liat! Colok nih!" Tatapan tajam gadis itu mengenai salah satu pria berkulit tan yang mengenakan dress code mirip dengannya, namun hiasan kepalanya tentu berbeda.
Pria tinggi itu hanya mengedikkan bahunya, kemudian pergi.
Masih pagi, namun ada saja yang membuat gadis itu jengkel.
"Hai bestiiii!" Suara nyaring itu memenuhi gendang telinga beberapa siswa di sana.
"GHEAAA!" Wajah murung itu berubah sumringah dalam satu detik saat melihat teman sebayanya menghampirinya.
Mereka berdua saling berpelukan dibawah pohon rindang.
"Gue kira lo bercanda bakal pindah kesini." Ucapnya sambil mendengus pelan.
"Biasanya lo kan suka ngibul." Sambung gadis itu.
Ghea memutar bola matanya malas, "bersyukur Ray, akhirnya gue balik ke Bandung tercinta." Ujarnya sambil menampilkan deretan gigi putihnya.
Naraya, gadis itu tersenyum kembali, "iya iyaa, lo masih tinggal di rumah lama kan?"
Lawan bicaranya mengangguk semangat, "gaslah pulsek main!"
Selang beberapa waktu saat mereka berbincang, ada salah satu panitia MOS yang menghampiri mereka.
"Ghea dan Naraya ya?"
Kedua remaja itu pun mengangguk kemudian saling menatap. Ghea mengangkat satu alisnya, sedangkan Naraya mengedikkan bahunya.
"Udah udah, jangan main kode-kodean. Kalian dari tadi dicariin, taunya ada disini. Cepat kembali ke lapangan!"
Ghea dan Naraya masih mematung ditempat, hal itu membuat si panitia sedikit kesal. "CEPAT!"
Akhirnya kedua gadis itu berlari bersama menuju lapangan.
Hingga saat mereka tiba di lapangan, barisan sudah sangat siap untuk melaksanakan upacara pembukaan MOS.
"Jiiir, udah rame." Sambil melirik kesamping, Naraya mencolek lengan Ghea.
Ghea pun berjalan masuk barisan meninggalkan Naraya yang masih berdiri di sana. Hal itu membuat Naraya menjadi pusat perhatian para siswa MOS dari sisi kiri barisan.
Sambil merutuki Ghea dalam hati, perlahan Naraya berlari menuju barisan belakang dengan cengiran tanpa dosanya. Tentunya disaksikan oleh banyak pasang mata di sana.
Saat sampai dibarisan belakang, Naraya langsung menginjak punggung kaki kiri Ghea.
"Anjing!"
Pekikan tertahan itu membuat sedikit kegaduhan dibarisan belakang, dan membuat beberapa siswa menatap heran kedua gadis itu.
Ghea yang tengah menahan sakit di kakinya sambil meringis langsung mengangkat paksa kaki kirinya yang tengah diinjak Naraya.
Tentunya membuat tubuh Naraya tak seimbang, lalu akhirnya jatuh ke pelukan seorang pangeran.
Ah bukan pangeran, dia salah satu murid MOS yang berada di sisi kanan barisan Naraya.
Kurang lebih seperti adegan di sinetron yang saling menatap beberapa saat, dan lagi-lagi menambah kegaduhan dibarisan itu.
"E-eh, maap maap." Sambil berdiri menyeimbangkan tubuhnya dibantu oleh pria itu, Naraya menepuk-nepuk lengan kemeja OSIS nya, padahal kan gak kotor :)
Naraya salting, kiw.
"Elu sih!" Kali ini Naraya semakin sebal pada Ghea.
Tanpa Naraya sadari, ada panitia yang berjaga di belakangnya, "kalo kamu masih berisik, pindah barisan paling depan sekarang!"
Akhirnya upacara pembukaan MOS berjalan dengan lancar, walau diawali dengan kekacauan yang tak disengaja.
N
A
R
A
Y
Y
A
N
Gimana gaiiis?
Jangan lupa vote dan komen yaaa😗😙
KAMU SEDANG MEMBACA
NARAYYAN [SERENDIPITY]
Teen FictionMenceritakan kisah sepasang remaja yang saling menuntut kesempurnaan namun tak ada ikatan diantara mereka. Naraya yang keras kepala, sedangkan Rayyan yang selalu memiliki keputusan sendiri. Adakah perasaan diantara mereka? Siapa yang akhirnya akan m...